Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Ini Pentingnya Memaafkan dan Dimaafkan dalam Rumah Tangga

Kurangnya maaf dalam rumah tangga bisa menjatuhkan istri dan suami, khususnya mempengaruhi kesehatan emosi, perasaan, dan juga mental.

15 November 2018 | 14.04 WIB

Ilustrasi bertengkar. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi bertengkar. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Rela memaafkan dan mau meminta maaf adalah bagian krusial dalam rumah tangga. Faktanya, menyimpan kemarahan, kekecewaan, dan kekesalan pada pasangan hanya akan membuang waktu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kurangnya maaf dalam rumah tangga bisa menjatuhkan istri dan suami, khususnya mempengaruhi kesehatan emosi, perasaan, dan juga mental. Lalu, bagaimana caranya memaafkan pasangan yang membuat kita terluka? Berikut ini tipsnya, seperti dikutip dari www.verywell.com.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Terbuka dalam menerima permintaan maaf dari pasangan.

2. Buatlah keputusan untuk memaafkan pasangan secara sadar.

3. Ketika bayang-bayang pengkhianatan atau perilaku pasangan terlintas di pikiran, ambil waktu sejenak untuk menenangkan diri. Anda juga bisa mencari ketenangan atau kesibukan untuk mengalihkan pikiran.

4. Jangan lagi ungkit kesalahan pasangan jika Anda memutuskan untuk memaafkannya.

5. Tidak perlu membalas dendam karena hal ini hanya akan memperparah luka. Balas dendam tidak akan membuat Anda merasa lebih baik.

6. Terima kenyataan bahwa kesalahan atau perilaku pasangan bukan karena kesalahan Anda.

7. Ingatlah bahwa memaafkan bukan berarti memaklumi kesalahan atau perilakunya.

8. Sabarlah terhadap diri sendiri, memaafkan itu membutuhkan waktu.

Bagaimana caranya meminta maaf pada pasangan yang terluka karena kita?

* Tunjukkan ketulusan dan pengakuan akan kesalahan yang sudah Anda perbuat.

* Bersedialah membuat komitmen untuk tidak menyakiti pasangan lagi dengan mengulangi perilaku yang sama.

* Terima segala konsekuensi dari perbuatan Anda.

* Jika pasangan ingin Anda berjanji, tepatilah.

* Sabarlah jika pasangan belum mampu memaafkan karena membutuhkan waktu.

* Meminta maaflah secara langsung dan tunjukkan sikap menyesal.

Bagaimana jika perbuatannya tidak termaafkan?

Jika pasangan melakukan kekerasan, terus-menerus mengkhianati, selalu berbohong, bahkan tidak menunjukkan penyesalan, inilah saatnya untuk berhenti. Inilah waktunya untuk mengevaluasi kembali pernikahan. Dalam hal ini Anda mungkin membutuhkan pertolongan orang lain bahkan profesional.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus