PENGANTAR
Jepang disebut masyarakat dunia yang paling cepat berubah. Dalam
pada itu, Jepang bersandar pada tradisi yang menangkau ke masa
silam yang samar-samar. Sejarah dan tradisi, tidaklah merupakan
halangan sama sekali untuk berubah, sebenarnya telah merangsang
perubahan di Jepang dengan cara yang mungkin tidak dikenal di
negeri-negeri lain di dunia.
Melalui sejarahnya yang panjang, rakyat, Jepang telah
memperlihatkan kemampuan khas untuk mencernakan dan menyesuaikan
gagasan-gagasan baru kepada lingkungan kebudayaannya yang
istimewa. Kemampuan ini berasal dari sejarah dan geografl Jepang
yang telah menciptakan rakyat yang luar biasa homogin.
Berabad-abad mereka mengembangkan pranata-pranata, adat-istiadat
dan sifat-sifat yang telah memberi mereka rasa kepribadian
nasional yang kuat dan tujuan yang sama.
Kekuatan dan stabilitas yang berasal dari unsur-unsur kehidupan
nasional ini telah menunjang Jepang menempuh dua perombakan
utama dalam seratus tahun terakhir pertama dalam abad ke-19,
ketika menghapus sistim feodal yang membeku untuk melaju ke
jalan modernisasi, dan kemudian dalam pertengahan abad ke-20
ketika bangkit dari pengalaman tragik Perang Dunia II, untuk
menciptakan masyarakat baru yang diabdikan kepada kerjasama yang
damai dan cara hidup yang demokratis. Sementara kedua kurun
waktu itu membawa perubahan yang hampir revolusioner ke dalam
struktur politik maupun sosial, perubahan itu berlangsung tanpa
mencabut akar-akar tradisi atau merugikan kelestarian sosial.
Satu langkah perombakan ini ialah tingkat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dan dicapai selama seperempat abad terakhir yang
telah menjelmakan Jepang jadi salah satu negara industri
terkemuka di dunia. Dalam jangka masa yang lebih lama, Jepang
telah menjelmakan dirinya dari masyarakat pertanian yang
bergulat dengan baku penghidupan minimum seratus tahun yang
lalu, jadi masyarakat industri yang maju dengan gaya hidup
nasional bersandarkan baku pencapaian material, kebudayaan dan
intelektual yang lebih tinggi.
Langkah kedua perubahan ini dapat ditemukan dalam
internasionalisasi berangsur-angsur hampir segenap aspek
kehidupan nasional. Lama terkungkung dalam kontak dengan dunia
luar, pertama oleh letaknya kepulauan itu, kemudian oleh isolasi
yang dilakukannya sendiri selama dua setengah abad, dan akhirnya
dalam abad sekarang ini oleh perang dan pendudukan Jepang
dewasa ini mencari peranannya yang wajar dalam rangka kerjasama
internasional. Jepang kini ikut dalam semua forum dunia,
menganut diplomasi damai dengan giat dan memberikan sumbangan
kepada saling pengertian yang lebih besar sebagai anggota aktif
masyarakat bangsa-bangsa.
Dalam seperempat abad terakhir abad ke-20, perubahan masih akan
menjadi sifat perkembangan Jepang, karena rakyat mencari
penyelesaian terhadap masalah yang baru timbul dalam bidang
politik, ekonomi dan sosial, dan karena bangsa Jepang menerima
tanggungjawab yang makin besar di arena internasional. Akan
tetapi terikat oleh riwayatnya yang panjang dan oleh citarasa
asasi terhadap ketertiban dan disiplin, rakyat Jepang
menghampiri tantangan ini sebagai tugas baru mereka untuk masa
depan dan bertekad untuk turut-serta secara positif mencapai
perdamaian dan keadilan dalam kerjasama dengan segenap bangsa
yang mempunyai cita-cita yang sama.
KONSTITUSI DAN KAISAR
Dalam Konstitusi baru, yang diumumkan pada tanggal 3 Nopember
1946, dan mulai berlaku pada tanggal 3 Mei tahun berikutnya,
rakyat Jepang berjanji menjunjung tinggi cita-cita perdamaian
dan sistim demokrasi. Mukadimah Konstitusi menetapkan:
"Kami rakyat Jepang, menginginkan perdamaian sepanjang waktu
.... Kami ingin menduduki tempat terhormat dalam masyarakat
internasional sambil berusaha sepanjang waktu memelihara
perdamaian, serta menghapuskan kelaliman perbudakan, penindasan
dan sikap tak menenggang darf muka bumi."
Dalam banyak hal penting, Konstitusi baru berbeda dari
Konstitusi Meiji tahun 1889.
Beberapa ketentuan pokoknya adalah: Kaisar merupakan lambang
Negara dan kesatuan rakyat. Kekuasaan kedaulatan kini tergenggam
di tangan rakyat. Sebagai hak daulatnya Jepang mengutuk perang.
Jepang juga mengutuk ancaman atau penggunaan kekerasan sebagai
cara menyelesaikan sengketa dengan negeri-negeri lain. Hak-hak
asasi manusia dijamin sebagai hak-hak yang abadi dan tidak dapat
dilanggar Majelis Bangsawan yang dulu diganti dengan Dewan
Penasihat, yang para anggotanya seperti juga para anggota Dewan
Perwakilan dipilih sebagai wakil seluruh rakyat. Dewan
Perwakilan mempunyai kekuasaan yang lebih besar daripada Dewan
Penasihat. Kekuasaan eksekutif terletak di tangan Kabinet, yang
bertanggung jawab secara kolektif kepada Parlemen. Pemerintahan
otonomi setempat diselenggarakan secara luas. Kaisar tidak
mempunyai kekuasaan yang berhubungan dengan pemerintahan. Beliau
melaksanakan tugas yang hanya ditentukan dalam Konstitusi.
Misa'mya, menunjuk Perdana Menteri dan Hakim Ketua Mahkamah
Agung. Akan tetapi, Perdana Menteri mula-mula ditunjuk oleh
Parlemen dan Hakim Ketua oleh Kabinet. Kaisar atas nama rakyat
juga melakukan tugas-tugas seperti mengumumkan undang-undang dan
persetujuan-persetujuan, memanggil Parlemen bersidang dan
menganugerahkan bintang kehormatan atas nasihat dan persetujuan
Kabinet.
Keluarga Kaisar
Sri Baginda Kaisar Jepang, Hirohito, lahir di Tokyo pada tanggal
29 April 1901. Beliau menuntut pelajaran pada Sekolah Bangsawan
dan kemudian pada sebuah lembaga yang khusus didirikan untuk
pendidikannya.
Sebagai Putera Mahkota, beliau melakukan perjalanan ke Eropah
selama enam bulan dalam tahun 1921, dan menjadi wali Pangeran
tidak lama sesudah kembali. Dalam tahun 1924, beliau kawin
dengan Puteri Kuni, sekarang Permaisuri Nagako. Beliau naik
takhta pada tahun 1926. Kaisar Hirohito terkenal akan studinya
dalam ilmu hayat marine. Waktu senggangnya banyak diabdikannya
kepada riset dalam bidang itu dan beliau telah menerbitkan
sejumlah buku berdasarkan penyelidikan tersebut.
Putera Mahkota Akihito, lahir di Tokyo pada tanggal 23 Desember
1933. Selain belajar dari guru-guru privat, dia juga masuk
Sekolah Menengah Pria Gakushuin sampai tahun 1952 dan
Universitas Gakushuin sampai tahun 1956. Dia kawin dengan Puteri
Mahkota Michiko dalam bulan April 1959. Mereka mempunyai dua
orang putera dan seorang puteri, yaitu Pangeran Naruhito, lahir
pada bulan Pebruari 1960, Pangeran Fumihito, lahir dalam bulan
Nopember 1965 dan Puteri Sayako lahir dalam bulan April 1969.
Putera Kaisar yang bungsu ialah Pange ran Hitachi, Dia kawin
dengan Puteri Hanako dalam bulan September 1964. Seper ti Putera
dan Puteri Mahkota, pasangan muda ini mengunjungi banyak bagian
negeri Jepang untuk ikut dalam berbagai peristiwa dan upacara
bersangkutan dengan kegiatan nasional dalam bidang kebudayaan,
pendidikan, olahraga dan kesejahteraan sosial. Mereka juga telah
melakukan sejumlah perjalanan muhibah ke luar negeri. Puteri
Chichibu (janda mendiang Pangeran Chichibu, adik Kaisar),
Pangeran dan Puteri Takamatsu serta Pangeran dan Puteri Mikasa,
adalah anggota-anggota lain Keluarga Kaisar. Pangeran Takamatsu
dan Pangeran Mikasa juga adalah adik Kaisar.
Dengan dihapuskannya kebangsawanan sesudah perang, maka hanya
anggota Keluarga Kaisar yang mempertahankan gelar kepangeranan.
Para puteri Kaisar, yang sudah kawin semuanya tidak lagi memakai
gelar kekaisaran sesudah kawin.
Kerjasama Ekonomi Indonesia -- Jepang
I. Gambaran Umum
Suatu era baru yang mendasari hubungan kerjasama ekonomi
Indonesia -- Jepang terjalin setelah pada bulan Agustus 1977,
P.M. Fukuda menghadiri pertemuan puncak ASEAN yang diperluas di
Kuala Lumpur yang kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi
negara-negara ASEAN, guna menegaskan kembali bahwa hubungan
tersebut akan didasarkan pada hubungan dari "hati ke hati".
Bagaimana perwujudan dari hubungan tersebut di masa depan, masih
merupakan suatu tantangan yang harus diatasi dan diperjuangkan
oleh kedua belah pihak.
Dalam suatu pernyataan bersama setelah pertemuan ASEAN --
Jepang, maka Jepang memberikan komitmen untuk turut serta dalam
proyek ASEAN, dengan investasi sebesar US$ 1 milyard, dalam hal
ini Indonesia memperoleh proyek pupuk Urea. Di samping itu
Indonesia juga memperoleh bantuan sebesar 58.800 juta Yen yang
terdiri dari pinjaman Yen sejumlah 49.900 juta Yen dalam
kerangka IGGI, pinjaman Yen sebesar 6.500 juta Yen untuk
dipergunakan impor beras, grant sebesar US $ 4,5 juta untuk
impor beras dari Birma, grant sejumlah 1.900 juta Yen untuk
peningkatan produksi pangan, grant 600 juta Yen untuk
pembangunan pusat penelitian sanitasi hewan dan grant sebesar
240 juta Yen untuk konsolidasi fasilitas-failitas telekomunikasi
domestik di Indonesia.
Hingga saat ini (per Nopember 1976), seluruh bantuan pemerintah
Jepang atau ODA pada Indonesia mencapai 749.000 juta Yen,
diantaranya 103.500 juta Yen dalam bentuk grant. Ini merupakan
58,39% dari bantuan Jepang pada negara-negara ASEAN atau 23,8%
dari seluruh bantuan luar negeri Jepang. Kalau implementasi
bantuan pemerintah Jepang dilihat perkembangannya dalam 4 tahun
terakhir, maka hantuan pada Indonesia dalam tahun 1973 mencapai
US$ 142,9 juta atau 18,7% dari seluruh bantuan luar negeri
Jepang pada tahun 1973. Tahun 1974 bantuan tersebut berjumlah US
$ 221,1 juta atau 25,1% dari seluruh bantuan luar negeri Jepang
untuk tahun bersangkutan. Sedangkan pada tahun 1975, bantuan
Jepang pada Indonesia mencapai US$ 197,9 juta atau 23,3% dari
seluruh bantuan Jepang pada tahun tersebut dan tahun 1976 kepada
Indonesia diberikan bantuan sebesar US $ 200,5 juta atau 26,6%
dari seluruh bantuan luar negeri Jepang dalam tahun 1976.
Hubungan di bidang perdagangan antara kedua negara ini selalu
memperlihatkan perkembangan yang positip dari tahun ke tahun.
Dalam hubungan ini, neraca perdagangan Indonesia selalu
mencatat surplus terhadap Jepang. Tahun 1975, Indonesia mencatat
surplus sebesar US$ 1,580,462 ribu (ekspor Jepang sebesar US $
1,849,801 ribu dan impor Jepang sejumlah US $ 3,430,263 ribu).
Tahun 1976, Indonesia mencatat Surplus US$ 3,052,016 ribu
(ekspor Jepang berjumlah US$ 4,690,674 ribu dan impor Jepang
sebesar US$ 1,638,658 ribu).
Dalam tahun 1977 (Januari sampai Agustus), ekspor Jepang ke
Indonesia tercatat US $ 1,090,049 ribu. Dibandingkan tahun lalu
untuk periode yang sama, ini berarti naik dengan 6,7%. Sedangkan
impor Jepang untuk periode yang sama tahun 1977 berjumlah US$
3,329,110 ribu. Ini berarti naik sebesar 27,9% dibandingkan
tahun sebelumnya.
Kalau komposisi perdagangan antara dua negara ini kita tinjau
lebih lanjut, maka ekspor utama Jepang ke Indonesia ialah mesin
dan perlengkapannya untuk kemudian disusul dengan barang logam
dan kimia. Sedangkan impor Jepang dari Indonesia yang terutama
ialah minyak dan hasil-hasil minyak lainnya untuk kemudian
disusul dengan kayu dan hasil-hasil laut.
Kegiatan lain dalam rangka kerjasama ekonomi Indonesia-Jepang
adalah di bidang penanaman modal. Menurut laporan BKPM, selama
bulan Januari hingga Oktober 1977 terdapat 20 proyek penanaman
modal asing yang disetujui pemerintah RI dengan nilai sekitar
US $ 120,7 juta. Dalam hal ini 7 proyek diantaranya berasal dari
Jepang dengan nilai sekitar US $ 21,8 juta.
Kalau kita tinjau lebih lanjut, maka sejak tahun 1967 hingga
Oktober 1977, terdapat 771 proyek penanaman modal asing yang
disetujui pemerintah RI dengan nilai sekitar US$ 6,468,4 juta.
Ini sudah termasuk penambahan modal dan pengurangan jumlah
proyek yang dicabut ijinnya. Dalam hal ini, proyek penanaman
modal asing yang berasal dari Jepang berjumlah 200 proyek atau
25,9% dari seluruh proyek penanaman modal asing di Indonesia.
Dilihat dari nilainya, maka modal yang ditanam oleh Jepang
sampai Oktober 1977 berjumlah US$ 2,435,2 juta atau 37,6% dari
seluruh nilai investasi penanaman modal asing di Indonesia.
Jelas dalam hal ini, baik dalam jumlah proyek maupun nilai
investasi, Jepang memegang peranan penting dalam kegiatan
penanaman modal asing di Indonesia.
Pembukan Pust Kebudayaan Jepang
Upacara pembukaan Pusat Kebudayaan Jepang, yang menangani
pertukaran kebudayaan antara Indonesia dan Jepang dilakukan pada
tangal 2 April bertempat di Jalan Cemara no. 1 Jakarta. Duta
Besar Jepang untuk Indonesia Hidemichi Kira, tokoh-tokoh
Pemerintah Indonesia dan tokoh-tokoh Kementerian Luar Negeri
Jepang serta Japan Foundation menghadiri pertemuan tersebut.
Pusat Kebudayaan ini berupa sebuah gedung bertingkat tiga dengan
luas lantai sekitar 1000 mÿFD diperlengkapi dengan sebuah
perpustakaan, ruang-ruang kelas, ruang audio-visual, sebuah
ruang besar dan sebuah model rumah teh Jepang. Di sana dibuka
kursus bahasa Jepang dan Ikebana (seni merangkai bunga ala
Jepang) dan pertunjukan film Jepang diadakan setiap minggu.
Pusat Kebudayaan ini merupakan salah satu kantor cabang Japan
Foundation, organisasi kebudayaan semi pemerintah di bawah
pengawasan Pemerintah Jepang, dan adalah yang ketiga didirikan
setelah Roma (Italia) dan Kohln (Jerman Barat).
Beasiswa JAL
Tahun ini Japan Air Lines menawarkan lagi kepada mahasiswa
negeri-negeri ASEAN dan Hongkong sebuah kesempatan untuk
memperluas wawasannya melalui eksperimen praktis tentang
hubungan internasional. Hal ini sangat berguna untuk memajukan
pengertian yang lebih baik antara pemuda di Asia Tenggara.
Japan Business Seminar ke-10
Seminar ke-10 tentang dunia usaha Jepang serta ekonomi dan
industrinya akan herlangsung di Tokyo dari 27 Mei sampai 2 Juni
1979. Seminar yang bertujuan untuk lebih merapatkan ikatan
ekonomi dan kebudayaan antara Jepang dan dunia luar tersebut
disponsori oleh Japan Air Lines dan Kamar Dagang dan Industri
Jepang bekerjasama dengan Japan External Trade Organiation
(JETRO) dan Japan Productivity Center. Para pembicara terdiri
dari para ahli ekonomi dari luar dan dalam negeri. Sedangkan
peserta diharapkan hadir dari sduruh penjuru dunia.
Bisnis Photo Copy
Teknologi photo copy kini semakin melanda dunia, tak terkecuali
Indonesia. Jepang banyak mengambil keuntungan dari bisnis jenis
ini, nampak dari mesin-mesin photo copy buatannya yang kini
beroperasi di mana-mana.
Pembuat kamera terkenal Canon akhirnya tergaet juga untuk ikut
terjun dalam pemasaran mesin photo copy. Mesin buatannya
dipasarkan di Indonesia sejak tahun 1973 melalui produk NP 1100
dan L7. Disusul oleh tipe lainnya: NP 70, NP 5100 NP 75 AF, NP
5000, NP 50 ("si kecil") dan NP A2 ("si besar").
Memenuhi tuntutan kemajuan teknologi, Canon menciptakan pula
mesin-mesin photo copy yang berkemampuan lebih baik. NP 5500
misalnya, dapat memperkecil hasil copy dengan lima langkah. NP
80 menggunakan sistim "roller developer" yang pertama di dunia.
"Sensor panel" pada mesin tipe ini menggantikan fungsi tombol,
stop kontak dan skakelar, sehingga hanya dengan sentuhan jari
saja untuk menjalankannya. Kemampuannya 32 lembar per menit. NP
6000 dilengkapi dengan "self diagnosis" yang mampu menunjukkan
di mana terjadi kerusakan, sehingga memudahkan teknisi untuk
membetulkannya.
Canon masih terus berupaya menciptakan mesin copy yang lebih
baik lagi dan kabar terakhir mengatakan Canon mungkin akan
segera merakit mesin-mesinnya di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini