Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Jangan Abaikan Penyakit Tulang Belakang, Ada yang Berujung Maut

Jangan anggap enteng rasa sakit di tulang belakang. Ada jenis penyakit tertentu yang bisa mengakibatkan kematian.

2 Juni 2018 | 08.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sebagian wanita merasakan sakit punggung kala haid. Tabloidbintang.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tulang belakang memiliki fungsi yang sangat penting bagi manusia, bukan cuma sebagai penopang kepala dan tubuh. Jadi bagian tubuh ini perlu mendapat perhatian yang sama besarnya dengan organ atau bagian tubuh yang lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tulang belakang juga punya fungsi vital bagi organ dalam tubuh, yakni sebagai tempat melekatnya tulang rusuk serta penentu sikap tubuh. Namun, menurut Didik Librianto, Ketua Ortopedi Spine Indonesia, Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia, banyak orang sering "menganaktirikan" kesehatan tulang belakang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sayangnya, tidak jarang seseorang menyepelekan ketika terjadi kondisi tertentu pada bagian tubuh yang satu ini," katanya.

Yang paling utama mendapat perhatian adalah skoliosis, salah satu deformitas tulang belakang yang kerap tidak disadari oleh penderitanya. Dia menjelaskan, seseorang dikatakan menderita skoliosis jika terdapat kemiringan pada tulang belakang dengan sudut lebih dari 10 derajat.

Pada kasus dengan derajat kemiringan yang tinggi, skoliosis dapat membuat beberapa organ penting, seperti jantung dan paru-paru, tidak dapat bekerja dengan sempurna.

"Pada tingkat keparahan tertentu, kondisi tersebut dapat menyebabkan kematian. Sedangkan pada kasus dengan derajat kemiringan yang rendah atau sedang, skoliosis dapat menyebabkan rasa nyeri pada penderitanya," kata Didik.

Secara umum, skoliosis dibedakan menjadi dua, yaitu postural dan struktural. Kasus postural sering kali terjadi karena kebiasaan yang tidak baik, seperti menaruh beban di salah satu pundak atau posisi duduk yang tidak benar.

Kasus ini dapat diatasi dengan mengubah kebiasaan buruk tersebut. Sedangkan skoliosis struktural sampai saat ini belum dapat diketahui penyebabnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus