Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PERSAMUHAN di Ruang Bima, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu malam dua pekan lalu itu diisi pembicaraan ngalor-ngidul. Mula-mula para politikus berbicara sesuai dengan topik: pengelolaan minyak dan gas yang tidak melanggar konstitusi. Namun, setengah main, pertemuan empat jam itu melebar ke mana-mana: dari soal suap minyak hingga otonomi daerah. Dari kartel kedelai hingga Joko Widodo.
Dibuka dengan santap malam aneka menu-dendeng balado, capcai goreng, dan sup asparagus-kongko itu dihadiri sekitar 30 aktivis dan politikus. Ini diskusi rutin yang digelar para politikus lintas partai tiap Rabu malam, sekali dalam dua pekan. Didapuk menjadi moderator adalah Icuk Zulkifli, anggota tim sukses Amien Rais pada pemilihan umum presiden 2009. Motor diskusi adalah Amien Rais, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional. Juga hadir: Nur Iskandar S.Q. (Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan), As'ad (mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara), Fuad Bawazier (salah satu Ketua Partai Hanura), Umar Abduh (aktivis Islam), dan Marwan Batubara (mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah). Yang lain adalah sejumlah politikus dari Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan. Pedangdut Rhoma Irama, yang biasanya hadir, malam itu tak tampak.
Digagas sejak awal tahun oleh Amien Rais dan Nur Iskandar, persamuhan Reboan di Bidakara malam itu adalah yang ke-15. Pertemuan sebelumnya diselenggarakan berpindah-pindah. Tuan rumah di pertemuan Bidakara adalah Totok Daryanto, politikus PAN yang juga anggota Komisi Pertambangan Dewan Perwakilan Rakyat.
Pertemuan pertama digelar rumah politikus PAN yang juga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Azwar Abubakar, Januari lalu. Semula hanya beberapa politikus yang hadir. Namun, pada pertemuan berikutnya, pesertanya meluas. "Sudah banyak tokoh PKB yang bergabung," kata Nur Iskandar. Politikus partai Islam lain, seperti Partai Bulan Bintang, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama, mulai berdatangan. Pertemuan pernah pula diselenggarakan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, kediaman Nur Iskandar; di rumah dinas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md., dan di rumah Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso. "Ini forum terbuka. BIN, polisi, wartawan silakan datang," kata Amien Rais.
Nur Iskandar tak menampik jika rangkaian pertemuan ini disebut merupakan bagian dari penjajakan politikus partai Islam untuk bersiap menjelang 2014. "Ya, kalau dimiripkan dengan kaukus partai Islam tahun 1999, miriplah," ujarnya. Ketika itu, tujuh partai menyatukan diri dalam kaukus poros tengah, yang dimotori Amien Rais. Menduduki 166 kursi DPR, kaukus mengungguli koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan partai nasionalis, yang hanya meraih 154 kursi, dan Golkar (120 kursi). Poros tengah ketika itu berhasil menjadikan Abdurrahman Wahid sebagai presiden, mengalahkan Megawati meski PDIP memenangi pemilu.
Menurut Amien, peluang yang sama mungkin terjadi pada pemilu kali ini. Jika partai-partai Islam dikumpulkan lagi, mereka berpeluang berkoalisi untuk mengajukan calon presiden. Meski begitu, ia masih belum yakin perolehan suara partai Islam bisa signifikan.
Amien mengaku tak mau buru-buru menyebut ini adalah poros tengah jilid kedua. Apalagi saat ini tiap partai sudah punya kandidat sendiri-sendiri. PAN, misalnya, sudah menetapkan Ketua Umum Hatta Rajasa sebagai calon presiden. PKB mengantongi dua nama: Mahfud Md. dan Rhoma Irama. "Pak Mahfud bahkan sudah keliling Nusantara," kata Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB.
Karena itu, dalam sejumlah diskusi, Amien menghindar dari membicarakan sosok. "Orang Indonesia cepat emosional kalau bicara kekuasaan," ujarnya. Dalam persamuhan sekitar April lalu, pembicaraan tentang kandidat dan kriteria calon presiden sempat mengemuka. Nama Rhoma Irama, Mahfud Md., Suryadharma Ali, dan Hatta Rajasa disebut-sebut. Tapi segera saja pertemuan menjadi kikuk. "Semua tiba-tiba diam dan tak nyaman," kata Mahfud. Menurut Amien, masih terlalu dini berbicara soal calon. Penjajakan konkret baru bisa dilakukan pascapemilu legislatif.
Agaknya Amien menyadari tak semua partai sepakat dengan ide poros tengah. PKB, misalnya, memilih menjajaki kongsi dengan PPP untuk mengusung Mahfud. Bekas Ketua Mahkamah Konstitusi itu bahkan sudah mendeklarasikan diri di Jawa Tengah dua pekan lalu, sesaat setelah menolak ikut konvensi Partai Demokrat. Adapun PAN akan mengusung Hatta Rajasa. Wakil Ketua Umum PPP Lukman Hakim Saifuddin menilai ide poros tengah sudah tak relevan. "Persoalan bangsa yang dihadapi saat ini terlalu besar untuk dipikul oleh partai Islam saja," katanya.
Widiarsi Agustina, Sundari, Akbar Tri Kurniawan (Jakarta), Sohirin (Semarang)
Tak Seindah Masa Lalu
Pemilu 1999
*) PPP, PKB, PAN, PBB, PK, PKU, PSII
Pemilu 2004
*) PPP, PKB, PAN, PBB, PKS, PBR
**) PDIP, PDS, PPDK, PKPI, PPDI, PKPB, Pelopor, PNI Marhaen, Demokrat, Golkar
Pemilu 2009
*) PKS, PPP, PKB, PAN
**) PDIP, Golkar, Demokrat, Gerindra, Hanura
Pemilu 2014 (Prediksi)
LEMBAGA: Saiful Mujani Research and Consulting
Partai "Poros Tengah", PKS, PKB, PPP, dan PAN: 3%
LEMBAGA: Centre for Strategic and Internasional Studies
WAKTU SURVEI: 9-16 April 2013
Partai "Poros Tengah"
Sumber: Evan | PDAT | Data KPU
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo