Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PUISI Indonesia sepanjang 2019—terlebih yang telah dibukukan—belum beranjak jauh dari puisi Indonesia tahun-tahun sebelumnya. Banyak penyair masih mengolah bentuk-bentuk yang telanjur mapan, yang memang belum kehilangan pesona. Puisi lirik, misalnya. Sejumlah penyair menggarap puisi-prosa atau puisi naratif atau yang serupa haiku atau yang sekadar jungkir-balik dalam keruwetan metafora. Beberapa dari mereka mengolah kembali bentuk warisan penyair pendahulu. Atau bersiasat dengan mengarahkan fokus perhatian pada yang, mungkin, belum banyak digarap penyair lain. Misalnya sains dan sejarah.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo