Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Hikayat Keluarga <font color=#FF3300>Pedagang Kopi</font>

27 Oktober 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua kali krisis menghantam Indonesia, dua kali pula keluarga Bakrie tergerus. Setelah ”habis-habisan” akibat krisis moneter yang melanda Asia pada 1997, Bakrie bangkit lagi. Sepuluh tahun setelah itu, majalah Forbes menobatkan Aburizal Ba­krie, mantan pengendali Grup Bakrie, menjadi orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan US$ 5,4 miliar. Bisnis baru Bakrie di batu bara menjadi salah satu penyokong melejitnya kekayaan keluarga ini.

Namun, hanya setahun setelah itu, krisis kembali menerpa. Kali ini dampaknya tak kalah dahsyat dibandingkan dengan 1997. Kekayaan keluarga Bakrie melorot sangat tajam. Salah satu indikasinya, kapitalisasi saham enam perusahaan Bakrie—kepemilikan keluarga Bakrie bervariasi—anjlok 76 persen dari Rp 283,7 triliun menjadi Rp 67,3 triliun. Pada saat yang sama, Bakrie & Brothers harus melunasi utangnya US$ 1,2 miliar (sekitar Rp 11 triliun).

Pada akhir Mei dua tahun lalu, Ba­krie juga tersandung kasus semburan lumpur di Sidoarjo, Jawa Timur. Sumur milik Lapindo Brantas, anak perusahaan Energi Mega Persada, menyemburkan lumpur. Pemerintah mewajibkan perusahaan ini membayar Rp 3,8 triliun kepada korban semburan lumpur. Sampai kini semburan tersebut belum juga terhenti. Tapi soal ini tak menghentikan laju kelompok usaha Bakrie.

Dimulai dari hanya berdagang kopi, perusahaan ini kini merambah hampir semua sektor. Pipa pada mulanya menjadi bisnis utama, disusul perkebunan. Tapi kini Grup Bakrie identik dengan batu bara. Tahun ini Bumi, yang memiliki Kaltim Prima Coal dan Arutmin, memproduksi 62 juta ton dan menguasai 10 persen pangsa pasar batu bara dunia. Bakrie juga masuk ke bisnis properti dan telekomunikasi. Inilah pohon Grup Bakrie dengan Bakrie & Brothers sebagai induknya.

Di Manakah Bakrie Bersaudara?

Keluarga Bakrie mengendalikan kelompok usahanya melalui Bakrie Capital Indonesia. Inilah pemegang sahamnya.

Bakrie Capital Indonesia
Nirwan Bakrie: 34,35
PT Bakrie Investindo: 21,95
Aburizal Bakrie: 17,45
Indra Usmansyah Bakrie: 17,48
Roosmania Kusmolyono: 8,74

Pemegang Saham Bakrie & Brothers (dalam %)
Masyarakat: 28,48
Marque Assets Capital: 23,14
Bakrie Capital Indonesia: 12,64
Credit Suisse Singapura: 11,89
Energy Resources Holdings: 4,76
Asian Energy Holdings: 4,76
Sun Dragon Capital: 4,39
Keluarga Bakrie: 0,08

Terempas dalam Sekejap

BENCANA ini mungkin tak terpikir para investor empat bulan lalu. Saham terus menjulang. Para analis mengatakan, harga komo­ditaslah yang mendorong bursa terbang. Pemicunya, minyak mentah dunia yang makin menggila hingga US$ 147 per barel. Harga komoditas pun ikut terbang. Investor pun berburu saham komoditas dan energi.

Tak ayal, saham Grup Bakrie yang bermain di dua sektor itu di­serbu. Harganya melesat dengan cepat. Nilai saham Bumi Re­sources, misalnya, sempat menyentuh Rp 8.550 per lembar. Perusahaan-perusahaan Bakrie yang menguasai sepertiga kapitalisasi bursa mengerek indeks dengan cepat. Tapi siapa sangka awal bulan ini semua jungkir balik.

Krisis keuangan Amerika me­rembet dengan cepat ke Bursa Efek Indonesia. Kepanikan investor makin menjerumuskan bursa modal. Indeks harga saham gabungan terpelanting dari posisi 2.800-an pada Januari lalu ke level sekitar 1.400. Kapitalisasi pasar Bursa Indonesia pada pekan lalu tinggal sekitar Rp 1.100 triliun. Artinya, dari posisi tertinggi pada Januari lalu, ”uang hilang” di Bursa Indonesia mencapai Rp 890 triliun atau turun sekitar 40 persen.

Saham-saham Bakrie pun ikut terperosok, bahkan lebih dalam. Nilai kapitalisasi pasarnya ambles dari sekitar Rp 283,72 triliun menjadi Rp 67,33 triliun atau turun hampir 80 persen.

Bakrie & Brothers

PT.Energi Mega Persada TBK
40 %
Penghasilan: US$ 123,6 juta
EBITDA: US$ 38 juta

Bakrie Telecom
52,6 %
Penghasilan: US$ 140,2 juta
EBITDA: US$ 59 juta

PT Bumi Resources
35%
Penghasilan: US$ 2,265 miliar
EBITDA: US$ 480 juta

Bakrie Sumatera Plantations
54,59 %
Penghasilan: US$ 211,8 juta
EBITDA: US$ 63,4 juta

Bakrieland Development
40%
Penghasilan: US$ 85 juta
EBITDA: US$ 21 juta

Bakrie Corrugated Metal Industries
99,99%
Penghasilan: US$ 336 juta
EBITDA: US$ 31 juta

Bakrie Infrastructure
99,99 %

Direktur Utama

  • Bambang Hendradi
  • Omar Luthfi Anwar

    Komisaris

  • Nirwan Bakrie
  • Try Sjamun

    Kinerja Bakrie & Brothers? (dalam triliun rupiah)

    2002
    1. 1,513
    2. 0,505
    3. 5,210
    4. 0,915

    2003
    1. 1,042
    2. 0,287
    3. 5,128
    4. 0,480

    2004
    1. 1,229
    2. 0,315
    3. 5,220
    4. 0,824

    2005
    1. 2,738
    2. 0,799
    3. 7,013
    4. 0,477

    2006
    1. 4,322
    2. 1,402
    3. 8,667
    4. 0,479

    2007
    1. 5,289
    2. 2,207
    3. 14,137
    4. 0,768

    Ket:
    1. Penghasilan
    2. Laba
    3. Aset
    4. Investasi

  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus