Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Jelang Ramadan Harga Pangan di Tangsel Melonjak, Cabai dari Rp 60 Ribu Jadi Rp 80 Ribu per Kilogram

Mendekati bulan Ramadan, harga bahan pangan mulai mengalami kenaikan.

11 Maret 2023 | 16.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pedagang di Pasar Ceger, Kota Tangerang Selatan mengalami penurunan omset. Pasalnya, harga cabai dan beberapa sayur mayur mengalami kenaikan menjelang bulan Ramadan. TEMPO/Muhammad Iqbal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mendekati bulan Ramadan, harga bahan pangan mulai mengalami kenaikan. Kenaikan ini disebabkan beberapa faktor, di antaranya permintaan tinggi hingga buruknya cuaca.

Salah satu komoditi sayuran yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi adalah cabai. Terutama cabai rawit merah yang mencapai harga Rp 80 ribu per kilogram dari semula Rp 60 ribu per kilogram.

Sementara itu cabai merah keriting dari harga Rp 35 ribu menjadi Rp 60 ribu per kilogram. Kenaikan ini sangat dirasakan, terutama oleh pedagang kecil.

Amin, salah satunya, pedagang di Pasar Ceger yang berada di Jalan Ceger Raya, Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan. Ia menyatakan resah dengan kenaikan yang cukup signifikan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, selain cabai, harga bawang merah juga naik. Semula, harga pada kisaran Rp 25 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 40 ribu per kilogram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sayur mayur juga ikut mengalami kenaikan harga, seperti labu siam dari sekitar Rp 30 ribu per kilogram menjadi Rp 70 ribu per kilogram. Begitu pun dengan kentang yang naik dari Rp 15 ribu per kilogram menjadi Rp 25 ribu per kilogram.

"Bawang putih juga naik mas, sebelumnya itu di harga Rp 28 ribu sekarang sudah Rp 32 ribu per kilogram. Semua naik, kalau mau menjelang puasa pasti naik sih," ucap Amin, Sabtu, 11 Maret 2023.

Ia mengatakan, curah hujan yang cukup tinggi sejak bulan Februari juga menjadi penyebab banyaknya bahan pangan menjadi basah dan berakhir menjadi busuk atau rusak.

Hal itu menurutnya menyebabkan pedagang harus mengeluarkan modal yang cukup tinggi dan harus menjual dengan harga tinggi agar tetap mendapatkan keuntungan. "Kami biasanya sebelum ada kenaikan itu penjualan bisa sampai 10 kilogram, sekarang mah paling cuma 5 kilo doang, itu pun kadang masih sisa," ujarnya.

"Kan orang yang belanja juga menurun karena adanya kenaikan ini, sebelumnya pada belanja 1 kilo sekarang belanja paling seperempat, banyak-banyaknya juga setengah kilo," tuturnya.

Harga pangan mahal pembeli komplain


Akibat faktor harga yang melambung naik, lanjut dia, ia kerap banyak mendapat komplain dari pembeli. Hal tersebut berdampak bagi pendapatan yang merosot.

"Banyak yang pada kaget awalnya pembeli juga, katanya kok naiknya drastis banget. Terus karena adanya kenaikan ini sebelumnya saya bisa dapet Rp 800 ribu bahkan bisa lebih, sekarang mah paling Rp 500 ribu mas," paparnya.

Ia berharap, menyambut bulan suci Ramadan ini, harga bahan pangan pokok bisa kembali normal. "Harapannya sih bisa balik standar lagi harga, karena mendekati puasa jadi jangan terlalu mahallah. Kasihan ibu-ibu rumah tangga jadi mengurangi belanjanya, kasihan," ungkapnya.

Sementara itu Nurhayati, seorang pembeli mengeluhkan kenaikan harga  yang cukup tinggi. "Saya lagi beli cabai, bawang-bawangan, sayur-sayuran lainnyalah. Ini saja saya beli cabai Rp 10 ribu, sedikit banget," jelasnya.

Di tengah kenaikan harga bahan pangan, ia berharap harga kebutuhan pokok lainnya bisa kembali stabil. "Kalau bisa sih ya secepatnya turun. Jangan malah melambung tinggi terus harganya," katanya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus