Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TERDIRI atas lima orang, tim kecil pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno terbentuk di kediaman Boy Sadikin, Jalan Borobudur Nomor 2, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu tiga pekan lalu. Rapat pembentukan yang berlangsung selama tiga jam ini dihadiri Anies, Sandiaga, Boy, serta beberapa pengurus Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera DKI Jakarta, yang mengusung pasangan itu. ”Tim ini yang menyusun program kerja dan memilih nama-nama untuk masuk tim kampanye,” ujar Syarif, salah satu anggota tim kecil itu, Rabu pekan lalu.
Selain beranggota Syarif, yang juga politikus Gerindra, tim ini diisi antara lain Deni Iskandar, yang merupakan orang kepercayaan Boy Sadikin—belakangan menjadi ketua relawan pasangan ini—Agung Yulianto dari Partai Keadilan Sejahtera, serta Ahmad Sulhi dan Arif Rahman dari Gerindra. Tim kecil ini diberi tugas memoles pasangan Anies-Sandi sebelum tim kampanye bekerja setelah penetapan calon oleh Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta pada Senin pekan depan.
Pekerjaan pertama mereka adalah membahas pembentukan tim kampanye yang tenggat penyerahannya ke KPU DKI Jakarta menyisakan waktu sepekan. Syarif mengatakan nama-nama kandidat anggota tim kampanye dibahas dengan mempertimbangkan komposisi partai dan relawan. ”Elemennya dari Gerindra dan PKS, serta relawan Boy, Sandiaga, dan Anies.” Boy adalah mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan DKI Jakarta yang berbelok mendukung Anies-Sandi lantaran tidak setuju dengan penetapan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur dari partai itu.
Dari tim kecil, pembahasan struktur dan komposisi tim kampanye dilanjutkan dalam pertemuan di lantai 17 Menara Karya, Rasuna Said, Jakarta Selatan, pada Kamis tiga pekan lalu. Anies, Sandiaga, Boy, dan Mardani ikut dalam pertemuan itu. Ada juga Syarif, Deni Iskandar, Ketua Gerindra Jakarta M. Taufik, serta perwakilan relawan Anies dan relawan Sandiaga. Pertemuan berlangsung selama empat jam sejak pukul 13.00.
Penetapan tim kampanye akhirnya diputuskan dalam pertemuandi Menara Karya itu. Rapat memutuskan Mardani sebagai ketua tim kampanye dan Boy sebagai ketua tim relawan. Mardani, menurut Sandiaga, dipilih agar tidak kehilangan peran setelah batal menjadi calon wakil gubernur seperti skenario awal Gerindra dan PKS. Menurut Sandiaga, usul Mardani sebagai ketua tim pemenangan pertama kali disampaikannya dalam pertemuan petinggi kedua partai satu jam sebelum deklarasi pasangan Anies-Sandiaga di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. ”Semua setuju,” kata Sandiaga.
Menurut Anies, tim kampanye mewakili lima sayap yang akan menggalang dukungan, yakni Gerindra, PKS, relawan Boy, serta tim Sandiaga dan Anies. ”Lima sayap itu ada semua,” ujar Anies kepada Hussein Abri Yusuf Muda dariTempo. Mardani mengatakan struktur dan komposisi tim kampanye merupakan hasil kesepakatan bersama. ”Seluruh tim kampanye menandatangani pakta integritas,” ujarnya. Adapun Boy menyatakan bersedia terlibat di tim Anies-Sandi lantaran sejak awal ia menolak mendukung Basuki. ”Kebetulan Sandiaga datang ke saya.”
TIM kampanye Anies Baswedan-Sandiaga Uno mulai mematangkan strategi pemenangan pasangan itu sejak pekan lalu. Pada Rabu hingga Kamis pekan lalu, tim menggelar pertemuan di Hotel Santika, di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Syarif mengatakan semua ketua dan wakil ketua bidang di tim kampanye berkumpul membahas sejumlah hal. Salah satunya konten kampanye. ”Kami akan menggunakan konten yang kreatif,” katanya.
Seseorang yang ikut dalam pertemuan itu mengatakan, pasangan Anies-Sandiaga kemungkinan besar tak akan menggunakan wajah mereka sebagai atribut selama masa kampanye mulai Rabu pekan depan hingga 11 Februari mendatang. Semua atribut hanya menggunakan gambar tangan dengan posisi berdiri terbuka dan jari-jarinya dirapatkan. Menurut dia, simbol ini pernah dipakai sebagai tanda salam pada era Presiden Sukarno. ”Simbol tangan dipilih karena memakai wajah pasangan calon cenderung membuat bosan calon pemilih,” ujarnya.
Juru bicara tim kampanye, Yudha Permana, tak membantah rencana penggunaan simbol tangan di atribut kampanye Anies-Sandiaga. Menurut dia, rencana penggunaan simbol tangan itu masih dibahas di tim kampanye. ”Saya belum bisa bilang itu sudah final,” ucap Yudha. Kendati begitu, dia menyatakan pasangan Anies-Sandiaga pasti akan menggunakan strategi yang kreatif pada masa kampanye nanti.
Tim kampanye juga memilih strategi memperbanyak blusukan untuk Anies dan Sandiaga selama masa kampanye. Seorang anggota tim kampanye Anies-Sandiaga mengatakan strategi ini dilatarbelakangi survei internal yang telah dilakukan kubu Sandiaga pada Agustus lalu. Salah satu isi survei itu menyebutkan 80 persen masyarakat Jakarta cenderung memilih pemimpin yang sering menemui konstituennya. ”Rakyat suka pemimpin yang langsung turun ke bawah,” katanya. Sebelum penetapan calon, blusukan ini dikawal tim kecil.
Syarif memperkuat kemungkinan penggunaan strategi blusukan itu. Menurut dia, tim kampanye sudah memegang peta wilayah Jakarta yang bakal dijadikan target lokasi untuk mendulang dukungan. Syarif mengatakan Anies-Sandiaga bakal sering blusukan ke kantong suara yang menjadi basis pendukung pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama pada pemilihan gubernur 2012. ”Kami akan mengunjungi daerah-daerah yang dimenangi Jokowi,” ujarnya.
Menurut seorang anggota tim kampanye pasangan ini, karakter pemilih Jokowi di Jakarta adalah masyarakat yang menghendaki tipe pemimpin bersih dan santun. Jokowi, menurut dia, menang di Jakarta karena populer dengan citra seperti ini. Agar bisa mengambil hati para pemilih Jokowi, kata dia, tim kecil memoles Anies seperti tuntutan tersebut.
Dalam memoles citra Anies seperti ini, kata dia, tim kecil itu juga dibantu sepuluh orang yang memiliki kedekatan lama dengan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini. Mereka sudah mengenal Anies sejak program Indonesia Mengajar digulirkan. Tim ini membantu mengurus relawan, berkunjung ke media, dan menyusun konten materi Anies ketika bertemu dengan masyarakat Jakarta. Apa yang sudah dilakukan tim kecil dibantu dengan sepuluh orang ini hanya membuka jalan pekerjaan tim kampanye. Anies hanya tersenyum ketika dimintai konfirmasi soal ini.
Pasangan Anies-Sandiaga juga mencoba menggandeng sejumlah tokoh untuk bergabung dalam tim kampanye untuk membangun citra sebagai kandidat antikorupsi. Salah satu tokoh itu adalah Adnan Pandu Praja, mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi. Seorang anggota tim kampanye Anies-Sandiaga mengatakan dua mantan pemimpin KPK yang lain juga ikut bergabung dengan tim kampanye. ”Antikorupsi bakal menjadi tema besar kampanye,” tuturnya. Adnan membenarkan ikut membantu pasangan Anies-Sandiaga. ”Saya siap membantu memenangkan pasangan ini,” ujarnya kepada Devy Ernis dariTempo.
Selain mengajak pegiat antikorupsi, menurut anggota tim kampanye Anies-Sandiaga, pasangan itu mendekati Eko Prasodjo, pakar kebijakan publik Universitas Indonesia yang juga mantan Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Eko menyatakan pernah dimintai masukan mengenai reformasi birokrasi oleh Sandiaga. Tapi dia menyangkal ikut menjadi anggota tim kampanye. ”Saya tidak masuk tim.”
Seorang anggota tim kampanye mengatakan ada 17 tokoh yang sudah dicoba diajak bergabung. Mereka rencananya menjadi dewan pakar yang bertugas memberi pertimbangan kepada pasangan Anies-Sandiaga. Menurut dia, komunikasi tim Anies-Sandiaga dengan para tokoh dilakukan sejak akhir September lalu. ”Ini permintaan langsung pasangan calon,” ujarnya. ”Sebagian besar komunikasinya langsung dari pasangan calon.”
Saat berkunjung ke kantorTempopada Rabu pekan lalu, Anies memberikan jawabanoff the recordketika ditanya mengenai keterlibatan para tokoh itu. Adapun Sandiaga tak membantah ada 17 nama tokoh yang rencananya menjadi dewan pakar, termasuk para mantan komisioner KPK. ”Mereka inipolicy crisis group,” ucapnya.
Ihwal pelibatan pegiat antikorupsi, Sandiaga mengatakan itu terkait dengan rencana dia dan Anies membuat pemerintahan Jakarta lebih transparan. Menurut Sandiaga, keikutsertaan pegiat antikorupsi bisa memberikan penekanan pada komitmen memerangi praktek korupsi di Jakarta. ”Jakarta harusclean governancedan antikorupsi,” kata Sandiaga. Prihandoko, Anton Aprianto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo