Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Maskapai Penerbangan Berlakukan Tuslah

Kenaikan harga tiket pesawat berlaku menjelang puncak arus mudik Lebaran 2022. Tingginya harga akan berpengaruh pada jumlah penumpang pesawat.

26 April 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Garuda Indonesia mengkaji kenaikan harga tiket di jalur penerbangan terpadat.

  • Sriwijaya Air menaikkan harga tiket hingga 20 persen.

  • Angkasa Pura II menjamin passenger service charge tak turut melonjak.

JAKARTA - Maskapai penerbangan mengerek harga tiket pesawat seiring dengan tingginya arus mudik Lebaran 2022. Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, timnya mengkaji kenaikan harga tiket berdasarkan tingkat permintaan di setiap rute penerbangan. “Saat ini permintaan di jalur Jakarta-Bali yang tertinggi,” kata dia kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kenaikan harga tiket alias tuslah mudik Lebaran 2022 diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 68 Tahun 2022 tentang Biaya Tambahan (Fuel Surcharge) Tarif Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri. Kenaikan harga tiket pesawat jet maksimal 10 persen dari tarif batas atas (TBA), sedangkan tuslah pesawat propeler maksimal 20 persen dari TBA.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan aturan tersebut, Kementerian Perhubungan bermaksud menjaga kemampuan operasi maskapai penerbangan di tengah lonjakan harga avtur dunia. Bila merujuk pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 2019, skema tuslah diizinkan ketika kenaikan harga avtur sudah mempengaruhi 10 persen biaya operasi maskapai penerbangan. Tekanan operasional yang sudah berlangsung selama satu kuartal penuh pun menjadi persyaratan tuslah.

Vice President Corporate Secretary Citilink Indonesia, Diah Suryanti Indriastuti, berjanji kenaikan harga tiket tak melampaui TBA. “Kami tidak gegabah, karena kenaikan biaya bahan bakar juga tidak serta-merta (menaikkan harga),” kata dia. Sejak awal bulan ini, Diah mengklaim pemesanan tiket Citilink sudah melonjak hingga 75 persen dibanding pada bulan sebelumnya.

Citilink menyediakan 567 ribu kursi untuk 3.214 penerbangan pada arus mudik Lebaran tahun ini. Maskapai anak usaha Garuda Indonesia ini juga mengajukan 164 slot penerbangan tambahan atau extra flight untuk rute-rute dengan permintaan penumpang tinggi.

Aktivitas Terminal 3 Bandara Soekarno–Hatta, Tangerang, Banten, 20 April 2022. TEMPO/Tony Hartawan

Adapun Sriwijaya Air sudah menetapkan kenaikan harga tiket hingga 20 persen. Lewat keterangan tertulis, Direktur Niaga Grup Sriwijaya Air, Henoch Rudi Iwanudin, memastikan formula yang sudah mereka tetapkan tidak melanggar ketentuan TBA. “Kami akan maksimalkan harga jual guna menjaga revenue perusahaan.”

Meski harga tiket naik, Sriwijaya Air tetap menangguk lonjakan penjualan hingga 30 persen pada pertengahan bulan ini. Rudi mengatakan peningkatan penjualan tiket pesawat terjadi di semua jalur penerbangan, terutama yang menuju destinasi wisata.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero), Muhammad Awaluddin, mengatakan kenaikan harga tiket pesawat harus diiringi dengan peningkatan layanan kebandaraan. “Kami menyikapi hal ini dengan meningkatkan standardisasi layanan operasi bandara,” ujar dia, pekan lalu.

Awaluddin mengatakan kenaikan harga tiket pesawat menjadi sorotan lantaran akan berpengaruh terhadap jumlah penumpang. Apalagi, kata dia, saat ini industri penerbangan sedang merangkak menuju masa pemulihan setelah dua tahun terhempas pandemi Covid-19. Dia menjamin Angkasa Pura II tidak akan menaikkan biaya kebandaraan yang dibebankan kepada penumpang atau passenger service charge (PSC). “Kami belum menyesuaikan PSC sejak masa pandemi.”

Pengamat penerbangan dari Communicavia, Gerry Soejatman, menyebutkan harga tiket pesawat ke sejumlah kota utama tujuan pemudik sudah menyentuh tarif batas atas. Berdasarkan perhitungannya, Gerry mengatakan kenaikan biaya avtur 20 persen bisa membuat harga tiket pesawat naik 5-12 persen. Kondisi ini hanya untuk maskapai yang porsi biaya avturnya mencapai 60 persen dari seluruh kebutuhan operasional. Namun, kata dia, bukan tak mungkin maskapai penerbangan kembali membanting harga di luar puncak arus mudik Lebaran. “Bisa saja tiba-tiba harga anjlok untuk menjual sisa tiket.”

YOHANES PASKALIS | FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus