PERANG dingin, antara Uni Soviet dan Amerika Serikat beserta para sekutu masing-masing, tak pernah berhenti. Dan kosakata yang dipergunakan dalam suasana itu punya makna khusus, tergantung pada konteks ketika dipergunakan. Misalnya "ancaman", "serangan", dan "agresi", yang menggambarkan kegiatan pihak musuh. Kegiatan yang sama oleh pihak sendiri atau sahabat digambarkan dengan kata-kata "teguran bersahabat", "bantuan persaudaraan", dan "perang pembebasan". Dalam perang istilah itu, Satuan Tugas Khusus Uni Soviet - Spetsnaz - oleh pihak Barat dinamakan satuan pembunuh, teroris, dan penyabot. Tentu saja Uni Soviet tidak mengakui predikat-predikat itu. Spetsnaz itu nama satuan khusus GRU, dinas inteligen militer Soviet. Demikian tulis Viktor Suvorov dalam majalah Military Review terbitan Sekolah Komando-Angkatan Darat AS. Suvorov, staf umum di Fort Leavenworth, Kansas, AS, adalah nama samaran perwira tinggi Soviet yang membelot ke Barat. Ia mengaku pernah terlibat dalam dengan pasukan khusus itu ketika ia masih dinas aktif. Meskipun GRU merupakan organisasi kedua terbesar di dunia setelah KGB, badan itu tidak dibawahkan KGB juga tak ada hubungan apa pun dengan "komite keamanan negara" itu. Bahkan keduanya beroperasi dalam suasana persaingan dan konflik yang amat sengit. GRU bertanggung jawab atas bidang pengintaian (voiskovaya razvedka), hasil inteligen dari para agen (agenturnaya razvedka), latihan dan operasi Spetsnaz, pengolahan dan penyebaran informasi tentang musuh, dan intersepsi radio atau inteligen sandi dan isyarat. Badan Pusat GRU dikenal sebagai Direktorat Utama ke-2 Staf Umum Angkatan Darat. Departemen ke-2 dari staf setiap satuan induk tentara, yang bersenjata lengkap dengan tank, terdiri dari lima kelompok yang berurutan: pengintaian, inteligen, Spetsnaz, pengolahan informasi, dan intersepsi radio. Tampak di sini, Spetsnaz itu tidak berhubungan dengan pengintaian ataupun inteligen, melainkan berdiri sendiri. Di tingkat formasi satuan tentara, kelompok Spetsnaz di Departemen ke-2 membawahkan suatu kompi Spetsnaz langsung, yang bisa juga memperoleh informasi dari agen Kelompok Inteligen melalui komandan Departemen ke-2, dengan tujuan mengarahkan kompi Spetsnaz itu pada sasaran. Di markas besar garis depan yang didirikan dalam keadaan perang (dalam masa damai fungsinya digantikan oleh Markas Besar Kelompok Satuan dan Distrik Militer), semua kegiatan itu dikendalikan oleh Direktorat ke-2 Staf Umum AD. Direktorat itu terdiri dari lima departemen, yang urutan angka dan namanya serupa tapi lebih berkuasa dalam organisasi dan pengaruhnya. Departemen Spetsnaz dari Direktorat ke-2 membawahkan sebuah brigade Spetsnaz ditambah suatu pusat inteligen Spetsnaz yang bertanggung jawab atas pengerahan agennya sendiri. Dengan begitu, Direktorat ke-2 di garis depan mengendalikan dua jaringan agen asing - satu yang diurus Departemen Inteligen dan satu yang diurus Spetsnaz. Di lingkungan angkatan laut Soviet Spetsnaz juga berperan. Markas besar setiap armada Soviet Armada Utara, Armada Baltik, Armada Laut Hitam, dan Armada Pasifik - juga memiliki Direktorat ke-2 serupa seperti yang di markas besar garis depan. Fungsinya sama, departemennya pun sama - termasuk sekelompok agen inteligen, sekelompok agen Spetsnaz, dan, di sini, satu brigade angkatan laut Spetsnaz. Untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai markas besar garis depan dan armada di masa perang, markas besar utama didirikan di paling tidak tiga wilayah strategis - Barat, Barat Daya, dan Timur Jauh. Komandan setiap wilayah strategis biasanya membawahkan langsung satu resimen Spetsnaz, dan resimen ini biasanya dikomando langsung oleh Badan Pusat GRU atau Direktorat ke-2 Staf Umum AD. Direktorat Utama ke-2 itu menyelenggarakan