Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wihara Dharma Bakti menjadi pusat perayaan Tahun Baru Imlek di DKI Jakarta karena statusnya sebagai wihara tertua di ibu kota. Tak hanya bagi mereka yang merayakan imlek, wisatawan hingga penjual burung pipit memenuhi wihara yang berada di kawasan Petak Sembilan, Taman Sari, Jakarta Barat, itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Elsa, seorang wisatawan asal Banjarmasin menjadi salah satu yang sengaja mendatangi wihara untuk berwisata pada Jumat, 24 Januari 2020. Dia mengaku menyempatkan diri mengunjungi wihara tersebut disela urusan pekerjaannya di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di sini kan bangunannya udah lama, katanya. Makanya saya penasaran," ujar Elsa kepada Tempo.
bersama temannya, Elsa pun sengaja mengenakan pakaian berwarna merah agar senada dengan konsep Imlek. "Sengaja. Biar samalah. Kan saling menghormati, kan," ujar Elsa.
Selain menjadi destinasi wisata, wihara juga jadi ladang rejeki bagi sebagian orang. Salah satu yang merasakannya adalah Taufik, seorang pedagang burung pipit yang berjaga di depan Wihara Dharma Bakti.
Taufik yang sehari-hari memang berjualan di sana memanfaatkan tradisi Fang Sheng yang berarti melepas hewan ke alam bebas. Tradisi ini memang biasa dilakukan mereka yang merayakan Imlek.
"Selalu ada (pembeli). Yang (ibadah) tiap hari juga ada," ujar Taufik.
Pembebasan hewan ke alam liar ini dipercaya akan memberikan keberuntungan. Tradisi melepas hewan ke alam liar dimaksudkan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam, yang mana karena rasa belas kasih kepada makhluk lain itulah, keberuntungan akan datang.
Tidak hanya burung pipit saja, namun hewan-hewan lain seperti kura-kura dan ikan pun bisa dijadikan alternatif lainnya.
Saat perayaan Imlek, menurut Taufik, penjualannya bisa meningkat drastis. Jika pada hari biasa dia hanya bisa menjual satu keranjang berisi seribu ekor burung pipit, saat Imlek penjualannya bisa mencapai dua puluh keranjang.
Dia pun sedikit menaikkan harga burung pipit jualannya dari biasanya Rp 1200 menjadi Rp 1500. Jika jualannya habis pada perayaan Tahun Baru Imlek 2020 ini, Taufik akan mengantongi sekitar Rp 30 juta.
Burung pipit tersebut, menurut Taufik, didatangkan langsung dari Mojokerto, Jawa Timur. Burung pipit ditangkap di alam liar, tepatnya di kawasan persawahan. "Ini liar. Burung Hama Padi nama lainnya."
FEBRIYAN| KIKI ASTARI