Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyarankan Pemprov DKI Jakarta membangun fasilitas publik dengan bangunan tahan gempa berkekuatan 7 SR guna mengantisipasi potensi bencana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Perencanaan sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur atau bangunan milik pemerintah, konsepnya, misalnya di atas 7 SR. Jadi, didesain seperti itu, sehingga pencegahannya dapat direncanakan,” kata Heru Budi di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa, 27 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berkaca dari insiden robohnya dinding di MTsN 19 Jakarta, Pondok Labu pada Oktober lalu karena banjir, Heru Budi mengatakan perlu membahas pembangunan sekolah dengan desain tahan gempa berkekuatan 7 SR.
Dalam peristiwa itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat tiga siswa MTsN 19 Jakarta meninggal dan dua lainnya luka-luka tertimpa tembok pembatas bangunan di belakang panggung terbuka sekolah di Pondok Labu itu.
“Posisi sekolah berada di dataran rendah. Di sekitarnya terdapat saluran penghubung Pinang Kalijati dan di belakang sekolah terdapat aliran sungai,” kata Kepala Satuan Pelaksana Data Pusdatin BPBD Provinsi DKI Jakarta Michael dalam keterangan tertulis, Kamis, 6 Oktober 2022.
Untuk mencegah peristiwa tembok sekolah roboh karena tak kuat menahan arus banjir itu terulang serta menimbang saran dari BNPB, Heru Budi akan menggelar rapat pimpinan (rapim) tentang kesiapan menghadapi potensi bencana dan cuaca ekstrem.
“Siang ini atau besok, kami ada rapim dan tentunya ini jadi catatan. Tahun depan, pembangunan sekolah-sekolah, ada beberapa sekolah akan direvitasliasi, direhab total,” ujarnya.
BNPB menyarankan pembangunan fasilitas publik dengan desain bangunan tahan gempa guna mengantisipasi bencana pada tahun yang akan datang, termasuk potensi cuaca ekstrem.
Baca juga: Hadapi Cuaca Ekstrem, Heru Budi dan BNPB Siapkan Teknologi Modifikasi Cuaca