koordinasi berbagai operasi yang dilakukan pada semua tingkat bawah inteligen militer Soviet. Tambahan lain, dia sendiri memiliki organisasi yang sangat kuat yang terdiri dari jaringan para agen asing. Banyak di antaranya yang dikerahkan untuk melakukan pembunuhan dan kegiatan teror. * * * Bagaimana dengan keadaan perang? Dalam situasi begini, satuan Spetsnaz ditugasi melacak dan membunuh pimpinan politik dan militer pihak musuh. Tugas serupa juga dijalankan oleh KGB. Lalu melacak fasilitas nuklir pihak musuh dan menginformasikannya sebagai sasaran pesawat terbang atau rudal Soviet, atau menghancurkannya sendiri. Berikutnya: melumpuhkan sistem komando musuh, dengan melakukan serangan terhadap pusat komando, staf dan jalur komunikasi. Merusakkan sasaran penting, seperti pelabuhan udara, pelabuhan angkatan laut, dan instalasi pertahanan udara, dalam wilayah musuh. Dan melumpuhkan sistem sumber daya musuh. Sasaran terutama adalah stasiun pembangkit listrik, pusat penyimpanan minyak dan gas bumi, saluran pipa, jaringan kawat listrik, stasiun transformator. Satuan Spetsnaz tidak ditugasi melibatkan diri dalam perang gerilya. Kompi mandiri Spetsnaz, yang diperbantukan pada setiap satuan utama angkatan darat, terdiri atas unsur markas besar, tiga peleton pasukan payung, satu peleton komunikasi, dan beberapa subunit pendukung operasi. Kompi itu berkekuatan 115 orang, termasuk sembilan perwira dan 11 perwira cadangan (praporschkiki). Ketika dilakukan kegiatan sabotase di daerah belakang musuh, kompi itu bisa bertindak sebagai satu unit atau dibagi menjadi sejumlah kelompok lebih kecil dengan jumlah maksimal 15 satuan. Pembagian seperti ini tidak ketat, dan formasi itu bisa saja berubah-ubah selama suatu operasi. Jika perlu, setiap unit bisa beroperasi secara mandiri, dan peleton komunikasi bisa mendirikan dan memelihara hubungan dengan semua kelompok dalam jarak jangkauan 1.000 km. Sebuah brigade Spetsnaz mempunyai unsur markas besar, satu kompi markas besar, tiga atau empat batalyon pasukan payung, dan sejumlah unsur pendukung. Kekuatan unit tempur sebuah brigade ialah antara 1.000 dan 1.300 orang. Seperti halnya kompi mandiri, brigade itu bisa bekerja sebagai satu unit tunggal atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Jumlah maksimum kelompok ialah 135 buah. Kompi Markas Besar hanya mempunyai tentara profesional dalam satuannya, dan kesiagaan tempur mereka dijaga dalam keadaan terbaik. Satu-satunya tugas kompi semacam ini ialah melacak dan membunuh pimpinan militer dan politik musuh, dan karenanya merupakan satu-satunya kompi yang sewaktu-waktu isa melakukan kontak langsung dengan para agen Spetsnaz di medan. Sebuah brigade Spetsnaz angkatan laut, dalam pada itu, terdiri dari unsur markas besar, satu kompi markas besar (dengan peranan dan julukan tak resmi "anti-VIP", seperti halnya juga rekan satuan di darat), satuan kelompok kapal selam mini, dua atau tiga batalyon perenang tempur, satu batalyon pasukan payung, dan sejumlah unit pendukung. Adapun resimen Spetsnaz terdiri atas enam atau tujuh kompi sabotase dan berkekuatan antara 700 dan 800 orang. Resimen ini berbeda dari kompi dan brigade mandiri dalam hal kekuatan mereka - yang terdiri dari para atlet unggul, termasuk sejumlah atlet tingkat Olimpiade. Mengenai Badan Pusat GRU, ia ini bertanggung jawab atas batalyon pendidikan, pusat-pusat latihan serta kursus-kursus komunikasi. Adapun tindakan terorisme yang sangat penting, baik di masa damai maupun perang, dilakukan oleh sejumlah orang asing yang terlatih - terutama yang berasal dari daerah Asia - yang langsung dikendalikan Badan Pusat GRU. Uni Soviet sendiri bertujuan, agar menjelang pecahnya perang sudah tersedia sejumlah unit Spetsnaz berikut ini: sejumlah 41 kompi mandiri masing-masing ditugaskan pada salah satu satuan utama angkatan darat yang lengkap bersenjata dan tank. Di masa damai kebanyakan staf satuan lengkap itu digabungkan dengan staf Distrik Militer, dan hanya dipisahkan kembali sesaat menjelang pecah perang. Tapi kompi (anti-VlP) brigade Spetsnaz secara permanen disiagakan sebagai satuan yang tersendiri. Yang kedua adalah 16 brigade Spetsnaz - yang masing-masing terdiri dari formasi garis depan satu. Kemudian empat brigade Spetsnaz angkatan laut sebuah untuk tiap armada. Dua puluh unit inteligen Spetsnaz, atau satu untuk setiap pusat garis depan dan armada. Berikutnya tiga resimen Spetsnaz yang bisa dialokasikan pada komandan setiap wilayah strategis - yang masing-masing terdiri dari tiga atau lebih pusat garis depan ditambah satu armada. Agen sabotase dan sejumlah detasemen dikendalikan langsung oleh Direktorat Utama ke-2 Staf Umum Angkatan Darat, Badan Pusat GRU. Diperkirakan, dalam masa damai kekuatan Spetsnaz berada antara 27.000 dan 30.000 orang. Tidak termasuk pasukan yang sedang dalam latihan, unit-unit pendukung serta para perwira yang melakukan pengerahan tenaga, serta para agen aktif di luar Uni Soviet. Kelompok-kelompok satuan dan distrik militer (yang dalam masa perang berubah menjadi satuan garis depan) masing-masing bisa mengerahkan 800 hingga 1.000 orang agen inteligen dan 20 hingga 30 agen Spetsnaz. Jumlah total agen yang bisa dikerahkan Badan Pusat GRU bahkan tak bisa diperkirakan sama sekali juga tidak mungkin diberikan perbandingan antara jumlah agen sabotase dan jumlah agen inteligen. Cukup bisa dikemukakan, Badan Pusat GRU bisa mengerahkan agen dalam jumlah yang lebih besar daripada yang bisa dikerahkan oleh gabungan semua divisi, armada, dan pusat garis depan. * * * Meski sesekali ada informasi singkat yang muncul dalam pemberitaan pers, sebetulnya sedikit sekali diketahui tentang satuan Spetsnaz. Apalagi karena Spetsnaz itu bagian dari GRU, dan orang Soviet kebanyakan tidak tahu-menahu. Memang, segala usaha dilakukan untuk menjaga rahasia kekuatan, organisasi, fungsi, penggunaan, bahkan juga kenyataan adanya Spetsnaz itu. Semua calon anggota Spetsnaz sendiri harus lulus tes loyalitas. Kemudian, waktu bergabung, harus menandatangani pernyataan rahasia yang resmi. Bila ini terlanggar, hukumannya seperti hukuman untuk mata-mata - mati. Satuan Spetsnaz sebagian besar mengenakan seragam pasukan Lintas Udara (Linud), meski mereka tidak punya hubungan. Pasukan serangan udara juga mengenakan seragam yang sama. Membedakan tiga jenis pasukan menjadi cukup sulit, meski ada perbedaan antara pasukan Linud dan yang lain. Perbedaan itu berasal dari Perang Dunia II. Selama Perang, kedelapan divisi Lintas Udara Soviet dinilai sangat berjasa - dan dianugerahi gelar Divisi Pengawal. Jadi, seorang prajurit yang mengenakan seragam pasukan Linud, tapi tanpa lambang "pengawal", pasti anggota pasukan serangan udara atau anggota Spetsnaz. Satu-satunya perbedaan antara Pasukan Serangan Udara dan pasukan Spetsnaz ialah bahwa yang terakhir itu biasanya hanya menggunakan payung. Jarang sekali helikopter. Pasukan Serangan Udara sebaliknya - selalu menggunakan helikopter, dan tidak payung. Semua perbedaan itu sangat kecil, meski bisa membantu para analis di saat mempelajari foto dan film. Pasukan Spetsnaz yang ditempatkan di negara Eropa Timur biasanya berdekatan dengan Markas Besar Utama, dan mengenakan seragam pasukan komunikasi yang membuat pengenalan hampir tidak mungkin. Di laut, pasukan awak kapal selam mini Spetsnaz mengenakan seragam awak kapal selam baku bagi ankatan laut, sementara semua perwira dan pasukan lainnya dari brigade angkatan laut Spetsnaz mengenakan seragam infanteri angkatan laut. Tidak ada satuan Spetsnaz yang ditempatkan tersendiri. Biasanya mereka menghuni asrama bersama dengan pasukan Linud dan pasukan Serangan Udara. Satuan Spetsnaz angkatan laut ditempatkan bersama dengan satuan infanteri angkatan laut. Seperti bunglon, jika ada satuan Spetsnaz ditempatkan di lingkungan satuan yang lain, mereka mengenakan seragam satuan terakhir. Satuan inteligen Spetsnaz bertugas di wilayah yang punya sasaran peka yang khusus - seperti pangkalan rudal dan roket, batalyon penal, dan fasilitas penyimpanan senjata nuklir. Meski begitu, kontak antara satuan Spetsnaz dan pasukan lain yang tinggal di tempat yang sama dilarang sama sekali. Satuan Spetsnaz menempati kawasannya tersendiri, yang tertutup dan di jaga ketat. Di berbagai distrik militer dan kelompok satuan, satuan Spetsnaz punya sebutan lain-lain. Di kelompok satuan Soviet di Jerman, misalnya, mereka disebut Reydoviki (raider), sementara di Distrik Militer Siberia disebut Ikhotniki (pemburu). Akibatnya, jika pasukan Spetsnaz dari wilayah berlainan bertemu secara kebetulan, masing-masing mengira yang lain anggota organisasi yang berbeda. Sebutan generik spetsnaz sebetulnya hanya digunakan para perwira jika mereka berbicara di antara mereka sendiri. Spetsnaz tidak punya sekolah dan akademi sendiri. Para perwira dilatih di Fakultas Pengintaian Sekolah Tinggi Kesenjataan Gabungan di Kiev dan di Sekolah Tinggi Komando Lintas Udara Ryazan. Warga Spetsnaz hampir tak bisa dibedakan dari rekan mahasiswa yang lain. Anggota komando tertinggi dan perwira yang terlibat dalam pekerjaan inteligen dilatih di Fakultas ke-3 dari Akademi GRU. Untuk membatasi meluasnya kalangan yang menyadari kehadiran Spetsnaz di masa damai, kompi-kompi mandiri Spetsnaz dilepaskan dari komando angkatan darat tingkat mereka dan ditempatkan langsung di bawah staf distrik militer dan staf kelompok satuan. Kompi-kompi mandiri itu digabungkan lagi menjadi suatu batalyon dalam brigade Spetsnaz yang terdapat pada tingkat itu. Di masa perang batalyon ini kembali dipecah, dan kompi-kompi mandiri itu kembali membawahkan komando masingmasin di Satuan Utama Anakatan Darat. Kemudian, untuk menutupi kehadiran inti profesional Spetsnaz, kompi-kompi brigade anti-VIP Komando Fusat dilepaskan dari brigade-brigade induk mereka dan menjadi tim distrik militer, kelompok satuan atau tim atlet dari Armada. Resimen Spetsnaz, yang terdiri seluruhnya dari profesional, tampil sebagai tim olah raga dari Perkumpulan Olah Raga Angkatan Darat Pusat (ZSKA). Metode yang sama dipergunakan pula oleh KGB: para penyabot profesional KGB menjadi anggota Perkumpulan Olah Raga Dinamo. Malahan sebagian besar anggota tim gabungan Olimpiade Uni Soviet terdiri dari para profesional anggota kedua perkumpulan yang sangat berhasil dan kaya. * * * Umumnya, satuan Spetsnaz terdiri dari prajurit biasa - tapi yang kuat, tangguh, dan cerdas. Mereka sudah terpilih lama sebelum menerima panggilan resmi memasuki dinas militer. Sebelum pemanggilan itu, setiap warga Soviet memang dinilai berdasarkan kesetiaannya terhadap pemerintah serta perkembangan fisik dan intelektualnya. Mereka yang mendapat angka tertinggi kelak memasuki barisan Pengawal Kremlin, pasukan komunikasi pemetintah KGB, Spetsnaz, dan pasukan pengawal perbatasan KGB. Jadi, Spetsnaz bisa memilih di antara orang terbaik - bahkan mendahului keperluan pasukan elite yang lain seperti VDV (Linud), pasukan roket strategis, dan satuan kapal selam nuklir. Saat tiba di kesatuan Spetsnaz, mereka mengikuti kursus singkat latihan militer yang sangat intensif. Di sini akan tampak para pemimpin sejati antara mereka - dan yang begini ini akan dikirim ke batalyon pendidikan Spetsnaz untuk dididik menjadi sersan. Tapi setiap kompi biasanya mengirim lebih banyak prajurit ke batalyon pendidikan itu daripada jumlah sersan yang diperlukan. Ini suatu kebiasaan yang mahal, dan sebenarnya tidak lazim di Soviet. Ada alasannya: dalam batalyon pendidikan itu persaingan sangat sengit, sehingga hanya yang terbaik dilantik sebagai sersan lainnya kembali ke satuan mereka sebagai prajurit biasa. Jadi, hanya yang unggul betul yang akhirnya memperoleh komando. Tapi tetap ada cadangan jumlah sersan, yang dengan cepat bisa mengisi tempat komando yang kosong atau menggantikan seorang sersan yang tak bisa mempertahankan mutu. Lebih dari sepertiga, di antara semua prajurit Spetsnaz, mengikuti kursus di batalyon pendidikan itu. Ini menjamin satu hal: sekalipun jtuh banyak korban dalam perang, kekuatan komando di tingkat bawah tak melemah secara berarti. Cadangan perwira dan calon perwira juga sangat banyak di satuan Spetsnaz. Dibanding lima perwira dan satu calon perwira di kompi angkatan darat Soviet yang biasa, kompi Spetsnaz mempunyai sembilan perwira dan sebelas calon perwira. * * * Uni Soviet membutuhkan prestise. Dan salah satu cara untuk itu ialah menggondol sebanyak-banyaknya medali Olimpiade. Negara membutuhkan suatu organisasi dengan disiplin tinggi untuk memeras upaya tertinggi para atlet. Bersamaan dengan itu, Spetsnaz sendiri membutuhkan atlet berkaliber unggul, yang punya kesempatan berkunjung ke wilayah yang mungkin akan menjadi daerah operasi mereka di masa perang. Sedangkan di pihak para atlet, fasilitas latihan yang baik serta sebuah organisasi yang mampu menghadiahi mereka kemungkinan berbagai prestasi atletik sungguh menggiurkan. Maka, Spetsnaz menjadi pusat minat bagi prestise negara, inteligen militer, dan olah ragawan. ZSKA, Perkumpulan Olah Raga Pusat Angkatan Darat, itu mengirim atletnya ke seluruh penjuru dunia - dan kenyataan bahwa para atlet itu mempunyai pangkat militer sungguh tidak tersembunyi. KGB, yang juga bertugas membunuh VIP musuh, mempunyai organisasi Dinamo, dan terjadi saingan sengit memperebutkan atlet terbaik antara ZSKA (Spetsnaz) dan Dinamo (KGB) ini. Khususnya di Spetsnaz, jumlah atlet wanita sangat banyak. Hampir tidak ada dokumentasi sebagai bukti kegiatan brigade profesional para pembunuh. Tapi ada suatu contoh yang cukup meyakinkan. Selama Perang Dunia II, sebelum Spetsnaz didirikan, Komisariat Rakyat untuk Urusan Dalam Negeri (NKVD yang kini menjadi KGB) membawahkan OMSBON NKVD USSR, atau brigade NKVD yang bertugas khusus. Brigade itu melatih dan menyebarkan ke belakang garis musuh 212 satuan yang berawak seluruhnya 7.316 orang. Tugas utama mereka: pemusnahan fisik pimpinan militer dan politik musuh. Di samping itu, brigade itu juga menghapuskan banyak musuh potensial di wilayah yang dibebaskan Tentara Merah kemudian. Menurut angka resmi, tulis Suvorov, brigade ini membunuh 140.000 orang. Susunan brigade: pekerja NKVD dan keamanan negara, satuan dari pasukan garis belakang dan perbatasan, atlet terkemuka - termasuk sejumlah banyak nama tersohor - serta para antifasis dari berbagai kelompok nasional yang direstui Komintern. Dalam uraian itu bisa dijumpai semua komponen yang kini ditemukan dalam organisasi Spetsnaz. Anggotanya adalah prajurit biasa, tapi yang dipilih dengan saksama dan dilatih secara teliti, kemudian para atlet utama, sejumlah orang asing, dan - di atas segalanya - para ahli inteligen profesional. * * * Di Uni Soviet, demikian Suvorov, istilah agen hanya berkenaan dengan orang asing yang dipekerjakan dalam dinas rahasia Soviet. Siapa saja bisa menjadi agen - tapi justru mereka yang tidak terlibat dalam pekerjaan atau kegiatan rahasia yang terutama disukai. Tugas mereka mempersiapkan medan, dengan cara membeli rumah yang berdekatan dengan sasaran strategis - lapangan terbang, jembatan, pangkalan rudal, pangkalan armada, dan sebagainya. Informasi yang mereka berikan sering seperti tak berarti. Tapi sebagai bagian dari suatu jaringan, info itu sangat penting dan berguna bagi satuan sabotase Spetsnaz - untuk menyerang sasaran secara tepat dan tiba-tiba. Para agen Spetsnaz, untuk tugas sabotase, biasanya mencari pekerjaan atau tempat tinggal berdekatan dengan instalasi transpor dan sumber daya. Tugas mereka, jika diperintahkan GRU, ialah menempatkan bahan peledak dan menghancurkan instalasi strategis itu. Lebih sering mereka tidak melakukan apa pun yang bersifat kriminal selama menunggu perintah itu. Tugas penting lain bagi para agen sabotase Spetsnaz di masa damai ialah pembelian rumah dan tanah tempat kelak, di masa perang, kelompok penyabot bisa berlindung. Tempat-tempat ini biasanya berada di daerah, tak jauh dari laut, hutan, atau di pegunungan. Umumnya dilengkapi dengan tempat perlindungan nuklir yang punya persediaan makanan dan air minum. Tugas tambahan, kelak, ialah menyediakan kendaraan, bahan bakar, dan makanan bagi para anggota kelompok sabotase, serta menunjukkan arah sasaran. Keduanya, agen inteligen dan agen sabotase, berada di bawah komando para perwira inteligen garis depan, dan bisa dipindahkan dari satu ke lain tugas setiap waktu. Pada prinsipnya, para agen Spetsnaz hampir atau tidak sama sekali punya kontak dengan warga Soviet di luar negeri - untuk menambah mantapnya kedudukan mereka sebagai warga masyarakat tempat mereka tinggal. Mereka sebetulnya anggota suatu "jaringan agen tidur", yang hanya menjadi aktif di kala perang pecah. * * * Di masa damai, ketiga unsur Spetsnaz - satuan tempur, satuan atlet profesional, dan para agen asing - tidak bertemu. Bahkan sering tidak tahumenahu tentang diri dan keanggotaan kalangan lain. Ini akibat kewaspadaan yang dilakukan untuk menjaga rahasia juga karena perbedaan tugas. Pendidikan para agen rahasia dilakukan secara orang per orang di pangkalan dan pusat latihan khusus yang terutama berlokasi di Uni Soviet. Salah satu pusat semacam itu berada di Odessa, dan pelajaran utama merupakan pengetahuan keamanan, komunikasi, teori dan praktek penghancuran sasaran, serta kerja sama dengan kelompok profesional yang lain. Adapun latihan untuk para atlet profesional dilakukan dalam kelompok kecil. Materinya terutama latihan fisik, bahasa asing, pelajaran wilayah yang mungkin menjadi medan perang, komunikasi, dan penghancuran. Sedangkan latihan untuk satuan tempur dalam banyak hal sama dengan latihan pasukan VDV (Linud). Tegangnya pendidikan ini tergambarkan oleh kenyataan bahwa bagi perwira dan calon perwira Spetsnaz, setiap tahun dinas terhitung 18 bulan. Jadi, 10 tahun dinas sebagai perwira Spetsnaz sama dengan 15 tahun dinas perwira biasa. Hanya, gaji di Spetsnaz 50% lebih tinggi - plus tambahan pembayaran untuk setiap kali terjun payung. Para prajurit Spetsnaz mempunyai beban tugas yang sama beratnya, tapi - seperti semua prajurit lainnya yang kena wajib militer - mereka berdinas hanya dua tahun. Boleh diingat pula, pendidikan dan latihan berat bagi satuan Spetsnaz itu dilakukan dalam kondisi iklim yang cukup kejam di Uni Soviet. Salah satu bentuk latihan ialah ini: Satu kesatuan didrop di suatu tempat, ribuan kilometer dari sasaran, tanpa bekal ataupun sarana angkutan. Sebagai tantangan tambahan, satuan MVD - Kementerian Dalam Negeri - dikerahkan melacak pasukan penyabot itu. Setahun sekali satuan Spetsnaz terbaik di seluruh negeri berhimpun-di pusat latihan utama di daerah Kirovgrad. Selama tiga bulan mereka mengadakan latihan sangat intensif. Pusat latihan, secara kebetulan, terletak berdekatan dengan kompleks pertambangan uranium Zheltyye Vody dan sejumlah kamp konsentrasi. Berbagai latihan itu diusahakan semirip mungkin dengan kondisi nyata. Misalnya, selama latihan satuan utama angkatan darat ke-5 di Distrik Militer Timur Jauh, brigade Spetsnaz di distrik itu dikerahkan untuk menyerang markas besar dan satuan rudal. Umumnya, serangan brigade, yang markas besarnya di Ussuriysk, cukup berhasil. Tapi ketika menyerang salah satu tempat penyimpanan senjata nuklir, kelompok Spetsnaz terjebak. Komandan tempat penyimpanan itu mengatur kendaraan bermotor mereka demikian rupa, hingga pada saat alarem berbunyi semua kendaraan itu menyalakan lampu mereka. Akibatnya, halaman sekitar menjadi terang benderang dan menyilaukan para spetsnazwan. Kemudian dilepaskan anjing pelacak. Teknik pengamanan seperti itu menjadi baku bagi kebanyakan pangkalan tentara Soviet sekarang. Juga kemiripan kondisi wilayah latihan dengan wilayah yang mungkin menjadi medan pertempuran kelak. Pegunungan Karpatia di daerah Yavorov, misalnya, kondisinya mirip dengan wilayah Alpen di Prancis, sedangkan pantai Baltik menyerupai pantai di Jerman bagian utara. Selain itu, dipergunakan model berbagai senjata nyata, yang terbuat dari plastik dan bisa diisi angin. Misalnya rudal jelajah Lance, Pluton, dan Pershing, howitzer, pesawat Mirage IV, serta tank Jaguar. Satu mata latihan penting ialah mempelajari cara musuh bertindak di medan perang serta cara ia melakukan interogasi terhadap tawanan. Keterlibatan tentara Soviet di Afghanistan memberikan kesempatan baik bagi Spetsnaz untuk berlatih dalam kondisi perang yang nyata. Para komandan, menurut Suvorov, sangat memanfaatkan peluang itu. * * * Dalam pertempuran, setiap praiurit Spetsnaz menggunakan sejumlah jenis senjata baku. Misalnya senapan otomatis Kalashnikov (AK), pistol P6 dengan alat peredam, pisau komando, enam buah granat atau sebuah peluncur granat, di samping bekal makanan dan obat-obatan. Setiap kelompok juga dilengkapi seperangkat radio R350M yang berfasilitas sandi. Tergantung pada jenis tugas, kelompok itu juga bisa diperlengkapi dengan rudal darat ke udara SA7 Strela 2 (julukan NATO Grail), ranjau, dan bahan peledak. Tapi satuan Spetsnaz tak memiliki senjata berat walaupun bila beroperasi di garis belakang musuh, mereka bisa saja menaklukkan tank, kendaraan lapis baja, atau lainnya. Ini mereka lakukan dengan mengenakan seragam musuh. Operasi satuan Spetsnaz dianggap bisa berhasil bila dilakukan serentak dan besar-besaran - sebagai pelengkap serangan dan operasi pasukan-pasukan Linud, infanteri angkatan laut, brigade serangan udara, berbagai tim KGB, dan kelompok serupa dari negara Pakta Warsawa yang juga beroperasi di daerah belakang musuh. Sebelum menerjunkan secara besar-besaran satuan Spetsnaz di awal sebuah perang, berbagai kelompok profesional mungkin terlebih dahulu dimasukkan ke wilayah musuh. Mereka bisa berkedok turis, delegasi, tim olah raga, awak kapal niaga atau penumpangnya. Tambahan lagi, menjelang pecah perang, sejumlah perwira Spetsnaz bisa ditempatkan di berbagai kedutaan sebagai staf, pelayan, ahli, sopir, atau pejabat lain. Penyusupan anggota ke wilayah musuh sebelum pecah perang itu merupakan taktik yang sangat penting, meski cukup riskan. Selanjutnya, satuan utama Spetsnaz akan diturunkan di semua tempat di garis depan. Kompi mandiri diterjunkan sekitar 100 hingga 500 km ke dalam wilayah musuh, sedangkan brigade garis depan bahkan dari 500 hingga 1.000 km. Resimen profesional, yang terdiri dari para atlet, diturunkan berdekatan dengan kota musuh yang utama. Sementara itu, brigade di angkatan laut memusatkan perhatian pada pangkalan armada musuh, terutama pangkalan kapal selam. Tiadanya perlengkapan senjata berat memungkinkan anggota Spetsnaz diangkut dengan mudah dalam pesawat sipil Aeroflot - sambil membebaskan pesawat angkutan militer untuk kegunaan maksimal pengangkutan pasukan- Linud (VDV). Pada saat mendarat, satuan Spetsnaz menguburkan payung mereka. Ketika itu lawan utama yang berbahaya ialah helikopter. Setelah meninggalkan daerah penerjunan, masing-masing berkumpul kembali dalam satuan di daerah yang lebih aman, tempat kelak semua peralatan yang termasuk berat di tinggalkan. Daerah itu diamankan dengan ranjau dan sarana alarem lain. Lalu, dari pangkalan itu, satuan beroperasi mengganyang berbagai sasaran dalam jangkauan puluhan kilometer. Lokasi pangkalan setiap saat berpindah. Tugas paling sulit ialah menemukan sasaran yang hanya diketahui secara samar. Berbagai sasaran yang formal diketahui sudah dimusnahkan sebelumnya dengan rudal dan serangan pesawat tempur. Sasaran tersembunyi-lah yang terutama dilacak satuan Spetsnaz - dengan berbagai peralatan elektronis. Selama pelacakan satuan bergerak pelan sekali, sambil memanfaatkan kamuflase. Jika bertemu musuh, mereka akan berusaha menghindari pertempuran. Mereka berpencar dan bertemu kembali di suatu tempat yang sudah dijanjikan. Saat sasaran ditemukan, komunikasi dengan pusat komando diadakan, dan titik koordinat sasaran diberitahukan sebagai sasaran rudal atau pesawat tempur. Tapi kadang-kadang satuan Spetsnaz sendiri yang terpaksa menghancurkan sasaran. Ini terjadi bila komunikasi sulit diadakan, atau bila terdapat berbagai pertimbangan lain seperti bila rudal musuh yang menjadi sasaran justru siap untuk diluncurkan. Serangan penghancuran dilakukan, sekalipun kemungkinan besar berarti bunuh diri. * * * Satuan yang bergerak mandiri diterjunkan di wilayah yang diperkirakan punya banyak sasaran penting. Komandan satuan berkuasa penuh. Pusat komando lainnya umumnya tidak mencampuri operasi, kecuali bila ditemukan sasaran yang lebih penting, atau pada saat satuan itu sebaiknya dikeluarkan dari wilayah karena diperlukannya serangan nuklir. Koordinasi antara berbagai satuan Spetsnaz sendiri diorganisasikan hanya oleh penentuan wilayah operasi dan penentuan saat serangan. Terdapat dua situasi yang beralasan bagi pusat komando yang lebih tinggi untuk mengadakan kooperasi langsung antara berbagai satuan yang beroperasi di garis belakang musuh. Kooperasi ini terwujud bila direncanakan suatu serangan serentak, sebagai satu-satunya cara untuk menghancurkan atau menaklukkan suatu sasaran, atau bila di berbagai satuan Soviet di garis belakang musuh jatuh banyak korban dan komando Soviet hendak membentuk satuan baru dari sisa satuan lain. Komando tertinggi tentara Soviet menyadari sepenuhnya, operasi Spetsnaz kemungkinan besar bakal banyak makan korban. Tapi mereka juga mengingat pengalaman dua operasi yang dilakukan selama serangan besar di masa Perang Dunia II oleh Tentara Merah. Pertama, operasi Perang Kereta Api. Ini dimulai 3 Agustus 1943, saat memuncaknya pertempuran merebut Kursk. Pasukan Soviet membuka penyerbuan. Sekitar 100.000 partisan ikut ambil bagian, menghancurkan 836 rangkaian kereta api khusus dan meledakkan 556 jembatan biasa serta 184 jembatan kereta api. Daerah belakang musuh menjadi lumpuh, hampir seluruhnya. Dalam satu serangan, 215.000 batang rel kereta diledakkan. Itulah yang dimuat dalam sebuah dokumen Uni Soviet berjudul Kekuatan Belakang dalam Perang Patriotik Besar, 1975, yang dikutip Suvorov. Lebih dahsyat lagi operasi Konserto, yang mengerahkan 120.000 partisan. Ini dimulai ketika Tentara Merah menyerang dan memaksakan penyeberangan Sungai Dnieper. Dalam pengakuan marsekal Uni Soviet, Andrei I. Yeremenko, "Tanpa Konserto, penyeberangan Sungai Dnieper tak mungkin." Tentu saja saat itu kaum partisan berada di wilayah mereka sendiri, sedangkan kelak satuan Spetsnaz harus beroperasi di wilayah musuh, di negeri orang - termasuk wilayah orang lain yang digerayanginya atau dijadikannya sekadar "tempat latihan", seperti Afghanistan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini