Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Percayakah Anda Dimas Kanjeng Taat Pribadi bisa menggandakan uang?
|
||
Ya | ||
21,9%% | 294 | |
Tidak | ||
77% | 1.034 | |
Tidak Tahu | ||
1,1% | 15 | |
Total | (100%) | 1.343 |
Meski 77 persen responden dalam jajak pendapat Tempo.co pekan lalu menyatakan tak percaya Dimas Kanjeng Taat Pribadi bisa menggandakan uang, 21,9 persen percaya kepada takhayul itu. Jumlahnya lumayan karena total responden sebanyak 1.343 orang. Taat Pribadi menjadi tersangka pembunuhan dan penipuan. Lima pengikutnya mengadukannya ke kepolisian Probolinggo, Jawa Timur, karena merasa dibohongi bisa mendapat uang berlipat ganda dari yang mereka setorkan kepadanya. Taat diduga membunuh dua pengikutnya karena hendak membocorkan tipu-tipu dia itu ke polisi. Mereka yang tak lagi taat kepada Taat lalu membuka kedoknya bahwa penggandaan uang itu hanya modus mengelabui untuk meraup uang. Polisi menemukan bunker berisi uang asli dan barang berharga yang diduga merupakan setoran para pengikutnya. Polisi tengah menyelidiki modus penipuan Taat ini karena pengikutnya ribuan dan datang dari banyak tempat, bahkan dari pulau lain. Sebanyak 200 orang dalam jajak pendapat yang percaya Taat bisa menggandakan uang bisa jadi mewakili para pengikutnya yang setia. Di padepokannya, orang rela tidur di barak dan menolak pergi kendati Taat sudah masuk penjara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 16 Oktober 2016 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |