Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Skandal Boeing dan Tragedi Lion Air

Dokumenter The Downfall: The Case Against Boeing mengungkap hasil investigasi The Wall Street Journal atas jatuhnya dua pesawat Boeing 737 MAX dalam waktu berdekatan.

5 Maret 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Film dokumenter The Downfall mengupas penyebab kecelakaan dua pesawat Boeing 737 MAX

  • Boeing dituding sengaja menutupi penyebab dua kecelakaan pesawat di Indonesia dan Ethiopia

  • Sistem baru MCAS sempat dirahasiakan Boeing pada pilot

IF it ain’t Boeing, I ain’t going. Slogan ikonik itu sempat menempel pada perusahaan aviasi yang didirikan di Seattle, Amerika Serikat, pada 1916 tersebut. Sekian lama Boeing menancap di pikiran warga global sebagai produsen pesawat terbang canggih yang mengutamakan keselamatan. Sampai kemudian, satu per satu persoalan mulai menggerogoti perusahaan ini. Termasuk dua kasus kecelakaan pesawat terbang anyar mereka, Boeing 737 MAX, dalam selang waktu enam bulan.

Pada Oktober 2018, pesawat Lion Air JT-610 jatuh di Laut Jawa tak lama setelah lepas landas. Tak satu pun dari 189 orang dalam penerbangan rute Jakarta-Pangkal Pinang tersebut yang selamat. Maret tahun berikutnya, tipe pesawat yang sama juga jatuh di Addis Ababa, ibu kota Ethiopia. Di Addis Ababa, kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines ET-302 itu menewaskan 157 orang. Dua tragedi tersebut melentikkan pertanyaan, betulkah kecelakaan terjadi karena kesalahan manusia? Ataukah, mungkin, desain dan teknologi baru dalam pesawat itu penyebabnya?

Investigasi atas dua kecelakaan itu dilakukan wartawan Andy Pasztor saat masih bekerja untuk The Wall Street Journal. Temuan-temuan Andy ditampilkan dalam film dokumenter The Downfall: The Case Against Boeing yang tayang di layanan streaming Netflix sejak 18 Februari lalu. Sutradara Rory Kennedy memadukan wawancara, kesaksian narasumber, video ilustrasi, serta footage untuk mengurai persoalan yang terjadi di tubuh Boeing.

Film dibuka dengan kecelakaan Lion di Laut Jawa, yang sempat diduga penyebabnya adalah kelalaian pilot. Kru pesawat Indonesia juga dituding tak paham cara penanganan dalam situasi krisis di udara. Namun, dari penelusurannya, Andy Pasztor mendapati kemungkinan baru: pesawat itu bisa jadi jatuh karena pilot belum mampu beradaptasi dengan fitur terbaru 737 MAX, Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Downfall. Netflix

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bukannya mengenalkan teknologi ini kepada para pilot, fitur itu justru ditutupi oleh Boeing. Sebab, keberadaan fitur itu tak sejurus dengan “dagangan” Boeing kepada para pembeli pesawat anyar mereka, yang senang karena tak perlu memberi porsi latihan untuk para pilot. Padahal fitur MCAS bisa berisiko fatal bila tak dikendalikan dengan baik. Teknologi ini memungkinkan sensor pada tekanan di luar pesawat, yang direspons dengan penyesuaian derajat hidung pesawat, agar stabil.

Dengan alur maju-mundur, serta potongan adegan yang merangkai cerita utuh, terkuak di Downfall bahwa sikap abai Boeing adalah dampak panjang dari sejumlah hal. Hal itu adalah persaingan industri penerbangan, salah asuhan dan kebijakan manajemen, serta strategi bisnis untuk mengimbangi kompetitor seperti Airbus. Itu membuat Boeing merahasiakan MCAS dari Federal Aviation Administration (FAA), yang mengatur regulator penerbangan sipil.



Fakta yang terungkap dalam Downfall secara langsung mengusik anggapan bahwa sarana transportasi udara sejauh ini adalah yang ternyaman. Informasi yang termaktub dalam dokumen-dokumen Boeing justru menunjukkan hal sebaliknya. Itu memicu kegeraman penyelidik dan warga, karena secara langsung menunjukkan bahwa orientasi perusahaan ini tak lagi ke keselamatan konsumen, melainkan keuntungan semata.

Kalimat dari para narasumber di dokumenter ini juga gamblang menggambarkan kondisi internal perusahaan Boeing yang berubah sejak 1997 saat merger dengan McDonnell-Douglas. Kru dan teknisi tak sebebas dulu lagi dalam menyampaikan kritik dan masukan. Jika ada yang nekat melapor atau mengajukan kritik, mereka bakal disingkirkan oleh Boeing. Budaya diam dan menyembunyikan sesuatu inilah yang langgeng, hingga terbawa dalam kasus MCAS dan jatuhnya Boeing 737 MAX.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Isma Savitri

Isma Savitri

Setelah bergabung di Tempo pada 2010, lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro ini meliput isu hukum selama empat tahun. Berikutnya, ia banyak menulis isu pemberdayaan sosial dan gender di majalah Tempo English, dan kini sebagai Redaktur Seni di majalah Tempo, yang banyak mengulas film dan kesenian. Pemenang Lomba Kritik Film Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019 dan Lomba Penulisan BPJS Kesehatan 2013.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus