Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Jakarta dengan 10 juta penduduk

Jakarta diperkirakan akan termasuk salah satu kota besar di dunia yang paling padat penduduknya. beberapa pendapat menyatakan jakarta mampu menampung penduduk asal ditingkatkan prasarana angkutan & perumahan. (kt)

22 September 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA termasuk di antara 5 kota besar di dunia yang akan dikepung penduduk diujung abad ini. Sebuah konferensi yang disponsori PBB akhir bulan lalu di Kolombo menyebut kota-kota lainnya adalah Bombay, Kalkuta, Manila dan Kota Meksiko. Jakarta sendiri sekarang 6 juta jiwa lebih. Di tahun 2000 kelak diperkirakan akan mencapai 10 juta jiwa. Mampukah? Ir. Piek Mulyadi, Wakil Gubernur DKI, melihat memang Jakarta masih mampu menampung penduduk sebanyak itu. "Tapi secara tak wajar", ucapnya kepada Widi Yarmanto dari T~EMPO. Sebab menurut Piek, dengan areal Jakarta yang 637 kmÿFD, semestinya hanya mampu menampung paling banyak 6,5 juta penduduk. Kota-kota besar di negara-negara maju mengatasi masalah penduduk ini misalnya dengan penyebaran penduduk ke luar kota, penyebaran pusat-pusat industri dan menekan angka kelahiran. Atau juga memperluas areal kota. Tapi bagaimana Jakarta~ Piek Mulyadi tak banyak menyebut hal baru ketika ditanyai soal itu. Misalnya secara agak panjang lebar ia kembali menyebut pencegahan arus urbanisasi ke Jakarta harus ditangani secara nasional dan pelaksanaan KB. Ia memang~ mengakui "ada usaha tapi belum tercapai". Misalnya dikatakannya dengan pengembangan kawasan Jabotabek, tapi tak dengan sendirinya "mengakomodir penduduk yang ada". Dengan Jabotabek memang dimaksudkan agar warga DKI yang sudah berdesak-desakan meminggir, sehingga hanya menjadikan Jakarta sebagai tempat kerja. Hal ini terlihat misalnya di herbagai kota di Amerika maupun Eropa. Tapi menurut Soetjipto Wirosardjono, Sekretaris BPS dan bekas Kepala PPMPL (Pusat Penelitian Masalah Perkotaan dan Lingkungan) DKI, hal itu dapat terjadi karena prasarana angkutan bukan lagi masalah di negara-negara tadi. "Tinggal 30 sampai 50 km di luar kota tak jadi masalah di negara-negara itu karena prasarana jalan memang sudah baik", kata Soetjipto. Untuk Jakarta, tambahnya, tingkat kejauhan itu masih sekitar 15 hingga 25 km. "Lebih jauh lagi, perusahaan real estate tak bakal laku", tutur Soetjipto pula. Soetjipto menyebut Depok sebagai kurang memecahkan problem. "Depok itu hanya untuk tidur" katanya. Maksudnya selain letaknya jauh sehingga menelan biaya transpor tak sedikit, juga jalan dan fasilitas-fasilitas yang ada belum memadai. "Akibatnya tidak ekonomis," tambah Soetjipto. BN Marbun SH, anggota DPRD-DKI tak begitu risau melihat keadaan penduduk Jakarta menjelang 20 tahun mendatang. "Tak usah resah," katanya, "sebab Jakarta masih mampu menampung penduduk sampai 10 juta." Sebab bagi Marbun hukum alam akan terjadi, sehingga mereka yang tak mampu akan dengan sendirinya tersingkir dari Jakarta. Ia tak setuju dengan menutup Jakarta bagi penduduk pendatang baru dari luar. "Tak perlu, tak sesuai dengan UUD," kata Marbun. Yang penting baginya adalah mempersiapkan daerah-daerah lain agar tak semua orang ingin mengadu hidup di Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus