Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kata Gubernur Terpilih Pramono Anung Soal Banjir Jakarta

Banjir Jakarta terjadi dalam beberapa hari terakhir buntut tingginya curah hujan. Lantas apa kata Gubernur terpilih Pramono Anung?

1 Februari 2025 | 13.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Korban banjir kampung Sepatan RT 18/RW 05 mengungsi di dalam peti kemas Depo BCC, Cakung Cilincing, Rorotan, Jakarta, 31 Januari 2025. Antara/Rivan Awal Lingga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banjir Jakarta mewarnai fenomena di penghujung Januari 2025. Sejumlah titik terendam air dan memaksa 3.000 lebih jiwa dari seribuan keluarga harus mengungsi pada Kamis malam, 30 Januari 2025.

Per hari Jumat, 31 Januari, tercatat banjir masih melanda 10 Rukun Tetangga (RT) pada pukul 07.00 WIB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Penyebabnya curah hujan tinggi dengan ketinggian air 30 sampai 60 sentimeter,” tulis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta dalam keterangn tertulis, Jumat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bencana banjir Jakarta merupakan salah satu pekerjaan rumah alias PR yang menjadi tantangan bagi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Jakarta Pramono Anung-Rano Karno. Dalam kampanye yang digelar sebelum Pilkada pada November 2024 lalu, kandidat usungan PDIP ini telah berjanji bakal memprioritaskan penanganan banjir.

Menanggapi fenomena banjir Jakarta yang terjadi pekan ini, Pramono Anung menilai bahwa salah satu persoalan utama dari Jakarta adalah kebijakan yang tidak konsisten. Menurut dia, pola itulah yang membuat permasalahan di Jakarta tidak tuntas hingga ke akarnya, termasuk masalah banjir.

“Itu tadi persoalan utama kita itu konsistensi terhadap sebuah kebijakan,” ujar Pramono dalam acara obrolan santai tentang Jakarta Kota Ramah Sepeda yang digelar di Kedai Halaman, Jakarta Selatan, Ahad, 26 Januari 2025.

Pramono mencontohkan, salah satu bentuk tidak konsistennya kebijakan Jakarta adalah mangkraknya program Banjir Kanal Timur (BKT) milik pemerintahan Fauzi Bowo alias Foke. Menurut dia, program tersebut cukup efektif untuk mengatasi permasalahan banjir dan kemacetan di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara.

“Sayangnya, begitu pemerintahan berganti, program BKT tidak lagi dilanjutkan, sehingga permasalahannya terulang kembali. Pelan-pelan dibiarkan. Karena dibiarkan jadinya seperti sekarang ini. Termasuk Kalijodo yang legacy-nya Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) itu juga seperti ini,” kata dia.

Pramono juga menyoroti tidak efektifnya program JakLingko usai Anies Baswedan lengser dari kursi Gubernur Jakarta. Dia menilai, Penjabat Gubernur yang menggantikan Anies, tidak terlalu fokus untuk menjalankan program iji dengan baik. Pramono mengatakan, program JakLingko saat ini seperti ada dan tiada. Padahal, menurut dia, JakLingko merupakan program yang bagus dan bermanfaat bagi warga Jakarta.

Berkaca dari hal tersebut, Pramono menyatakan akan meneruskan dan memperbaiki program-program peninggalan para mantan Gubernur Jakarta. Dia memastikan program-program warisan Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Fauzi Bowo, hingga Sutiyoso yang terbukti efektif akan dia lanjutkan di masa pemerintahannya.

“Dan orang kalau tanya saya ‘Legacy kamu apa?’ Legacy saya memperbaiki legacy-legacy yang ada,” kata dia.

Adapun Pramono pernah menjanjikan jika terpilih akan menyelesaikan berbagai persoalan warga Jakarta. Antara lain soal banjir, polusi, lowongan pekerjaan, pelayanan yang tidak terbuka, pembagian Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang gak transparan, serta petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) yang disalahgunakan untuk beberapa kepentingan.

“Saya akan memulai dengan persoalan-persoalan kecil ini yang saya selesaikan,” kata Pramono saat menghadiri acara deklarasi dukungan oleh relawan di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu, 11 September 2024.

Jelang hari pencoblosan Pilkada Jakarta, Pramono kembali menyampaikan ihwal niatnya menangani masalah banjir Jakarta. Untuk mengatasi persoalan banjir di Jakarta, dia mengatakan akan mengolaborasikannya dengan kebijakan yang dicanangkan Ahok dan Anies semasa jadi Gubernur Jakarta.

Pramono bilang tidak anti terhadap kebijakan gubernur-gubernur sebelumnya. Selama kebijakan itu baik untuk masyarakat, pihaknya bakal mengembangkannya jika terpilih menjadi gubernur dalam gelaran pilkada Jakarta 2024. Adapun program Anies untuk mengatasi banjir adalah membangun sumur resapan. Sedangkan program Ahok membentuk pasukan oranye atau PPSU.

“Dua kebijakan ini jika dipadukan akan optimal mengatasi banjir yang ada di Jakarta,” ucap Mantan Sekretaris Kabinet ini saat blusukan ke Cipete, Jakarta Selatan, Senin, 18 November 2024.

Pramono kala itu menuturkan pasukan oranye bisa dimaksimalkan untuk bidang pembersihan saluran-saluran air di setiap wilayah Jakarta. Lalu pembangunan sumur resapan di sejumlah titik akan mengurangi debit air di jalanan yang berpotensi menyebabkan banjir.

Dengan memanfaatkan dua kebijakan itu, Pramono yakin bisa mengurangi risiko banjir Jakarta berulang saban tahun.

“Sebab terdapat dua aspek yang dilibatkan dalam kebijakan ini, pertama adalah pemberdayaan manusianya dan kedua soal pemanfaatan sumur resapannya,” katanya.

Oyuk Ivani S, M. Faiz Zaki, Alif Ilham Fajriadi, Juli Hantoro, dan M. Rizki Yusrial berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus