Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Halau Dingin di Musim Hujan, Cobalah Makan Sup Ular

Sup ular banyak dicari orang lantaran dipercaya mampu menghangatkan tubuh. Benarkah demikian?

18 September 2021 | 13.13 WIB

Sejumlah ular kobra yang dijual di Pasar Lama Tangerang, Sabtu, 1 Agustus 2020. Daging ular kobra dijual seharga Rp. 60.000 yang dapat diolah dengan cara di goreng crispi atau sate dan dapat dimanfaatkan empedu dan darahnya. TEMPO/Fajar Januarta
Perbesar
Sejumlah ular kobra yang dijual di Pasar Lama Tangerang, Sabtu, 1 Agustus 2020. Daging ular kobra dijual seharga Rp. 60.000 yang dapat diolah dengan cara di goreng crispi atau sate dan dapat dimanfaatkan empedu dan darahnya. TEMPO/Fajar Januarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun tidak lazim, ternyata menu santapan berbahan daging ular cukup beragam ditemui di Indonesia. Sebut saja masakan bernama Patola khas Minahasa, Sulawesi Utara, yang dibuat dari ular piton. Selain bercita rasa lezat, masakan daging ular ternyata juga memiliki segudang manfaat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Salah satu masakan daging ular yang paling mudah dibuat adalah sup ular. Dalam bahasa Kanton, masakan ini disebut dengan nama se geng dan cukup populer dijajakan selama musim dingin di Hong Kong. Biasanya terdiri dari lima jenis daging ular yang direbus bersama bahan-bahan lain seperti tulang babi, ayam dan rempah-rempah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir dari abuelaskitchen.com, selain menggunakan daging, sup ular juga menggunakan tulang ular yang direbus selama berjam-jam bersama ayam, jamur, jahe cincang, daun krisan, serai, dan rempah-rempah lainnya. Sebelum dimasak, daging ular dipotong menjadi potongan tipis. Penampilan daging ular saat matang tidak jauh berbeda dengan daging ayam, akan tetapi daging ular sedikit lebih keras.

Resep sup ular awalnya berasal dari Cina Selatan di Provinsi Guangdong. Hidangan ini telah ada sejak sekitar abad ketiga BCE dan menjadi menu paling mewah yang hanya dapat dinikmati oleh orang kaya. Namun pada akhirnya makanan ini menyebar di seluruh Cina pada tahun 1700-an hingga sekarang.

Saat musim dingin di Cina, masakan ini banyak dicari orang lantaran dipercaya mampu menghangatkan tubuh. Di Indonesia juga banyak ditemukan pasar-pasar yang menjual sup ular, di antaranya pasar Asia Mega Mas di Medan, Sumatera Utara, dan Restoran Naya di Jalan Djundjunan di Bandung, serta masih banyak tempat-tempat lainnya.

Dalam pengobatan Cina, daging ular dikenal sebagai makanan yang dapat membawa hawa panas untuk tubuh atau disebut juga dengan “Yang”, sehingga cocok dikonsumsi untuk mengusir energi “Yin” saat musim dingin. Sup ular juga dipercaya mampu menyembuhkan penyakit seperti radang sendi dan memperlancar sirkulasi darah maupun memperhalus kulit.

Daging ular memang mengandung protein yang diperlukan untuk banyak sistem tubuh termasuk pembangunan otot. Protein dapat menyediakan asam amino yang tidak didapatkan dengan cara lain untuk membangun dinding sel dan untuk mengatur hormon.

Dalam 100 gram daging ular, mengandung 93 kalori, tergantung pada jenis ular. Jumlah tersebut setengah kalori dan sepertiga jumlah lemak yang terdapat pada daging steak sapi. Daging ular memiliki jumlah kalori yang lebih sedikit sehingga ini dapat membantu menjalankan diet bagi mereka yang ingin menurunkan atau menjaga berat badan.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus