Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Luhut memastikan kereta cepat Jakarta-Bandung meluncur pada Agustus mendatang.
Konsultan asing menilai target operasi komersial bisa tertunda hingga akhir Desember 2023.
Pemerintah diminta tak kejar tayang dan harus memastikan aspek keselamatan.
JAKARTA - Pemerintah berkukuh mengoperasikan kereta cepat Jakarta-Bandung pada Agustus mendatang kendati sejumlah prasarana hingga saat ini belum rampung terbangun. Artinya, hanya tersisa kurang-lebih dua bulan bagi PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) untuk mengebut penyelesaian pembangunan infrastruktur, sekaligus melakukan uji coba serta uji kelaikan sarana dan prasarana secara menyeluruh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan hingga saat ini pemerintah tak berencana menunda lagi target pengoperasian sepur kilat tersebut. "Ngapain diundur?" ujar dia di Kompleks Parlemen pada Jumat pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: Tanda Tanya Kesiapan Kereta Cepat
Ia memastikan kereta cepat mulai beroperasi pada 18 Agustus mendatang, meski bukan operasi komersial penuh. Nantinya kereta tersebut beroperasi secara gratis dengan mengangkut masyarakat di sekitar stasiun. Adapun periode operasi komersial (commercial operation date atau COD) masih belum ditetapkan.
Pada Maret lalu, Luhut menggadang-gadang operasi komersial sepur kilat tersebut bisa dimulai pada Agustus 2023 sebagai kado hari ulang tahun ke-78 RI. Target tersebut mundur dari rencana awal: beroperasi komersial pada Juni-Juli 2023.
Berdasarkan dokumen yang dilihat Tempo, rencana pemerintah melakukan operasi komersial penuh kereta cepat Jakarta-Bandung pada Agustus mendatang menghadapi kendala teknis. Reviu tim Kementerian Perhubungan bersama tiga konsultan—Mott MacDonald, PricewaterhouseCooper (PwC), dan Umbra—pada 10 April lalu menunjukkan adanya risiko pada target COD pada Agustus 2023.
"Terdapat risiko pada target COD Agustus 2023 yang berpotensi delay atas penyelesaian keseluruhan pekerjaan konstruksi sampai dengan 31 Desember 2023, karena masih adanya pekerjaan konstruksi yang tersisa (Stasiun Padalarang, Aksesibilitas)," demikian bunyi dokumen setebal 48 halaman itu.
Dokumen tertanggal 14 Mei 2023 itu menyebutkan tim Kementerian Perhubungan dan tiga konsultan melihat perlu ada alternatif penentuan target COD lantaran masih ada pekerjaan konstruksi yang tersisa.
Pembangunan stasiun kereta cepat Padalarang yang berada di samping Stasiun Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 10 Juni 2023. TEMPO/Ahmad Fikri
Pembangunan Stasiun Padalarang Baru 50,18 Persen
Sebagai catatan, hingga pertengahan Mei, kemajuan konstruksi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung baru 89,53 persen. Adapun pembangunan Stasiun Padalarang baru 50,18 persen, jauh di bawah kemajuan konstruksi stasiun lainnya yang rata-rata sudah di atas 90 persen.
Masalah konstruksi diperkirakan membuat Stasiun Padalarang belum mendapat sertifikat laik operasi pada 18 Agustus 2023. Karena kendala tersebut, salah satu skema yang menjadi alternatif adalah COD terbatas pada 18 Agustus 2023 dan COD penuh pada 1 Januari 2024. Pada masa operasi komersial terbatas, jumlah kereta dan penumpang masih belum maksimal.
Baca: Stasiun Padalarang Paling Tertinggal
Tempo berupaya meminta konfirmasi ihwal informasi dari dokumen tersebut kepada Kementerian Perhubungan, Mott MacDonald, PwC, dan Umbra. Namun, hingga laporan ini ditulis, tiga konsultan tersebut tidak menjawab surat elektronik dari Tempo. Sementara itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal, hanya mengatakan, "Nanti kami jawab."
Ketua Forum Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia, Aditya Dwi Laksana, meminta pemerintah tidak mengerjakan kereta cepat Jakarta-Bandung secara kejar tayang. Apalagi ini merupakan proyek kereta berkecepatan tinggi dengan teknologi tinggi pertama di Indonesia. "Menurut saya, terlalu ekstrem kalau 18 Agustus diluncurkan kegiatan operasional. Meski belum komersial, sudah beroperasi reguler mengangkut penumpang umum," kata dia. "Harus safety first dulu."
Menurut dia, uji kelaikan dan sertifikasi membutuhkan waktu yang panjang karena sampai saat ini pun belum semua prasarana selesai dibangun. Sementara itu, uji kelaikan harus dilakukan pada semua unsur sarana dan prasarana sepur kilat tersebut. Dari rel, kelistrikan, persinyalan, jembatan, terowongan, stasiun, hingga setiap kereta yang akan dipakai. Idealnya, sertifikat kelaikan sudah dikantongi sebelum mulai beroperasi.
