Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gitaris Slank, Abdee Negara, tak hanya jago mencabik-cabik gitar. Pria 46 tahun yang gemar memakai kacamata hitam ini juga piawai menggalang massa. Bersama sejumlah seniman lain beberapa hari sebelum pemilihan presiden 9 Juli lalu, ia menggelar konser "Salam 2 Jari Menuju Kemenangan" di Gelora Bung Karno, Jakarta. "Trennya saat itu Jokowi ada kemungkinan tidak menang pemilihan presiden," katanya menyebut alasannya menggelar konser yang dinilai berperan besar membuat perolehan suara Joko Widodo "menggelembung" dan mengantarkannya menjadi presiden itu.
Bagaimana Anda sampai bisa terlibat dan terjun sebagai relawan?
Musikus itu secara natural adalah relawan dan punya kemampuan melihat apa yang terjadi di lingkungan. Mungkin itu karena kepekaan yang sudah terlatih. Saya melihat ada banyak yang menyuarakan keluhan, tapi tak semuanya sampai ke tindakan. Dari situ, saya menjadi relawan.
Apa latar belakang konser "Salam 2 Jari" dulu itu?
Semua diawali dengan tujuan ingin memenangkan Jokowi-JK. Trennya saat itu Jokowi ada kemungkinan tidak menang pemilihan presiden. Ada 200-an kelompok relawan yang terlibat, tapi hanya 115 kelompok yang kemudian benar-benar bersinergi.
Ketika Anda menjadi relawan Jokowi, ada tentangan dari personel lain Slank?
Enggak ada. Malah kami berdiskusi bagaimana cara yang pas mendukung Jokowi.
Slank dikenal apolitis. Saat Anda memutuskan menjadi relawan Jokowi, ada kritik atau protes dari para penggemar Anda, Slankers?
Kami diminta jangan berpolitik. Slank memang tidak masuk ke politik, tapi harus tahu politik biar tidak dipolitisasi. Saya dulu pernah berpikir politik harus jauh-jauh dari saya. Tapi, gara-gara itu, saya jadi kurang paham politik. Bagaimana nanti kalau ada orang mendekati saya untuk kepentingan politik? Personel lain Slank juga tak ada yang mempermasalahkan saya mendukung Jokowi.
Lalu apa yang dilakukan Slank terhadap penggemarnya setelah Anda mendeklarasikan diri mendukung Jokowi?
Kami diamkan saja mereka. Mau pilih Jokowi atau tidak, silakan. Slank memilih Jokowi, tapi Slankers bebas memilih apa pun karena itu hak mereka.
Kemudian apa yang terjadi?
Setelah kami mendeklarasikan mendukung Jokowi, Slankers kemudian aktif berdiskusi kenapa Slank mendukung Jokowi. Mereka sampai-sampai membuat tulisan dan teori macam-macam. Ujung-ujungnya, ya, mereka mendeklarasikan dukungan juga. Tapi mereka bilangnya: Slankers dukung Slank pilih Jokowi. Deklarasi itu berlangsung di 150 kota.
Bagaimana cara Anda saat itu menggerakkan relawan lain agar ikut bergabung dalam konser "Salam 2 Jari"?
Komunitas relawan yang lain kami minta bergerilya mengajak kenalan-kenalan relawan yang lain, tak terkecuali Slankers. Relawan yang bergerak itu bermacam-macam. Ada ibu rumah tangga, pekerja profesional, dan sebagainya. Tapi, dari semua itu, enggak ada yang profesional di bidang ini, membuat konser.
Sekarang Anda masih jadi relawan Jokowi?
Kami kini kembali seperti biasa. Semua teman, relawan, yang kemarin mengajak konser juga begitu. Hanya ada rasa tanggung jawab harus memastikan Jokowi bekerja benar karena sudah kami dukung. Ada pemikiran tugas relawan sebatas mengantar beliau dan mengawasinya. Pemerintahan bagus kalau masyarakatnya ikut berpartisipasi.
Anda tidak ingin masuk ke pemerintahan?
Tak perlulah. Kami melakukan yang simpel saja. Kalau pemerintah bilang hari ini buang sampah, ya, ikuti saja dengan baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo