Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kisah Boeing Si Tukang Kayu

29 Mei 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Patung pria tampan sedang membubut kayu menjadi salah satu pajangan utama restoran di dalam Museum Penerbangan di Tukwila, selatan Kota Seattle, Amerika Serikat. Pengunjung restoran bisa melihat-lihat patung ini sembari menanti makanan diolah dan dihidangkan. Mesin bubut kayu berbahan besi warna hitam dan sabuk kecokelatan terpasang rapi.

Si tukang kayu merupakan gambaran William Edward Boeing sebelum mendirikan pabrik pesawat terbang di kota itu. Wilayah Seattle merupakan penghasil kayu cemara keras yang baik, selain kayu oak. Pada awal 1900-an, kayu masih menjadi andalan untuk membuat aneka perabot.

Sisa-sisa kejayaan kayu di Seattle masih terlihat. Tiang listrik di sepanjang pinggir jalan raya kawasan Mukilteo, sekitar 30 menit perjalanan mobil dari pusat Kota Seattle, masih memanfaatkan batang kayu cemara utuh yang menjulang tinggi dan lurus.

Boeing adalah undagi kayu yang terkenal, sukses, dan kaya. Boeing mengenal teknologi pesawat terbang pada usia 30 tahun. Setelah mengikuti kursus ilmu penerbangan di Seattle University Club, ia berjumpa dengan George Conrad Westervelt, insinyur Angkatan Laut Amerika yang ahli pesawat terbang. "Perkenalan itu mendorongnya untuk membuat pesawat terbang, tapi gagal," kata Senior Brand Manager Support and Services Commercial Airplanes Boeing, Jim Proulx. Westervelt selanjutnya bekerja di Angkatan Laut.

Boeing tak menyerah. Ia mengajak insinyur kedirgantaraan, Wong Tsoo. Ia kelahiran Beijing pada 1893 dan kuliah di Massachusetts Institute of Technology. Bersama Boeing, ia merancang pesawat yang untuk pertama kali bisa terbang pada 16 Juni 1916. Boeing merupakan keturunan Jerman yang lahir di Detroit pada 1881.

Pada tahun 1916 itu pula Boeing mendirikan perusahaan pesawat terbang bernama Pacific Aero Product Company. Sejak itu, Boeing terus mengembangkan bisnisnya memproduksi pesawat terbang. Kisah sukses Boeing bersama Wong Tsoo ini dikenang oleh penerusnya saat ini, di antaranya dengan memasang fotonya berdampingan di ruangan utama di gedung Boeing Customer Experience Center di Seattle.

Museum penerbangan ini mengabadikan sejarah penerbangan sejak awal hingga mutakhir. Museum ini menempati bangunan berdinding kaca yang dilengkapi aneka fasilitas. Selain restoran dan kafe, ada toko suvenir tentang penerbangan dan Boeing.

Museum ini memiliki koleksi sekitar 150 pesawat, lebih dari 25 ribu benda kecil yang berkaitan dengan penerbangan, serta lebih dari 90 ribu buku dan majalah. Tersimpan juga lebih dari 15 ribu manual pesawat terbang dan laporan teknis. Selain itu, ada 5.000 kaki kubik bahan arsip, termasuk 4 juta gambar.

Di ruang pamer besar, museum ini menyimpan koleksi di antaranya Concorde 214, yang dulu milik British Airways. Ada juga Caproni Ca.20, yang merupakan pesawat tempur pertama yang digunakan pada Perang Dunia I. Ini merupakan satu-satunya yang pernah dirakit, tidak ada yang lain. Pesawat Douglas DC-2 juga tersimpan baik di museum ini. "Museum ini untuk melestarikan peninggalan sejarah serta teknologi penerbangan dan kedirgantaraan," kata Joanna Pickup, Asia-Pacific and India Sales Communications Commercial Airplanes Boeing.

Museum ini dibuka pada 1965. Pendirinya adalah Yayasan Sejarah Penerbangan Northwest Pacific. Sekelompok insinyur Boeing dan penggemar penerbangan di Seattle ingin mengabadikan artefak serta benda-benda yang mewakili perjalanan penerbangan agar tidak hilang, hancur, dan terlupakan oleh sang waktu.

Sunudyantoro (seattle)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus