PREMAN semasa hidup, dermawan setelah mati. Paling tidak, begitulah riwayat Iwan Ridwana, 27 tahun, di Bandung. Sehari-hari tak punya kerja tetap, dan menurut cerita dia dikenal sebagai Jon Towel, pemeras tukang becak dan sopir opelet, di Jalan Cikutra. Tapi di balik langit ada langit lain, kata orang. Pertengahan Juli lalu, Iwan tewas dikeroyok 10 orang, dan dikubur di Cikutra, bersebelahan dengan taman makam pahlawan. Setelah penguburan Iwan, menurut Kete penjaga kuburan ada wanita tua membisikinya agar menyiramkan KTI ke pusara Iwan. KTI itu nama mi-numan keras, anggur ketan itam, kesukaan mendiang semasa hidupnya. ''Nanti Iwan akan memberi nomor SDSB,'' kata si nenek. Kete, yang doyan beli lotre, menjalankan bisikan itu. Malamnya dia mimpi Iwan menyebut nomor 0092. Si Kete pun menyiarkannya, dan segera mewabah. ''Kalau ditotal ada Rp 100 juta orang pasang nomor itu,'' kata Nandang, agen lotre itu, kepada Taufik Abriansyah dari TEMPO. Tapi kali itu keberuntungan masih di tangan bandar. Kapok? Ternyata ada dua orang yang masih berpegang pada bisikan jin Iwan, yaitu Yusuf dan Amir. Pada putaran berikutnya, nomor itu dipasang. Kena. Yusuf kaya mendadak dengan Rp 35 juta, dan Amir Rp 4,5 juta. Kuburan Iwan kini ramai didatangi pecandu judi. Ada yang menginap sejak Senin malam, dan menuangkan alkohol bukan sekadar yang murahan seperti KTI saja, tapi juga vodka dan wiski. Dalam urusan judi, kebiasaan mabuk masih terus dibagi untuk yang mati juga, rupanya. Ed Zoelverdi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini