Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kasak-kusuk Memoles Citra

PEMILIHAN Gubernur DKI Jakarta baru akan digelar pada pertengahan Februari 2017, bersamaan dengan pemungutan suara di seratus daerah lain. Namun persaingan telah memuncak pada hari-hari terakhir di Ibu Kota.

17 Oktober 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mesin Strategi Bernama Charlie

Agus Harimurti Yudhoyono membentuk tim kecil yang bertugas menyiapkan strategi dan mengatur persiapan menghadapi debat kandidat. Menunjuk sahabat sebagai manajer kampanye.


PERTEMUAN perdana itu terjadi pada Selasa dua pekan lalu, dua hari sebelum Agus Harimurti Yudhoyono bertandang ke kantor Tempo. Keduanya berjumpa di salah satu ruang rapat The Capital Residence, Sudirman Central Business District, setelah difasilitasi Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik. ”Mas Agus, perkenalkan senior saya, The Legend Rocky Gerung,” kata Rachland mengulangi ucapannya ketika itu, Kamis malam pekan lalu.

Malam itu, Agus dan Rocky berdiskusi selama hampir dua jam. Agus memaparkan konsepnya membangun kota. Dia menjelaskan konsep membangun tanpa melupakan manusia, termasuk menata kota tanpa mencerabut identitas sosial. Rocky menyebut Agus memiliki reaksi orisinal terhadap sebuah isu. ”Saya hanya mempertajam gagasannya,” ujar Rocky.

Dua hari berselang, pengajar Ilmu Filsafat Universitas Indonesia tersebut ikut memantau wawancara Agus di kantor Tempo. Ketika pulang, Rocky memasuki Nissan Navara yang ditumpangi Agus. Rocky menuturkan, Agus menyebut berhadapan dengan jurnalis sebagai pengalaman baru. ”Saya seperti berada di kelas ilmu pengetahuan, Bang,” kata Rocky, Jumat pekan lalu, menirukan ucapan Agus.

Menurut Rocky, dia hanya ingin mengantar proses transisi Agus dari militer ke dunia sipil. Tentara, kata Rocky, selalu berada dalam situasi darurat sehingga pergerakannya selalu efisien. Dalam militer, perintah atasan tak mungkin didebat. Meskipun tak masuk tim pemenangan, Rocky diminta menjadi teman diskusi agar Agus terbiasa menghadapi perdebatan. Menurut Rocky, ”Saya memposisikan diri sebagai devil advocate.”

l l l

Sejumlah politikus Partai Demokrat meriung di lobi The Capital Residence, Kamis pekan lalu. Ada Rachland Nashidik, Rico Rustombi, dan Andi Arief. Ada pula manajer kampanye Agus Harimurti, Wishnu Wardhana. Belakangan, Muhammad Husni Thamrin ikut bergabung. Setelah merampungkan makan malam, para politikus ini beranjak ke salah satu ruang rapat. Rico membawa Tempo ke ruangan sebelah. ”Ada yang menyebut ini war room. Padahal enggak ada apa-apa,” kata Rachland sembari tergelak.

The Capital Residence menjadi salah satu tempat merancang strategi pemenangan Agus Harimurti-Sylviana Murni. Dari tempat ini, lingkaran pertama Agus, seperti Wishnu, Rachland, dan Rico, merumuskan langkah pengenalan Agus ke warga Jakarta. Rocky sesekali ikut berdiskusi meskipun tak masuk tim resmi. Selain bertemu dalam rapat tatap muka, mereka membuat grup WhatsApp. Namanya Tim Charlie. ”C sebenarnya merujuk pada campaign manager,” ujar Rachland.

Partai Demokrat, kini dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono, gemar membentuk tim pemenangan pemilu yang merujuk pada alfabet International Civil Aviation Organization. Saat pemilu presiden 2009, Yudhoyono memiliki Tim Alfa, Delta, dan Romeo. Untuk menghadapi pemilihan Gubernur DKI Jakarta, Tim Charlie inilah yang memegang kendali.

Yudhoyono turun tangan langsung memimpin rapat penyusunan tim pemenangan Agus-Sylvi. Misalnya saat rapat di The Bistro, Raffles Hills, Cibubur, Senin dua pekan lalu. Pada Ahad pekan lalu, Yudhoyono mengumpulkan ketua umum partai pengusung Agus. ”Setiap partai dipersilakan membentuk struktur pemenangan di luar tim resmi,” kata Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani.

Rachland menuturkan, untuk tim pemenangan yang didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta, partai pengusung mengusulkan nama-nama. ”Saya dan Rico masuk lewat usul pengurus pusat,” ujar Rachland. Nama-nama yang diusulkan diserahkan kepada Agus untuk diperiksa satu per satu. Termasuk mencoret nama-nama yang dia anggap tak cocok. ”Dia pernah meminta waktu selama dua jam, khusus memeriksa nama-nama ini,” kata Rico.

Tak cuma mengecek nama-nama anggota tim pemenangan, Agus mendesain pakaian tim suksesnya. Inisial namanya, ”AHY”, ditempatkan di dada sebelah kiri. Inisial nama juga tertera di lengan sebelah kiri, bersama tanda pagar #JKT4ALL. Di dada kanan, tercantum tanda pagar #JakartaUntukRakyat. Emblem merah-putih tersemat di bagian lengan kanan. Desainnya masih mengesankan militer, dunia yang baru saja ditinggalkannya. ”Iya, itu buat baju lapangan,” ujar Agus di kompleks Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan, Jumat pekan lalu.

Belakangan, Agus meminta satu nama masuk, yakni Wishnu Wardhana. Posisi yang ditempati pun tak main-main: manajer kampanye. Jabatan ini berfungsi strategis, yakni menentukan titik-titik yang mesti dikunjungi Agus Harimurti. Wishnu Wardhana adalah Presiden Komisaris Indika Energy sejak April 2016. Sebelumnya, Wishnu menjadi presiden direktur—sejak Mei 2013. Agus menyebut Wishnu sebagai salah satu sahabat karibnya.

Wishnu mengakui diminta langsung oleh Agus menjadi anggota tim sukses. ”Mas Wishnu, bisa tidak meluangkan waktu selama lima bulan untuk menemani saya kampanye?” kata Wishnu menirukan ucapan sahabatnya. Tanpa perlu penjelasan berlebih, Wishnu pun menganggukkan kepala. Padahal dia awalnya mendukung Sandiaga Salahudin Uno. Wishnu menempati posisi strategis, yakni manajer kampanye dan komandan think tank.

Mula-mula, Tim Charlie memetakan apa saja kegiatan program prioritas sebelum Agus ditetapkan secara resmi sebagai calon gubernur. Rachland mengatakan Tim merasa perlu menjelaskan ke publik mengapa Agus bertanding dalam pemilihan gubernur. Karena itulah langkah pertama yang dikerjakan adalah mengunjungi kantor-kantor media. ”Tapi tak semua kami datangi,” ujar Rachland.

Media pertama yang didatangi Agus Harimurti adalah Net TV, yang didirikan Agus Lasmono Sudwikatmono bersama Wishnutama Kusubandio. Agus Lasmono merupakan partner Wishnu di Indika Energy. Rachland menuturkan, dua media lain yang dianggap bakal kritis adalah Tempo dan Metro TV. Dia menjelaskan politik redaksi dua media ini, termasuk kemungkinan preferensi politiknya.

Sebelum Agus Harimurti tampil dalam bincang-bincang Mata Najwa di Metro TV, Rachland juga menjelaskan latar belakang Surya Paloh sebagai pendiri stasiun televisi tersebut. Rachland memaparkan afiliasi politik dan sikap Surya selama sepuluh tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Rachland, Agus perlu dibekali asupan informasi yang cukup. Enam belas tahun berdinas di militer, Agus nyaris tak bersentuhan dengan wartawan. ”Ini dunia yang sama sekali baru buat dia,” ujarnya.

Meskipun sudah dibekali simulasi dan asupan informasi, Agus tidak puas terhadap penampilannya di Mata Najwa. Di media sosial, banyak yang berpendapat Agus tak cukup siap menangkis pertanyaan. ”Ya, persepsi orang macam-macam,” kata Rico. Saat forum evaluasi di The Capital, Agus mengeluhkan jawabannya kerap dipotong. ”Saya tidak diberi kesempatan menjawab secara utuh,” ujarnya. Najwa Shihab, presenter Mata Najwa, membantah tudingan bahwa ada perlakuan berbeda terhadap Agus. ”Semua narasumber kami perlakukan sama,” katanya. ”Silakan pemirsa menilai.”

Menurut Rachland, Agus mesti dibiasakan berada dalam situasi sulit saat berdebat. Karena itulah anggota Tim Charlie kerap berdiskusi dengan Agus sebagai latihan menghadapi debat calon gubernur. ”Kami memilih Rocky Gerung sebagai sparring partner,” ujar Rachland.

Saban malam, Tim juga menggodok data lembaga survei dan memetakan daerah yang perlu dikunjungi. Wishnu menuturkan, berdasarkan sigi, Agus ternyata populer di kalangan pemilih pemula, anak muda, dan wong cilik. Selasa pekan lalu, Agus bersama istrinya, Annisa Pohan, mengunjungi Rusunawa Sindang dan Pasar Sindang, Koja, Jakarta Utara. Dua hari kemudian, Agus mendatangi Kampung Rawa Badung, Kelurahan Jatinegara, Jakarta Timur.

Rico menyebutkan popularitas Agus juga ditopang faktor kesukuan serta pengaruh Yudhoyono. Dalam suatu kesempatan, kata Rico, warga di Koja sempat berseru, ”Wah, ini orang kita!” ”Orang kita” merujuk pada satu-satunya calon gubernur bersuku Jawa. Rico mengakui Yudhoyono masih memiliki pengaruh di masyarakat. ”Oh, ini toh anak Pak SBY,” ujarnya menirukan seorang warga Kampung Rawa Badung. Berdasarkan survei internal, kata Wishnu, dari angka 87 persen popularitas Agus, seperempatnya karena faktor Yudhoyono.

Wishnu menuturkan, strategi pemenangan selalu berdasarkan pemetaan survei. Menurut dia, tim kampanye sudah memiliki peta daerah yang berpotensi menjadi daerah basis, lumbung suara, daerah abu-abu, hingga daerah merah, yaitu daerah kubu lawan. ”Kalau daerah merah, tak perlu digarap,” Rico menambahkan. Agenda kunjungan sudah terjadwal hingga November mendatang.

Akibat padatnya aktivitas ini, Agus tak lagi bisa leluasa bercengkerama dengan putrinya, Almira Tunggadewi Yudhoyono. Rico, yang sering semobil dengan Agus, mengatakan koleganya itu sering menelepon sekadar menanyakan kabar. Satu permintaan Agus kepada tim kampanye. ”Dia meminta Almira dibolehkan semobil bersamanya,” ujar Rico.

Setelah penetapan calon pada 24 Oktober mendatang, Rico menuturkan, Agus bakal membidik kelas menengah terdidik. Misalnya mengadakan nonton bareng di bioskop, mengunjungi kampus, atau jalan-jalan ke pusat belanja. Di sisi lain, Wishnu mengatakan tak ingin kampanye Agus terkesan tak sesuai dengan karakter aslinya. ”Kalau memang harus nongkrong di kafe, ya, nongkrong saja,” ujarnya.

Di tengah wawancara, politikus Partai Persatuan Pembangunan yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Suharso Monoarfa, sempat menyambangi war room. Dia pun berbincang dengan Wishnu. Bersamaan dengan itu, Rico pamit kepada Tempo. Setelah Rico menghilang di balik pintu, Wishnu bergeser ke ruangan sebelah. Di sana, para personel Tim Charlie masih asyik meriung. Wayan Agus Purnomo, Anton Aprianto, Danang Firmanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus