Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Harap-harap Cemas Investor Waskita

Para investor tengah menanti pencabutan suspensi saham Waskita Karya (WSKT). Memilih cut-loss ketimbang makin rugi.

 

13 Mei 2023 | 00.00 WIB

Gedung Waskita Heritage di Jatinegara, Jakarta. Dok. Waskita Karya
Perbesar
Gedung Waskita Heritage di Jatinegara, Jakarta. Dok. Waskita Karya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Sepanjang 2023, otoritas bursa membekukan perdagangan saham WSKT sebanyak dua kali.

  • Jumlah investor retail WSKT mencapai 94.311 orang.

  • Peringkat investasi WSKT turun menjadi default.

JAKARTA — Kondisi keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang tak kunjung membaik membuat badan usaha milik negara di bidang konstruksi ini harus menunda pembayaran kewajibannya. Terbaru, perseroan menunda pembayaran bunga ke-11 obligasi berkelanjutan IV tahap I tahun 2020. Penundaan ini membuat otoritas bursa saham kembali menangguhkan perdagangan alias melakukan suspensi saham emiten berkode WSKT tersebut dalam sesi 1 perdagangan pada 8 Mei 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Saat ini Waskita Karya memang tengah terbelit tumpukan utang. Merujuk pada laporan keuangan belum teraudit per 31 Maret 2023, perseroan tercatat memiliki total liabilitas senilai Rp 84,37 triliun, naik dari posisi 31 Desember 2022 yang sebesar Rp 83,98 triliun. Jumlah kewajiban itu tak sebanding dengan ekuitas yang sebesar Rp 13,84 triliun. Pada tahun ini pun jumlah utang Waskita Karya yang jatuh tempo mencapai Rp 5,4 triliun, terdiri atas utang utang pinjaman sebesar Rp 1,8 triliun dan utang obligasi senilai Rp 3,6 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kabar suspensi saham WSKT membuat para investor harap-harap cemas. Mereka tak sabar menanti suspensi dicabut agar bisa segera menjual koleksi saham yang nilainya terus merosot. Salah satunya Yogi Pratama, karyawan swasta asal Jakarta yang memiliki 400 lot saham WSKT. Dia ingin segera melepas portofolionya karena khawatir akan semakin merugi jika otoritas bursa mencabut suspensi saham Waskita.

Pria berusia 32 tahun itu mengoleksi saham WSKT sejak 2019. Kala itu, dia silau oleh kinerja mentereng WSKT sebagai emiten badan usaha milik negara (BUMN) konstruksi setelah mendapat berbagai kontrak penugasan sejumlah proyek strategis nasional. “Sekarang saya khawatir karena nilai yang nyangkut cukup besar, sekitar Rp 20 juta," ujar dia kepada Tempo, 12 Mei lalu. Dulu, ia membeli saham WSKT di harga sekitar Rp 500 per lembar. Tapi sekarang nilainya sudah susut lebih dari setengahnya. Harga saham WSKT saat ini terhenti di Rp 202 per lembar saham.

Yogi bercerita sempat merasakan kejayaan saat menjadi investor Waskita Karya. Bahkan ia beberapa kali merealisasi keuntungan lebih dari 50 persen pada awal 2020. Namun kondisi harga saham emiten BUMN karya itu terus merosot, terutama pada masa pandemi Covid-19. Walhasil, dia mempertimbangkan untuk melego saham WSKT setelah suspensi saham dicabut. Terlebih, dari sisi keberlanjutan (sustainability), menurut dia, kinerja Waskita terus menurun. Hal itu terjadi seiring dengan pelemahan tata kelola perusahaan yang terungkap pada kasus korupsi yang menyeret direktur utama perseroan. “Saya mempertimbangkan untuk cut loss (jual rugi) saja."

Pengalaman tersandera oleh suspensi saham juga dirasakan David Anwar, investor retail yang juga karyawan swasta. David mengoleksi saham PT Waskita Beton Precast (WSBP)—anak usaha WSKT—sejak 2017. Dengan modal ratusan juta rupiah, dia membeli WSBP hampir 10 ribu lot di harga Rp 453,60 per lembar saham. Pada tahun pertama dan kedua, dia sempat menikmati dividen senilai Rp 30-40 juta.

Semula, David tergiur oleh WSBP karena berpikir nasibnya akan sama dengan kenaikan nilai saham anak usaha PT PP (Persero) Tbk, PT PP Properti Tbk (PPRO). Pada Mei 2015, atau pada saat penawaran perdana saham PPRO, harganya berada di level Rp 185 per lembar saham. Dalam kurun waktu setahun, nilainya naik hampir delapan kali lipat.

Belakangan, David mengecek earning price ratio alias rasio harga saham perusahaan WSBP terus turun. "Sahamnya juga sempat terkena suspensi Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa kali karena gagal bayar kupon obligasi,” ucap dia. Terakhir, saham WSBP dibekukan selama 14 bulan, tepatnya pada 31 Januari 2022, hingga akhirnya dibuka kembali pada 17 Maret 2023. Ketika diperdagangkan kembali, nilai sahamnya merosot. Sejak 2022, saham WSBP mentok berada di posisi Rp 50 per lembar saham atau minus 88,98 persen dari harga awal saat David membeli.

David pun sempat membeli saham WSKT pada akhir 2014 di harga Rp 800 per lembar saham dengan modal Rp 50 juta. Namun dia telah melego seluruh kepemilikannya pada awal 2015, ketika harganya menyentuh Rp 1.200 per lembar saham.

Pergerakan indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

Nasib Puluhan Ribu Investor Terkatung-katung

Merujuk pada data Biro Administrasi Efek, per 2 Mei 2023, terdapat 96.741 investor Waskita Karya di luar pemerintah dan lembaga pemerintah. Dari total 7,1 miliar lembar saham, investor retail menjadi pemegang saham terbanyak, dengan jumlah 94.311 orang dan total kepemilikan 4,12 miliar saham. Jumlah itu mencapai 14,3 persen dari total keseluruhan saham. Sisa pemilik saham WSKT adalah 124 perseroan terbatas, 63 unit dana pensiun, 31 unit asuransi, 15 unit reksa dana, 11 unit yayasan, dan 8 unit koperasi.

Nasib para investor terkatung-katung karena, dalam tahun ini saja, otoritas bursa sudah dua kali membekukan saham WSKT. Sebelum suspensi saham kedua pada 8 Mei lalu, BEI melakukan suspensi saham WSKT pertama kali pada Pada 16 Februari 2023. Penyebanya adalah penundaan pembayaran bunga ke-15 obligasi berkelanjutan III Waskita Karya tahap IV tahun 2019 seri B. Namun gembok itu akhirnya dibuka pada 3 Maret 2023 oleh otoritas bursa. Saat itu perseroan menyampaikan laporan keterbukaan informasi perihal perubahan perjanjian perwaliamanatan rencana restrukturisasi obligasi.

Ihwal suspensi saham kedua, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia, menjelaskan, berdasarkan keterbukaan informasi perseroan pada 5 Mei 2023, terdapat sejumlah alasan yang menyebabkan WSKT tak dapat membayar bunga obligasi. “Pertama, tidak diperolehnya persetujuan dari pemegang obligasi PUB IV tahap I tahun 2020 seri B, atas permohonan untuk menunda pembayaran bunga yang semula pada 6 Mei 2023 menjadi 6 Agustus 2023,” kata dia, kemarin.

Alasan kedua, kondisi perseroan saat ini dalam masa penghentian sementara. Akibatnya, Waskita tidak dapat membayar apa pun, termasuk bunga dan/atau pokok atas kewajiban keuangan perseroan terhadap seluruh pemegang obligasi. Pembayaran juga tak bisa dilakukan kepada dan pemberi pinjaman perbankan. Hal ini berhubungan dengan proses peninjauan komprehensif terhadap master restructuring agreement (MRA) yang berlaku sejak 7 Februari 2023 hingga 15 Juni 2023.

Sampai selesainya proses review MRA, perseroan belum dapat memenuhi kewajiban pembayaran bunga obligasi yang menjadi penyebab suspensi. “Bursa akan mempertimbangkan mencabut suspensi jika perseroan telah menyelesaikan seluruh permasalahan yang menyebabkan suspensi,” ucap Nyoman. 

Otoritas bursa pun meminta manajemen WSKT menyampaikan keterbukaan informasi kepada publik mengenai upaya perbaikan yang sedang dan akan dilakukan perseroan. Keterbukaan yang diminta mencakup perkembangan mutakhir atas kondisi operasional, proses review MRA, dan rencana restrukturisasi utang perseroan.

Pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek II layang di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Jawa Barat. ANTARA/Paramayuda

Peringkat Investasi WSKT Anjlok

Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) juga telah menurunkan peringkat atau rating WSKT menjadi default setelah perseroan gagal membayar kupon obligasi yang jatuh tempo pada 6 Mei lalu. Pefindo memberi rating idSD dengan keterangan selective default. Sebelumnya, Pefindo juga memberi peringkat idCCC atau credit watch with negative implication. Peringkat itu diberikan berdasarkan data dan informasi perusahaan serta laporan keuangan yang belum diaudit per 31 Maret 2023, juga laporan keuangan teraudit per 31 Desember 2022.

Senior Vice President Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspita Yunita, membenarkan penurunan peringkat disebabkan oleh penundaan pembayaran kewajiban dan kondisi perseroan yang sedang dalam masa restrukturisasi. “Proses restrukturisasi sampai saat ini terus berjalan dengan memperbaiki skema yang dapat dilaksanakan secara optimal dan mengedepankan going concern (kelangsungan hidup) perseroan,” ujarnya.

Meski suspensi saham WSKT nantinya dicabut, prospek saham BUMN karya ini diprediksi masih dibayangi sentimen negatif. Bahkan, menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, M. Nafan Aji Gusta Utama, bukan tak mungkin saham WSKT terseret ke jurang auto rejection bawah (ARB) karena banyaknya investor yang hendak melepas saham WSKT.

Menurut Nafan, dibutuhkan upaya ekstra dari manajemen WSKT untuk membuktikan upaya perbaikan dan kembali memperoleh kepercayaan investor. Realisasi restrukturisasi utang dan obligasi juga akan senantiasa menjadi hal yang dicermati investor, selain upaya meningkatkan performa serta kinerja keuangannya.

“Keberhasilan mendapatkan kontrak baru dalam pengerjaan proyek strategis serta keberhasilan divestasi aset akan menjadi poin positif untuk membalikkan keadaan dan menciptakan arus kas yang sehat,” ucap Nafan. Dengan demikian, investor memiliki keyakinan bahwa perusahaan dapat memenuhi seluruh kewajibannya secara berkala sehingga meredakan sentimen negatif yang kencang berembus saat ini.

GHOIDA RAHMAH | YANDHRIE ARVIAN

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Ghoida Rahmah

Ghoida Rahmah

Bergabung dengan Tempo sejak Agustus 2015, lulusan Geografi Universitas Indonesia ini merupakan penerima fellowship Banking Journalist Academy batch IV tahun 2016 dan Banking Editor Masterclass batch I tahun 2019. Pernah menjadi juara Harapan 1 Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan di 2016 dan juara 1 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Media Cetak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2021. Menjadi Staf Redaksi di Koran Tempo sejak 2020.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus