Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar membuka Festival Golok Cakung Harmoni di kawasan Kanal Banjir Timur (KBT), Jl. Raya Pulogebang RW 3 Pulogebang, Cakung. Kegiatan ini digagas oleh Sanggar Bedok Latih dengan menampilkan parade pencak silat kolosal dari 100 perguruan pencak silat di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mari kita lestarikan dan kembangkan agar generasi muda mencintai sejarah dan budayanya dengan cara seperti ini (Festival Golok Cakung). Kegiatan ini sangat positif dan baik untuk masyarakat,” kata Anwar dalam keterangan tertulis, Sabtu, 6 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Atraksi bela diri tangan kosong dan penggunaan golok, clurit, trisula hingga toya meramaikan Festival Golok Cakung Harmoni. Tidak hanya itu, festival juga dimeriahkan dengan bazar Usaha Kecil Menengah (UKM) yang diikuti 14 Jakpreneur binaan Sudin Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil Menengah (PPKUKM) Jakarta Timur.
“Yang menarik, sejumlah golok peninggalan nenek moyang yang berusia sekitar 300 tahun hingga 700 tahun juga dipamerkan di sana. Festival ini sangat menarik perhatian pengunjung yang ingin melihat lebih dekat dengan golok bersejarah tersebut,” ujar dia.
Anwar mengatakan, Festival Golok Cakung Harmoni merupakan salah satu nilai sejarah yang sangat tinggi dan harus dihargai, serta dipelajari dan diketoktularkan pada yang lain. Utamanya, oleh para generasi muda.
Golok Cakung masuk benda warisan budaya
Ketua Sanggar Bedok Latih, Agus Sahadat mengatakan bahwa saat ini di wilayah Cakung terdapat tujuh Golok Cakung yang sudah dicatat sebagai benda bersejarah warisan budaya bangsa. “Sesuai Surat Keputusan Gubernur DKI No. 91/2022 tentang Penetapan Golok Cakung I-VII sebagai Benda Cagar Budaya,” katanya.
Golok Cakung merupakan salah satu senjata tradisional yang memiliki nilai budaya sebagai simbol perjuangan bangsa Indonesia, terutama etnis Betawi dalam melawan penjajahan.
“Kami ingin agar masyarakat lebih mengenal Golok Cakung. Sebuah warisan budaya yang harus dilestarikan. Apalagi Golok Cakung ini sudah ditetapkan sebagai benda Cagar Budaya yang ada di Jakarta,” ujar Agus.
Menurutnya, Golok Cakung yang dipamerkan ini sangat unik. Sebab, dibuat dengan kandungan batu meteor, uranium, titanium, dan besi yang tidak terdapat di golok-golok lainnya. Ini terlihat dari hasil laboratorium di Balai Konservasi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.
Bahan gagang golok, kata dia, juga bervariasi. Ada yang terbuat dari kayu nogosari dan tanduk kerbau bule dan tanduk kijang. Ciri khas bentuknya adalah menyerupai kaki Kijang. Panjang golok rata-rata sekira 40 sentimeter.