Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kaleidoskop Seni

22 Desember 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Laskar Pelangi dan Ayat-ayat Cinta
Pilihan Penonton Indonesia

Untuk waktu yang lama, bioskop Indonesia dikuasai film-film horor dan komedi seks. Penonton sudah tak bisa membedakan lagi film kuntilanak, hantu, dan pocong yang berseri-seri. Karena itu, ketika film Ayat-ayat Cinta (Hanung Bramantyo), yang diangkat dari novel laris karya Habiburrahman el-Shirazi, muncul di bioskop pada Februari 2008, popularitas film horor semakin turun. Film yang bercerita tentang konflik batin mahasiswa Indonesia di Mesir, Fachri, dalam urusan cinta dan keimanan ini sempat menyulut pertanyaan soal isu poligami. Menurut sutradara Hanung Bramantyo, film ini berhasil menarik 3,8 juta penonton.

Menjelang Lebaran, sebuah film yang berbeda lantas ”melabrak” film komedi yang bertebaran. Laskar Pelangi, yang diangkat dari novel Andrea Hirata, bercerita tentang 10 anak Sekolah Dasar Muhammadiyah di Pulau Belitung dan upaya mereka untuk tetap mendapatkan pendidikan di tengah kemiskinan yang mendera. Film karya sutradara Riri Riza dan produksi Mira Lesmana ini sudah ditonton 4,4 juta orang. ”Dan sampai hari ini masih ada di bioskop nasional,” kata Mira bangga.

Film ini juga berhasil menembus Berlinale, festival film internasional yang bergengsi di Jerman, yang digelar Februari 2009 mendatang, dalam kategori film panorama.


Momen

April

  • Mahkamah Konstitusi menolak uji materi aturan undang-undang sensor film yang diajukan Masyarakat Film Indonesia.

    Mei

  • Sebanyak 347 seniman Tanah Air berpameran bersama dalam Manifesto.
  • Produk seni rupa Indonesia merajai ekshibisi di Cina.
  • Teater Garasi merayakan 15 tahun usianya dengan pentas Jejalan.

    Juli

  • Lima perupa muda memenangi Indonesia Art Awards.

    September

  • Pameran 100 tahun pelukis Salim. Ia meninggal enam minggu setelah pameran besar karya-karyanya digelar di Indonesia. Salim dikebumikan di kawasan Neuilly, Paris, tempatnya bermukim lebih dari separuh usianya.

    Oktober

  • Komunitas Salihara menggelar festival kesenian: dari pameran seni rupa hingga pertunjukan tari, teater, pantomim, dan opera. Festival ini sekaligus merayakan lahirnya pusat kesenian baru di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

    November

  • Indonesia Dance Festival menyajikan 14 koreografer dari tujuh negara.

    Desember

  • Film Fiksi menjadi Film Terbaik Festival Film Indonesia yang digelar di Gedung Sate, Bandung. Sejumlah produser memboikot festival ini. Produser film Laskar Pelangi (Riri Riza) dan Perempuan Punya Cerita (Lasja F. Susatyo, Nia Di Nata, Upi, dan Fatimah Tobing) masih tidak bersedia ikut festival ini.
  • Jakarta International Film Festival ke-10 tetap digelar di tengah krisis ekonomi. Lebih singkat dan jumlah filmnya lebih minim, tapi diramaikan premier dari sejumlah film pendek dan dokumenter Indonesia berkualitas tinggi.
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus