JAKARTA termasuk di antara 5 kota besar di dunia yang akan
dikepung penduduk diujung abad ini. Sebuah konferensi yang
disponsori PBB akhir bulan lalu di Kolombo menyebut kota-kota
lainnya adalah Bombay, Kalkuta, Manila dan Kota Meksiko.
Jakarta sendiri sekarang 6 juta jiwa lebih. Di tahun 2000 kelak
diperkirakan akan mencapai 10 juta jiwa. Mampukah? Ir. Piek
Mulyadi, Wakil Gubernur DKI, melihat memang Jakarta masih mampu
menampung penduduk sebanyak itu. "Tapi secara tak wajar", ucapnya
kepada Widi Yarmanto dari T~EMPO. Sebab menurut Piek, dengan areal
Jakarta yang 637 kmÿFD, semestinya hanya mampu menampung paling
banyak 6,5 juta penduduk.
Kota-kota besar di negara-negara maju mengatasi masalah penduduk
ini misalnya dengan penyebaran penduduk ke luar kota, penyebaran
pusat-pusat industri dan menekan angka kelahiran. Atau juga
memperluas areal kota. Tapi bagaimana Jakarta~ Piek Mulyadi tak
banyak menyebut hal baru ketika ditanyai soal itu. Misalnya
secara agak panjang lebar ia kembali menyebut pencegahan arus
urbanisasi ke Jakarta harus ditangani secara nasional dan
pelaksanaan KB. Ia memang~ mengakui "ada usaha tapi belum
tercapai". Misalnya dikatakannya dengan pengembangan kawasan
Jabotabek, tapi tak dengan sendirinya "mengakomodir penduduk
yang ada".
Dengan Jabotabek memang dimaksudkan agar warga DKI yang sudah
berdesak-desakan meminggir, sehingga hanya menjadikan Jakarta
sebagai tempat kerja. Hal ini terlihat misalnya di herbagai kota
di Amerika maupun Eropa. Tapi menurut Soetjipto Wirosardjono,
Sekretaris BPS dan bekas Kepala PPMPL (Pusat Penelitian Masalah
Perkotaan dan Lingkungan) DKI, hal itu dapat terjadi karena
prasarana angkutan bukan lagi masalah di negara-negara tadi.
"Tinggal 30 sampai 50 km di luar kota tak jadi masalah di
negara-negara itu karena prasarana jalan memang sudah baik",
kata Soetjipto. Untuk Jakarta, tambahnya, tingkat kejauhan itu
masih sekitar 15 hingga 25 km. "Lebih jauh lagi, perusahaan real
estate tak bakal laku", tutur Soetjipto pula.
Soetjipto menyebut Depok sebagai kurang memecahkan problem.
"Depok itu hanya untuk tidur" katanya. Maksudnya selain letaknya
jauh sehingga menelan biaya transpor tak sedikit, juga jalan dan
fasilitas-fasilitas yang ada belum memadai. "Akibatnya tidak
ekonomis," tambah Soetjipto.
BN Marbun SH, anggota DPRD-DKI tak begitu risau melihat keadaan
penduduk Jakarta menjelang 20 tahun mendatang. "Tak usah resah,"
katanya, "sebab Jakarta masih mampu menampung penduduk sampai 10
juta." Sebab bagi Marbun hukum alam akan terjadi, sehingga
mereka yang tak mampu akan dengan sendirinya tersingkir dari
Jakarta. Ia tak setuju dengan menutup Jakarta bagi penduduk
pendatang baru dari luar. "Tak perlu, tak sesuai dengan UUD,"
kata Marbun. Yang penting baginya adalah mempersiapkan
daerah-daerah lain agar tak semua orang ingin mengadu hidup di
Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini