Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
M.H. Thamrin meninggal pada 11 Januari 1941 setelah kedatangan seorang dokter dan pasukan Belanda.
Banyak pihak menduga ia sengaja disingkirkan karena aktivitas politik dan suara vokalnya di Volksraad.
MALAM menjelang dinihari, saat itu kondisi tubuh Mohammad Hoesni Thamrin sedang panas dan menggigil. Suasana mencekam ketika beberapa orang dari pasukan Belanda, termasuk seorang dokter, tiba-tiba datang ke rumah gedongan di Sawah Besar, Batavia, itu. Rumah itu hanya dihuni istri M.H. Thamrin, Otoh Arwati, perempuan sederhana dari Sukabumi, Jawa Barat; anaknya, Deetje Zubaidah; dan pembantu rumah bernama Entong. Mereka tak berani bertindak apa pun ketika dokter dan beberapa anggota pasukan memasuki kamar Thamrin. Tapi anak Thamrin, Deetje, masih sempat mengintip dari lubang angin pintu kamar yang berdekatan dengan kamarnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Misteri Kematian pada Pagi yang Menggigil"