Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Halo, Bunda Putri di Sini…

16 September 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kuota menjadi komoditas setelah pemerintah membatasi impor daging dengan alasan swasembada sapi. Para importir beradu lobi. Segala cara dilakukan. Mereka mendekati orang-orang di lingkaran kekuasaan: para makelar, pejabat tinggi kementerian, politikus, juga anak penguasa partai. Non Saputri, alias Bunda Putri, merupakan mata rantai dalam permainan ini.

Luthfi: Waktu di Lembang, saya langsung telepon. Kata Bunda, jangan diberitahukan dulu. Saya takut terlambat, makanya saya telepon langsung karena bakal disepakati sebentar lagi. Supaya jangan terlambat diberi tahu.
Ridwan: Tadi malam Menteri di sini sampai jam satu pagi, katanya. Pernyataannya kan hari Jumat malam. Jumatnya dia di sini sambil ngomongin rapat.

Luthfi: Dia kan decision maker. Itu otoritas dia, sementara yang diminta dia bukan otoritas Bunda. Bunda hanya mengkondisikan orang-orang pengambil keputusan agar keputusannya sesuai apa yang dia mau. Lebih berat pekerjaan dia daripada pekerjaan Menteri. Yang menentukan ya kewenangan dia sendiri.
Ridwan: Iya, ini sampai dibatalin. Harusnya selesai hari ini sama Dipo.

Di Bawah Lindungan Bunda

Pada 28 Januari 2013, sehari sebelum Ahmad Fathanah dan dua petinggi Indoguna, Arya Abdi Effendi dan Juard Effendi, ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi, Ridwan berada di rumah Bunda Putri, Jalan Pondok Indah Nomor 9, Jakarta Selatan. Ia menghubungi Luthfi, kemudian mengoper telepon ke Bunda Putri.

Bunda Putri: Ini lagi ngobrol sama Iwan (sapaan Ridwan). Kalau bangun, bakbuk-bakbuk, jangan Senin. Iwan bisa cover zakat di Istana. Jangankan orang dekat siapa nanti. Ini alternatif saja hilang.
Luthfi: Waktu itu di depan Bunda, memberi tahu segera. Karena prosesnya sudah panjang supaya dihentikan prosesnya, untuk memperjuangkan yang namanya…. Udah hentikan nanti sampe arah yang….

Bunda Putri: Itu kan sahabatnya si manyun.
Luthfi: Siapa? Si Widi itu?

Bunda Putri: Iya, orang dari DPD. Kalau dari DPP sih enggak apa-apa?
Bunda Putri: Sekarang ini… Bunda ini jam 10 ditunggu Dipo, kan. Sebelum dia ke JCC. Katanya, kan, "Bun, jadi nanti kita ketemu sama Mas Bud jam 02.45." Enggak, Bunda di Grand Hyatt saja, supaya enggak ke mana-mana. Nah, kalau sudah begini, malas kita urusin TPA-nya. Nanti kalau Maret ada reshuffle ya sudah saja. Nanti saya ngomong sama Pak Lurah. Bener apa yang kamu bilang tentang Haji Susu itu. Sudah babat saja. Bunda gituin aja. Aman. Bunda disuruh ngurus beliau emang di atas satu orang. Ini di atasnya Fathan.
Luthfi: Bukan, maksud saya dia kan decision maker. Bunda kan mengkondisikan para decision maker. Kerjaan lebih berat mengkondisikan pada decision maker daripada yang pengambil keputusan sendiri.

Peran Mereka

Luthfi Hasan Ishaaq. Diduga menjajakan pengaruhnya guna menentukan jatah kuota impor daging di Kementerian Pertanian. Menteri Pertanian Suswono adalah kader PKS.
Ahmad Fathanah. Diduga perantara suap, penghubung PT Indoguna dengan Luthfi dan Kementerian Pertanian.
Ridwan Hakim. Diduga menjajakan pengaruh ayahnya, Hilmi Aminuddin.
Non Saputri alias Bunda Putri. Diduga penghubung antar-petinggi kementerian.
Elda Devianne alias Bunda. Diduga ikut menjajakan jatah impor daging sapi.


2010

  • Tidak ada kuota, realisasi impor daging 120 ribu ton. PT Indoguna Utama, yang berpengalaman 39 tahun menjadi importir, mendatangkan 14 ribu ton.

    2011

  • Impor dibatasi dengan alasan swasembada sapi. Dengan kuota 50 ribu ton, terealisasi dua kali lipat.

    Januari-Juni

  • Suripto, anggota Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera, membawa Basuki Hariman, pemilik PT Impexindo Pratama dan CV Sumber Laut Perkasa.
  • Bagian Indoguna berkurang drastis. Jatah impor Basuki 9.050 ton, Indoguna 1.160 ton.

    April

  • Ridwan Hakim, anak Ketua Majelis Syura PKS Hilmi Aminuddin, membawa pengusaha Sengman Tjahja ke Kementerian Pertanian. Suripto-Basuki perlahan tergusur.

    Mei

  • Menteri Pertanian Suswono mengaku berjumpa pertama kali dengan Non Saputri alias Bunda Putri pada saat berkunjung ke pabrik pupuk organik milik perempuan itu di Kalimantan Barat.

    Juli-Desember

  • Penambahan kuota. Jatah impor Basuki 20 ribu ton, Indoguna 30 ribu ton.

    2012

  • Alokasi 34 ribu, terealisasi 40 ribu ton, 69 importir. Jatah impor Indoguna 3.550 ton.

    2013

  • Alokasi 32 ribu ton, realisasi belum tercatat, 74 importir.
  • Indoguna mendapat 3.420 ton, Basuki 555 ton.
  • Direncanakan ada tambahan kuota 15 ribu ton, yang akan ditetapkan pada Februari 2013.

    29 Januari

  • Fathanah ditangkap di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, setelah menerima uang dari PT Indoguna Utama.

    30 Januari

  • Diperkirakan sore-malam, Luthfi dan Ridwan datang ke Pondok Indah atas permintaan Bunda Putri untuk menjelaskan penangkapan Fathanah. Mereka bertemu 30 menit, sebelum Luthfi balik ke markas PKS untuk mengikuti sidang pleno. Menurut Ridwan, penangkapan Fathanah tidak berhubungan dengan Menteri ataupun partai. Luthfi ditangkap menjelang tengah malam.
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus