Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini penggantian oli mobil umumnya dianjurkan oleh pabrikan setiap 6 bulan sekali atau setiap 10.000 km. Namun penggantian oli ini sebaiknya jangan juga terpaku pada interval setiap 6 bulan sekali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL) Brahma Putra Mahayana, penggantian oli mobil ini harus disesuaikan dengan pemakaian kendaraaan. Jika kondisi mobil sering digunakan dengan jarak tempuh yang jauh, sebaiknya penggantian oli dilakukan berdasarkan jarak tempuh 10.000 km, meskipun belum 6 bulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Seiring penambahan jarak tempuh dan waktu pemakaian, ada masanya kualitas oli berkurang. Tentunya ini akan berdampak buruk di masa mendatang bila diacuhkan dan tidak diganti sesuai masa pakainya," kata Brahma dalam siaran pers yang diterima Tempo, Sabtu, 17 September 2022.
Tidak hanya jarak tempuh dan waktu, ptokan mengganti oli juga harus memperhatikan kondisi jalan yang sering dilalui. Biasanya pemakaian mobil di area yang sering macet tentunya akan berbeda dengan mobil yang jarang terjebak macet.
"Saat terjebak macet, walaupun roda tidak bergulir, tapi mesin tetap bekerja menghasilkan tenaga. Ditambah dengan panasnya jalanan saat siang hari, sering berhenti lama di lampu merah, akan membuat beban kerja mesin jadi semakin berat," ujarnya.
Apabila mobil sering terjebak macet, maka pemilik harus sering-sering mengecek kondisi oli mesin, apalagi jika usia mobil sudah di atas 5 tahun. Pastikan volume oli dalam batas yang cukup dan segera ganti oli apabila sudah lebih dari 2 bulan sejak terakhir kali mengganti oli.
"Jika kondisi volume oli pada dipstick berkurang dari level minimum dan terakhir ganti oli sudah lebih dari dua bulan, ada baiknya segera ganti oli. Jangan hanya sekadar diganti dengan oli yang baru," ucap Brahma.
Penggunaan pelumas pada mobil harus dipastikan sesuai dengan spesifikasi dari pabrikan. Jenis viskositasnya harus sesuai, misalkan pabrikan mengajurkan pelumas 0W-20, maka sebaiknya penggantian pelumas menggunakan viskositas yang sama. Hindari penggunaan oli mineral meskipun harganya lebih murah, karena bisa memberikan efek jangka panjang pada mesin mobil itu sendiri.
Baca juga: Simak 5 Fungsi Oli Mesin Kendaraan, Tak Cuma Sebagai Pelumas
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto