Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Hari ini 60 Tahun Monas, Pembangunan di Masa Sukarno, Diresmikan Era Soeharto

Monas pada 17 Agustus 2021, telah berusia 60 tahun. Awal pembangunan diresmikan Sukarno, setelah melalui 3 tahap, diresmikan Soeharto.

17 Agustus 2021 | 18.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kawasan wisata Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, Kamis, 13 Agustus 2020. Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat ayau NASA menyebut Jakarta dan pulau reklamasi menjadi salah satu kota pesisir yang terancam tenggelam. Dimana banjir telah menjadi masalah besar karena Jakarta terletak di sepanjang beberapa sungai dataran rendah yang meluap selama musim hujan. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 2021, Monumen Nasional (Monas) genap berusia 60 tahun semenjak diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1961. Tugu ini dapat berdiri karena sumbangan dari masyarakat. Lalu, bagaimana sejarah pembangunannya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari laman badansertifikasikadindkijakarta.or.id, awal gagasan pembangunan Monas ini lahir semenjak dibentuk Panitia Tugu Nasional pada 1954. Panitia ini dibentuk bertujuan untuk mendirikan suatu tugu nasional. Panitia ini bertugas mempersiapkan segala hal untuk pembangunan monumen ini, seperti pengumpulan dana pembangunan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemudian, dibentuk panitia pembangunan Monas yang diketuai oleh Presiden Sukarno. Kepanitiaan yang dinamai dengan “Tim Yuri” ini mengadakan sayembara untuk dapat menggambarkan tugu Monas. 

Sayembara ini memiliki berbagai ketentuan seperti dapat memberikan identitas bangsa Indonesia pada tugu monumen dan menciptakan semangat patriotisme. Secara teknis, monumen tersebut harus tidak rata, tugu menjulang tinggi, serta terbuat dan beton, besi, dan batu pualam yang tahan akan adanya gempa. 

Sayembara ini diadakan sebanyak dua kali. Sayembara pertama diadakan pada 17 Februari 1955 dan kedua pada 10 Mei 1960. Namun, upaya sayembara ini tidak mencapai pada hasil yang diharapkan. Karya yang dirancang belum ada yang memenuhi kriteria panitia. Oleh karena itu, Presiden Sukarno mengutus dua arsitek Indonesia untuk merancang tugu Monas. Para arsitek ini adalah Soedarsono dan Frederich Silaban. 

Kemudian, masing-masing arsitek menggambar rancangan tugu Monas. Selanjutnya, Sukarno memilih rancangan yang digambar oleh Soedarsono. Sebab, Soedarsono mengambil beberapa unsur Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Serta menyisipkan angka-angka 17, 8, dan 45 pada rancangan arsitekturnya seperti hari kemerdekaan Indonesia.

Setelah rancangan pembentukan Monas telah disetujui, Monas dibangun dalam tiga tahap, yaitu tahap pertama pada 1961-1965. Pada tahap ini, sumber dana berdasarkan sumbangan masyarakat Indonesia dan di bawah pengawasan Panitia Monumen Nasional. 

Kemudian tahap kedua pada 1966-1968. Bersumber dana dari Anggaran Pemerintah Pusat melalui Sekretariat Negara RI. Pada tahap ini, pembangunan cukup tersendat karena biaya yang terbatas.

Pada tahap ketiga yaitu tahun 1969-1976, biaya pembangunan bersumber dari Pemerintah Pusat namun melalui Direktorat Jenderal Anggaran. Serta, berada dalam pengawasan Panitia Pembina Tugu Nasional.

Setelah melalui perjalanan yang panjang, Monas mulai dibuka bagi masyarakat pada 12 Juli 1975 di era Presiden Soeharto  dan masih berdiri kokoh hingga saat ini.

JACINDA NUURUN ADDUNYAA 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus