Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SATU- SATUNYA "Jalan Domino" di dunia ada di Banjarmasin. Ini riwayatnya. Sekitar 700 warga RT 28, Kelurahan Belitung Selatan, di ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan itu sudah lama mengidamkan jalan yang layak ke permukiman mereka. Selembar jalan yang ada hanya cukup buat jalan setapak. Becek pula, dan jaraknya sekilo lebih dari jalan raya. "Apa jadinya jika ada kebakaran. Mobil pemadam api tak akan bisa apa-apa," kata Abdul Hamid Zen, ketua RT itu. Mereka lalu melayangkan surat ke kecamatan, kota madya, sampai kantor gubernur. Meski sudah dijolok, perhatian belum kunjung turun. Tak sabar sekadar menadahkan tangan, mereka lalu sepakat membangun sendiri jalan itu. Akal pun diputar. Untuk menghimpun dana, dibukalah gelanggang domino, pertengahan Desember silam. Para peminat dihalohalo di kedai kopi, arena bilyar, bioskop, dan tempat hiburan lainnya. Hadiahnya, sepeda motor Yamaha Alfa untuk juara satu, antena parabola buat pemenang kedua, dan TV warna 16 inci bagi juara tiga. Tiap peserta membayar Rp 1.500. Tergiur dengan iming-iming tadi, tak kurang dari 8.000 orang datang ke sana. Pertandingan dilakukan dengan sistem gugur. Artinya, peserta yang kalah boleh main kembali asal membayar lagi uang pendaftaran. Permainan berlangsung 8.192 kali dalam 34 malam, pukul 20.00 hingga 24.00, dan usai 22 Januari lalu. "Setelah dipotong hadiah dan biaya pertandingan, tersisa dua juta rupiah lebih," kata Hamid. Sedangkan biaya yang diperlukan sekitar Rp 3 juta. Sejumlah warga pun menyumbang, hingga jalan idaman itu terwujud, meski amat sederhana: lebar enam meter, tinggi satu meter. Menurut Hamid, tiga ketua RT dari tiga kelurahan di Banjarmasin datang kepadanya. Mereka bertanya cara melaksanakan pertandingan itu. "Mereka pun ingin menghimpun dana untuk membeli pompa air pemadam api dan memperbaiki saluran air," katanya kepada Almin Hatta dari TEMPO. Sedangkan jalan gotong-royong itu diresmikan Senin pekan lalu, dihadiri unsur muspika Banjar Barat. "Kami harapkan pemerintah dapat memberi bantuan pengurukan tanah dan pengaspalan," kata Abdul Hamid. Kali ini gayung langsung bersambut. Danramil Banjar Barat, Kapten Sanusi, menyatakan siap mengerahkan anggotanya untuk menyempurnakan jalan tersebut lewat proyek ABRI Masuk Desa (AMD). Ternyata, semangat membangun dari bawah ini jadinya malah mirip buah simalakama. Kapolda Kalimantan Selatan dan Tengah, Brigjen. Soehardi, dalam jumpa pers di kantornya, memerintahkan untuk meneliti cara pengumpulan dana seperti yang dilakukan warga tersebut. "Kalau ada unsur judinya, supaya diusut," katanya. Juga diungkapkan oleh Kapolresta Banjarmasin, Letkol. Danche R. Arsa, pihaknya sering menerima permohonan izin keramaian, misalnya melelang kue untuk mengumpulkan dana perbaikan surau. "Beberapa izin terpaksa kami tarik dalam sebulan terakhir ini, karena disalahgunakan untuk pertandingan domino," katanya. Repot, memang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo