Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Minum teh tak cuma bermanfaat untuk menghilangkan dahaga, tetapi juga memperbaiki suasana hati. Pakar teh Ratna Somantri menjelaskan jenis teh yang bisa dinikmati sesuai dengan suasana hati dan aktivitas peminumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada pagi hari, Ratna merekomendasikan teh hijau yang diyakini memiliki khasiat kuat untuk menurunkan kolesterol jahat dan trigliserida dalam tubuh. Selain itu, teh hijau pun mengandung antioksidan seperti flavonoid dan polifenol untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi, siap beraktivitas, pikiran juga lebih jernih," ujar Ratna.
Berdasarkan penelitian, teh hijau juga baik untuk diminum di sela waktu makan untuk memaksimalkan asupan nutrisi serta penyerapan zat besi. Setelah sibuk bekerja, stamina tubuh biasanya menurun pada petang hari.
Saat itu terjadi, Ratna menyarankan untuk menenggak teh lebih kental seperti teh hitam. Untuk minuman selepas makan, coba nikmati teh melati atau teh oolong agar mulut terasa segar. Sementara, jika kondisi tubuh mulai menurun di tengah orang-orang yang terkena flu, coba campurkan jahe dan kayu manis pada teh.
"Campuran itu bisa menghangatkan badan," kata Ratna.
Teh dulunya dikenal sebagai ramuan obat pada dinasti Zhou, yaitu 1.115 Sebelum Masehi. Minuman teh dikembangkan di Cina, lalu dipelajari oleh pendeta Jepang yang membawa tradisi itu ke Negeri Sakura. Dari Cina, teh menyebar ke banyak tempat, termasuk Indonesia, yang kini memiliki 50 ragam teh.