Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DIALOG itu berlangsung intensif pada awal Agustus 2018. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin berkali-kali mengajak Masduki Baidlowi bertemu. Ma’ruf ingin mengetahui perkembangan terakhir bursa pendamping Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019. Nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud Md., mencuat kala itu. “Dia ingin mengetahui Mahfud itu seperti apa,” kata Masduki kepada Tempo, Selasa, 9 April lalu.
Masduki memberikan gambaran lengkap tentang Mahfud. Ia menyebutkan Mahfud memiliki banyak kelemahan dari berbagai sisi. Pria 60 tahun itu berbisik, justru Ma’ruf yang memiliki jalan terlebar menuju Istana Negara. Benar saja, pada detik-detik akhir, Jokowi mengumumkan Ma’ruf Amin sebagai pasangannya dalam pemilihan presiden 2019. “Saya dan Kiai Ma’ruf sudah memiliki keyakinan sama sejak awal,” ujar Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi MUI itu.
Menurut Masduki, Ma’ruf sadar memiliki profil yang paling pas sebagai pendamping Joko Widodo. Usia Ma’ruf yang mencapai 76 tahun adalah salah satu keunggulan. Sosoknya yang sepuh meyakinkan partai politik pendukung Jokowi bahwa Ma’ruf bukanlah ancaman pada pemilihan berikutnya.
Ma’ruf juga dikenal sebagai politikus yang spesialis menjadi kuda hitam saat injury time. Masduki bercerita, suasana pemilihan yang sama terjadi saat Kiai Ma’ruf terpilih sebagai Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 2015-2020 pada Agustus 2015. Namanya sejak awal tak berada di daftar kandidat.
Pemilihan kandidat wakil presiden menggenapi kedekatan Ma’ruf dengan Masduki. Keduanya sudah saling kenal sejak Abdurrahman Wahid memimpin PBNU. Masduki pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2004-2009 dan menjabat Wakil Ketua Komisi Pendidikan. Komunikasi keduanya makin intensif setelah Ma’ruf terpilih sebagai Rais Am. Masduki menjabat Wakil Sekretaris Jenderal PBNU. Keduanya pun bekerja bahu-membahu di MUI.
Dalam berbagai kesempatan, Masduki berperan sebagai juru bicara Ma’ruf. Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Asrorun Ni’am Sholeh membenarkan kabar kedekatan itu. Asrorun juga disebut sebagai figur yang sering berdiskusi dengan Ma’ruf. “Pak Masduki,” tuturnya lewat pesan pendek saat ditanyai siapa sosok terdekat Ma’ruf Amin, Rabu, 10 April lalu.
Masduki mengaku rutin bertemu dengan Ma’ruf. Bahasan utamanya adalah soal kebangsaan dan program kerja serta dinamika di MUI dan PBNU. Pertemuan itu berlangsung dalam kelompok kecil, maksimal diikuti empat orang. Ia tak mau membuka identitas peserta pertemuan rutin lain tersebut. “Lebih sering Kiai yang mengajak bertemu,” ucap Masduki.
Mereka pun kerap membahas isu sensitif. Masduki merahasiakan tema pertemuan itu. Ia bersama tokoh lain, seperti Juri Ardiantoro, Iman Sugema, dan Siti Ma’rifah—anak Ma’ruf—bergabung di tim Kiai Ma’ruf Amin. Tim ini bertugas sebagai wadah pemikir kampanye Ma’ruf.
Tiap pertemuan bisa berlangsung berjam-jam di rumah Ma’ruf. Masduki mengungkapkan, Ma’ruf sanggup meladeni diskusi selama tiga jam tanpa jeda. Intensitas pertemuan kini berkurang karena aktivitas kampanye Ma’ruf. Apalagi Ma’ruf kini memiliki tim kesehatan sendiri sebagai calon wakil presiden. “Dokternya selalu menegur kami kalau diskusi terlalu lama,” kata Masduki, terkekeh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo