Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar hukum, juga politikus, Yusril Ihza Mahendra, menjadi saksi meringankan untuk Ketua KPK non aktif Firli Bahuri. Seperti diketahui, Firli kini menjadi tersangka pemerasan dan menerima gratifikasi, serta mungkin bertambah untuk kasus pencucian uang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ditambahkannya Yusril menjadi saksi meringankan Firli Bahuri diungkap Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Safri Simanjuntak. “Profesor Yusril Ihza Mahendra,” kata Ade di Polda Metro Jaya pada Kamis, 28 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ade menjelaskan kalau awalnya ada empat saksi meringankan yang diajukan oleh Firli, semua tertuang di berita acara pemeriksaan 1 Desember 2023. “Di mana dua di antaranya telah dilakukan pemeriksaan, satu menilai kesaksian, dan satu meminta penjadwalan ulang,” ujarnya.
Kemudian, Ade menambahkan, Firli mengajukan lagi satu saksi di luar yang tercantum di BAP yakni Yusril Ihza Mahendra yang juga mantan Menteri Hukum dan HAM dalam kabinet Presiden Megawati Sukarnoputri.
Yusril sendiri telah memberi pernyataan tentang Polda Metro Jaya yang dinilainya tidak memiliki cukup bukti untuk membuat Firli Bahuri menjadi tersangka. Menurut Yusril, Polda tergesa-gesa karena dua alat bukti belum terpenuhi dan menyarankan mengeluarkan SP3.
Atas komentarnya itu, Yusril dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena dianggap tendensius dan tidak etis. Kapasitasnya dipertanyakan karena bukan sebagai pengacara Firli. Sebaliknya, sebagai pakar hukum, Yusril juga disebut dapat menyesatkan publik karena pendapatnya sering dijadikan referensi dalam putusan hukum.
“Status tersangka Firli sudah dilakukan praperadilan di PN Jakarta Selatan. Hakim menyatakan penegapan tersangka Firli sah secara hukum,” ucap Ketua Lembaga Transparansi Anggaran dan Anti Korupsi Indonesia atau Lemtaki, Edy Susilo, pelapor.