Dia mengatakan peluncuran dan operasi terbatas bisa dilakukan dengan sejumlah catatan. Misalnya, sertifikasi kelaikan dan keselamatan prasarana untuk jalur Halim ke Padalarang sudah selesai. Dari persinyalan, sistem operasi, sistem komunikasi, kelistrikan, hingga identifikasi dini bencana.
"Soal Padalarang ke Tegalluar, Stasiun Karawang, dan Stasiun Tegalluar boleh saja di-skip dulu. Yang penting, Stasiun Halim dan Padalarang sudah jadi, laik fungsi, dan laik operasi," ujar Aditya. Selain itu, rangkaian kereta yang digunakan pada tahap awal peluncuran juga sudah harus memiliki sertifikat kelaikan. Syarat terakhir pengoperasian pada peluncuran itu adalah tidak boleh melibatkan masyarakat secara masif.
Kereta cepat inspeksi melakukan uji coba dari Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sampai Stasiun Halim, Jakarta, 22 Mei 2023. TEMPO/Prima mulia
Prasyarat Operasi Komersial Kereta Cepat
Aditya mengatakan operasi dengan mengangkut banyak orang, terlebih lagi komersial, baru benar-benar bisa dilakukan jika kelaikan sarana dan prasarana sudah benar-benar diuji tuntas.
Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi, Deddy Herlambang, mengatakan jalan tengah dari persoalan operasi kereta cepat Jakarta-Bandung adalah diluncurkan bertahap melalui soft launching pada 18 Agustus mendatang sembari direviu berbagai kekurangannya. Selanjutnya, peluncuran dan operasi penuh bisa dilakukan pada Januari tahun depan. "Konsultan pasti sudah memiliki hitungan, termasuk risiko-risiko apabila operasi dilakukan pada Agustus 2023 versus Januari 2024," kata dia.
Guru besar transportasi dari Universitas Indonesia, Sutanto Soehodho, mengatakan uji rel biasanya memerlukan waktu lebih dari enam bulan untuk memastikan keselamatan operasional. Karena itu, ia menduga operasi yang dilakukan pada Agustus mendatang masih bagian dari uji rekayasa tersebut. "Harus ada penjelasan yang transparan apakah yang sedang mereka lakukan menuju commissioning. Jadi, tidak ada duga-menduga dari publik mengenai jadwal operasi kereta cepat ini," ujarnya.
Menurut dia, kalaupun KCIC menyatakan akan beroperasi atau melakukan uji terbatas dengan kecepatan penuh pada Agustus mendatang, perseroan harus dapat menunjukkan sertifikat lolos uji keselamatan. "Mereka harus berani menjelaskan semuanya dengan baik dan transparan, termasuk jadwal mereka. Jika sebaliknya, dapat terkesan tidak profesional dan tidak becus," kata Sutanto. Ia mengingatkan bahwa kereta cepat Jakarta-Bandung dibangun dengan uang rakyat sehingga publik perlu tahu apa yang terjadi terhadap proyek tersebut.
Adapun KCIC menyebutkan Agustus 2023 sebagai masa pengenalan operasi kereta cepat Jakarta-Bandung. Periode tersebut akan berlangsung sampai September 2023. Pada masa tersebut, masyarakat bisa menjajal layanan kereta berkecepatan 350 kilometer per jam itu dari Stasiun Halim hingga ke Stasiun Padalarang, termasuk kereta pengumpan ataupun LRT yang direncanakan terintegrasi dengan operasi kereta cepat Jakarta-Bandung.
Soal tata cara dan skema pendaftaran untuk masyarakat yang ingin menggunakan jasa kereta cepat Jakarta-Bandung, KCIC sedang membahasnya dan akan segera diumumkan. Pada masa pengenalan tersebut, jumlah stasiun yang akan melayani naik-turun penumpang masih terbatas dan akan ditambah secara bertahap. "Selanjutnya, pengoperasian KCJB akan dijalankan secara normal sesuai dengan regulasi dan ketentuan yang berlaku," ujar Corporate Communication KCIC Manager, Emir Monti.
Emir mengatakan saat ini KCIC sedang berfokus pada testing dan commissioning kereta cepat Jakarta-Bandung menggunakan kereta inspeksi. Setelah sebelumnya seluruh aliran listrik pada jalur dimatikan untuk penyempurnaan prasarana, pada pertengahan Juni 2023 diharapkan kereta inspeksi mulai diuji coba dengan kecepatan hingga 300 kilometer per jam.
Kecepatan kereta inspeksi akan terus ditambah secara bertahap melalui pengujian yang tengah dilakukan. Kecepatan akan ditambah dari saat ini 180 kilometer per jam menjadi 300 kilometer per jam, 350 kilometer per jam, hingga mencapai puncak kecepatan teknisnya di 385 kilometer per jam. Setelah tahap tersebut dapat dilalui, diharapkan pada pertengahan Juli mendatang, KCIC melakukan trial run menggunakan rangkaian kereta penumpang. Pengetesan juga akan dilakukan menyesuaikan dengan jadwal operasional kereta cepat Jakarta-Bandung sehari-hari nantinya.
CAESAR AKBAR | VINDRY FLORENTIN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo