Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kalah Lawan Susi, Sandiaga Uno Prioritaskan Waduk Paling Tercemar

Dinas Lingkungan Hidup menjelaskan, sekitar 50 persen situ/waduk di Jakarta tercemar berat. Sandiaga Uno berjanji membersihkannya.

1 Maret 2018 | 12.35 WIB

Gaya Menteri KKP Susi Pudjiastuti dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno setelah meraih garis finish bersama dalam adu cepat di Festival Danau Sunter, Jakarta Utara, 25 Februari 2018. TEMPO/Maria Fransisca Lahur.
Perbesar
Gaya Menteri KKP Susi Pudjiastuti dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno setelah meraih garis finish bersama dalam adu cepat di Festival Danau Sunter, Jakarta Utara, 25 Februari 2018. TEMPO/Maria Fransisca Lahur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah kalah adu cepat melawan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam Festival Danau Sunter, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berjanji membersihkan 12 danau atau waduk di Ibu Kota.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Sandiaga, pemerintah DKI memprioritaskan pembersihan danau dan waduk yang paling tercemar. “Salah satunya Waduk Pluit,” katanya di gedung Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Rabu, 28 Februari 2018. Kondisi Waduk Pluit tercemar berat dan mengalami pendangkalan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut hasil survei terakhir Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, sekitar 57,75 persen situ dan waduk di Jakarta tercemar berat. Sisanya tercemar sedang 19 persen, ringan 21,25 persen, dan yang berkondisi baik hanya 2,5 persen.

Sandiaga menambahkan, untuk mengurangi pencemaran situ dan waduk, setiap rumah, perkantoran, serta industri harus mengolah limbah lebih dulu sebelum membuangnya ke saluran air.

“Simpel aja, kami bikin waste water treatment (pengolahan air limbah),” tuturnya.

Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan menuturkan danau lain yang akan segera dibersihkan di antaranya Sunter Utara dan Sunter Selatan, Situ Tomang Barat, serta Wijaya Kusuma.

Menurut Teguh, penampung air tersebut menjadi prioritas karena tingkat pencemarannya. Situ Tomang Barat dan Wijaya Kusuma, misalnya, kondisinya tercemar berat.

Sebelum membersihkan danau dan waduk itu, Dinas akan menguji kembali masing-masing tingkat pencemarannya. Setelah itu, Dinas akan menghitung debit air di sana. “Baru kami gunakan aerator untuk menjernihkan limbah,” ujar Teguh.

Dinas Sumber Daya Air juga akan melanjutkan pembangunan waduk yang sempat terhenti. "Karena sulit membuka waduk baru, kami menuntaskan pembangunan yang belum selesai," ucapnya. Waduk itu antara lain Kampung Rambutan I dan II, Brigif, serta Pondok Ranggon I, II, dan III.

Tahun ini, Gubernur Anies Baswedan dan Wagub Sandiaga Uno menganggarkan Rp 10,027 miliar untuk memelihara waduk, situ, dan embung. Sedangkan anggaran untuk pembangunan waduk, situ, dan embung sekitar Rp 75,33 miliar.

ALFAN HILMI | IRSYAN HASYIM

Gangsar Parikesit

Gangsar Parikesit

Menjadi jurnalis Tempo sejak April 2014. Liputannya tentang kekerasan seksual online meraih penghargaan dari Uni Eropa pada 2021. Alumnus Universitas Jember ini mendapatkan beasiswa dari PT MRT Jakarta untuk belajar sistem transpotasi di Jepang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus