Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Gunung Merapi meluncurkan guguran lava sebanyak 11 kali. Sebanyak 3 kali guguran selama enam jam 19 Mei 2019 pukul 18.00 hingga pukul 24.00 WIB. Sebanyak 8 kali guguran lava terjadi selama enam jam pada 20 Mei 2019 mulai pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tiga kali luncuran sejauh 350 meter hingga 950 meter. Dari CCTV teramati guguran lava 8 kali ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak luncur 450-1500 meter,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( ) Yogyakarta, Hanik Humaida, Senin, 20 Mei 2019.
Meskipun sering terjadi luncuran guguran lava, namun status Gunung Merapi masih pada level II atau Waspada. Jarak luncuran lava itu masih aman bagi masyarakat yang beraktivitas di lereng Merapi.
Jarak aman adalBPPTKG ah 3 kilometer dari puncak gunung yang berada pada 2.968 mdpl (meter di atas laut) itu. Gunung itu berada di empat kabupaten di dua provinsi. Yaitu kabupaten Sleman yang masuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Lalu kabupaten Klaten, Boyolali dan Magelang yang masuk wilayah Jawa Tengah.
Gunung Merapi juga sering teramati mengeluarkan asap sulfatara. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah pada 20 Mei 2019.
“Area dalam radius 3 kilometer dari puncak Merapi agar tidak ada aktivitas manusia. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Merapi,” kata dia.
Menurut Sunarta, salah satu petugas pengamatan Gunung Merapi, aktivitas masyarakat tetap seperti biasa di jarak 3 kilometer dari puncak.
“Informasi aktivitas Merapi bisa diakses melalui website, frekuensi radio 165.075 Mhz. Juga bisa melalui telepon 0274 514180 dan 0274 514192,” kata dia.
Berita lain tentang aktivitas erupsi Gunung Merapi bisa Anda simak di Tempo.co.