Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah diperiksa selama 15 jam, hakim Mahkamah Konstitusi, Patrialis Akbar, tak langsung masuk ke selnya di Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi. Padahal jam sudah menunjukkan pukul satu dinihari, Jumat pekan lalu. Memakai rompi tahanan, Patrialis duduk termenung sekitar 30 menit di teras rumah tahanan. Sesekali ia berbincang dengan petugas KPK yang mengawalnya.
"Ini ujian yang sangat berat," kata Patrialis, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ketika akan dibawa ke rumah tahanan. Linda Trianita dari Tempo berkesempatan menyampaikan beberapa pertanyaan kepada Patrialis.
Anda menerima uang dari Basuki Hariman?
Saya mau jelaskan, ya. Pertama, saya mau menyampaikan kepada Bapak yang Mulia Ketua MK, Bapak Wakil Ketua MK, para hakim MK, serta kepada seluruh rakyat Indonesia, saya hari ini dizalimi karena saya tidak pernah menerima satu rupiah pun dari Pak Basuki.
Faktanya, Anda ditangkap dengan tuduhan menerima suap….
Demi Allah, saya betul-betul dizalimi. Nanti kalian bisa tanya ke Pak Basuki. Bicara uang saja tidak pernah. Sekarang saya dijadikan tersangka. Bagi saya, ini ujian. Saya minta kepada MK enggak usah terlalu khawatir meski, paling tidak, nama baik MK agak tercoreng karena saya dijadikan tersangka.
Bukannya uang diberikan melalui Kamaludin, orang kepercayaan Anda?
Tidak ada, tidak ada yang namanya Pak Basuki ngasih uang. Sekali lagi saya katakan, saya tidak pernah terima uang satu rupiah pun dari orang yang namanya Basuki. Apalagi Basuki itu bukan orang yang beperkara di MK. Tidak ada kaitan dia dalam perkara itu.
KPK menyita "voucher" penukaran uang….
Tidak ada itu.
Uangnya ada yang sudah Anda gunakan untuk umrah akhir tahun lalu?
Tidak begitu. Enggak ada. Pokoknya enggak ada aja. Saya tidak menerima satu sen pun dari Pak Basuki.
Lalu untuk apa Anda memberikan draf putusan kepada Basuki?
(Patrialis terdiam dan berlalu masuk ke mobil tahanan.)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo