Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Jangan Hitung Kalori, Ahli Gizi Bagikan Tips Menjaga Berat Badan saat Menopause

Ketidakseimbangan hormon estrogen saat menopause memicu kenaikan berat badan.

14 Maret 2022 | 17.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi menopause. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan hormonal yang dialami wanita menopause atau di usia 40-an dan 50-an dapat menyebabkan kenaikan berat badan di sekitar perut. Penuaan, gaya hidup, dan faktor genetik juga berperan, tetapi ahli gizi Inggris, Pippa Campbell, percaya ada alasan lain dan itu ada hubungannya dengan menopause.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Idealnya hormon kita seimbang. Terlalu sedikit hormon dapat menyebabkan penambahan berat badan, dan terlalu banyak hormon juga dapat menyebabkan penambahan berat badan,” kata dia, dikutip Express.co.uk, Senin, 14 Maret 2022.

Saat menopause, kadar hormon estrogen menurun, padahal hormon ini membantu mengatur insulin. Ketika estrogen rendah dan progesteron tinggi, terjadilah resistensi insulin yang bisa memicu kenaikan berat badan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi sangat penting untuk memahami hormon karena terlalu sedikit atau terlalu banyak salah satunya dapat menyebabkan kenaikan berat badan, terutama dengan estrogen yang menjadi masalah nyata," tambahnya.

Pippa membahas apakah metabolisme benar-benar melambat seiring bertambahnya usia. “Masalahnya, kita bisa menyalahkan bertambahnya usia tetapi biasanya akan ada alasan mengapa metabolisme mereka melambat. Kita seharusnya tidak hanya menerima penuaan untuk itu,” kata dia. Alasan lain melambatnya metabolisme adalah masalah tiroid dan insulin.

Di usia di atas 40 tahun, pola makan adalah yang utama untuk menjaga berat badan ideal, ditambah dengan olahraga. Pippa mengatakan, banyak pasiennya yang datang mengeluhkan penambahan berat badan meski sudah olahraga lebih banyak daripada biasanya.

“Sebenarnya terlalu banyak berolahraga membuat tubuh mereka stres dan kadang-kadang menjadi gemuk karena mereka stres,” jelas Pippa.

Dalam hal diet, Pippa menyarankan agar tidak menghitung kalori secara ketat, diet penurunan berat badan yang cepat, dan menghindari kelompok makanan tertentu. Alasannya, saat memikirkan kalori, orang jadi tidak fokus pada nutrisi dalam makanannya. Jadi, dia menyarankan agar tidak menghitung kalori, tapi penting mengontrol porsi.

“Sebenarnya yang lebih penting adalah mencoba menghindari keripik dan biskuit dan memikirkan nutrisi dalam makanan, pikirkan tentang protein,  apakah setengah piring diisi dengan sayuran,” kata dia.

Jika terjebak dengan kalori, orang mulai berpikir akan membayarnya dengan olahraga berat atau diet ketat, apakah itu keto, puasa, atau makan di bawah 1.000 kalori. Dan itu tidak disarankan.

Pippa mengatakan bahwa tubuh juga membutuhkan makanan dengan semua nutrisi yang dikandungnya. “Ada alasan mengapa semua makanan ini ada, protein memberi kita energi untuk membantu meningkatkan metabolisme dan menurunkan berat badan. Nah, itu bukan alasan utama protein. Asam amino dalam protein ini juga menjadi bahan penyusun tubuh kita,” Ujar dia.

Ketika protein dibutuhkan tubuh, camilan seperti biskuit justru tidak memberikan apa-apa. Itu sebabnya, dia menyarankan menghindarinya terutama setelah menopause. “Jadi lupakan kalori, lebih fokus pada nutrisi dalam makanan adalah kuncinya.”

Baca juga: Separuh Wanita Tidak Tahu Sudah Memasuki Masa Menopause

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

 
 
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus