Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengingatkan kondisi Jakarta tidak aman dari risiko penularan Covid-19 di masa pandemi ini. Sebab kurva kasus Covid-19 tidak menunjukkan tren penurunan, melainkan fluktuatif.
"Saya katakan Jakarta tidak aman dan tren penurunannya tidak konstan, dia naik turun, bukan tren turun," kata dia saat dihubungi, Senin, 23 November 2020.
Kasus harian Covid-19 Jakarta pada masa PSBB Transisi ini terus bertambah. Penambahan kasus baru tembus lagi seribu per hari. Bahkan, pemerintah DKI Jakarta mencatat tambahan 1.579 orang positif corona pada 21 November. Angka ini tertinggi selama pandemi.
Dicky menilai kapasitas tes dan pelacakan pemerintah DKI belum optimal, sehingga kurva Covid-19 di Ibu Kota belum memperlihatkan tren menurun. Upaya jaga jarak atau physical distancing di Ibu Kota juga tak berjalan optimal.
Menurut dia, prinsip 3M ini tidak optimal bukan hanya di Jakarta, tapi juga Bodetabek. Dia berujar kasus Covid-19 di daerah penyangga Jakarta termasuk tinggi dan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
"Belum optimalnya strategi 3T dan 3M juga akan semakin menambah beban besar kita dalam melandaikan kurva ini," ucap dia.
Baca juga: Anies Baswedan Sebut Kepatuhan 3M di Jakarta Menurun
Untuk itulah, pemerintah harus meningkatkan strategi mengendalikan penularan Covid-19 di masa pandemi ini. Menurut pakar epidemiologi itu pengendalian seharusnya tak hanya berjalan di Jakarta, melainkan juga wilayah lain se-Jawa secara sinergis, setara, dan merata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini