Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Lepas Rindu Berbuntut Panjang

Seusai peristiwa kerumunan massa Front Pembela Islam di Petamburan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diperiksa polisi. Sikap pemerintah daerah sebelum acara memang mendua.

21 November 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
(Dari kiri) Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Pimpinan FPI Muhammad Rizieq Syihab, dan Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain pada pertemuan di kediaman Rizieq kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, (10/11/2020) malam. Instagram Tengku Zulkarnain

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyambangi rumah Rizieq Syihab di Petamburan, Jakarta Barat, tujuh jam setelah Rizieq tiba di Tanah Air.

  • Pemerintah DKI disebut memfasilitasi kegiatan Maulid Nabi Muhammad di markas FPI di Petamburan dengan menyediakan sarana cuci tangan, ambulans, dan toilet umum.

  • Permohonan izin FPI untuk mengadakan reuni 212 pada awal Desember 2020 sudah ditolak pemerintah DKI.

SELEPAS isya, Selasa, 10 November lalu, Anies Baswedan menyambangi rumah Rizieq Syihab di Petamburan, Jakarta Barat. Gubernur DKI Jakarta itu berkunjung seorang diri ke kediaman pentolan Front Pembela Islam tersebut tanpa menggunakan mobil dinas dan pengamanan berlebihan. Memakai jas dan kopiah hitam, Anies langsung disambut oleh sahibulbait di pintu rumah. Keduanya bertegur sapa menanyakan kabar masing-masing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain, yang hadir pada saat itu, mengatakan pertemuan Anies dan Rizieq layaknya temu kangen dua sahabat yang lama tak berjumpa. Zulkarnain bercerita bagaimana Anies dan Rizieq bercengkerama hangat sambil minum teh. “Melepas rindu saja. Namanya kawan, sahabat, sehat-sehat senang gitulah,” ujar Zulkarnain pada Rabu, 11 November lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anies adalah pejabat pemerintah pertama yang datang menemui Rizieq. Tujuh jam sebelum pertemuan itu, ketika Rizieq mendarat di Bandar Udara Soekarno-Hatta pada pagi harinya, puluhan ribu pendukung Rizieq memacetkan jalan tol menuju bandara. Belasan penerbangan ditunda karena kru dan penumpang pesawat tak bisa mencapai bandara.

Setelah bersalam sapa, topik pembicaraan Anies dan Rizieq berangsur serius. Mereka membahas wabah virus corona yang menjangkiti hampir seluruh dunia dan sejumlah topik penting lain. Kepada Anies, Rizieq mengakui beberapa ulama kenalannya meninggal akibat positif Covid-19. Mendengar hal itu, Anies sempat menawarkan tes usap (swab test) untuk Rizieq sekeluarga. Tapi, menurut Zulkarnain, tawaran itu ditolak. Rizieq mengaku dia dan keluarganya sudah menjalani tes polymerase chain reaction (PCR) di Arab Saudi sebelum pulang ke Indonesia dan hasilnya negatif.

Tak menyerah, Anies terus membujuk Rizieq untuk menjalani tes usap Covid-19 sekali lagi. Menurut dia, pemimpin FPI itu perlu menjalani pemeriksaan ulang lantaran sudah telanjur bertemu dengan banyak orang setiba di Jakarta. Anies bahkan berjanji mengirim tim medis DKI Jakarta ke rumah Rizieq keesokan harinya untuk melakukan tes PCR buat dia dan keluarganya.

Dalam pertemuan selama sekitar satu jam itu, kata orang dekat Anies, Rizieq menyampaikan rencana pernikahan putrinya, Syarifah Najwa Syihab, pada Sabtu malam, 14 November, di Petamburan. Pernikahan rencananya digelar bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Rizieq lalu mengundang Anies dalam acara itu. Sumber lain menyebutkan Rizieq meminta Anies menjadi saksi pernikahan putrinya. Pengacara FPI, Aziz Yanuar, mengaku juga mendengar kabar ini.

Sumber Tempo yang mengetahui pertemuan malam itu menyatakan Anies langsung menyampaikan maaf karena tak bisa memenuhi undangan Rizieq. Pada Sabtu malam, Anies memang sudah diplot hadir sebagai pembicara dalam forum daring (online) bertajuk silaturahmi keluarga pahlawan nasional. Acara itu disiarkan melalui kanal YouTube Yayasan AR. Baswedan. Ketika dimintai konfirmasi, Anies membantah ada undangan menghadiri pernikahan putri Rizieq di Petamburan. “Tidak ada undangan itu, apalagi menjadi saksi,” ucap Anies kepada Tempo.

Toh, tanpa kehadiran Anies, acara pernikahan putri Rizieq dan peringatan Maulid Nabi Muhammad pada Sabtu, 14 November lalu, berlangsung gegap-gempita. Ribuan pengikut Rizieq yang berbaju gamis dan berkopiah putih menyemut di Petamburan, tanpa mengindahkan protokol kesehatan. Mereka tekun mendengarkan ceramah Rizieq sampai tengah malam.

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo memastikan, seusai acara itu, sejumlah orang dinyatakan positif Covid-19. “Di wilayah Petamburan, dari 15 orang yang diperiksa, 7 orang positif, termasuk Lurah Petamburan. Di Tebet sudah 50 orang positif Covid-19,” kata Doni.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat tiba di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa, 17 November 2020. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Protes publik meruncing seusai acara itu. Pemerintah DKI Jakarta dinilai abai menegakkan protokol kesehatan dan membiarkan kerumunan ketika Jakarta masih menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. Sesuai dengan peraturan daerah tentang PSBB, akad nikah hanya bisa diadakan dengan 30 tamu. Aziz Yanuar mengklaim pernikahan anak Rizieq sudah dirancang sesuai dengan protokol kesehatan. “Acara itu hanya untuk keluarga dan kerabat dekat,” tutur Aziz. “Undangan tak lebih dari 30 orang,” dia menambahkan.

Masalahnya, selain menjamu undangan resmi yang konon terbatas, Rizieq mempersilakan semua pendukungnya hadir dalam acara itu. Undangan bahkan disampaikan Rizieq secara terbuka, lewat pengeras suara, sehari sebelum pernikahan. Tepatnya ketika dia berceramah dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Majelis Taklim dan Zikir Al-A'faf pimpinan Alhabib Ali bin Abdurahman Assegaf di Tebet, Jakarta Selatan.

“Ikhwan sekalian saya undang semua yang ada di sini. Besok malam, di Petamburan, kami adakan Maulid Nabi. Sekaligus saya undang seluruh habaib karena kami juga akan menikahkan putri kami yang keempat. Siap hadir?” ucap Rizieq. Hadirin bergemuruh menyambut undangan Rizieq.

Sore menjelang acara, pemerintah DKI Jakarta mengirimkan sejumlah fasilitas untuk membantu kelancaran acara FPI. Ada tempat cuci tangan dan toilet umum. Selain itu, mereka menyiagakan ambulans. “Tim medis juga kami siapkan,” ujar Camat Tanah Abang Yassin Pasaribu. Fasilitas dikirimkan karena FPI memang melayangkan surat pemberitahuan secara resmi pada Rabu, 11 November lalu. Dalam surat yang diterima Lurah Petamburan Setiyanto, FPI menyatakan massa yang hadir sekitar 10 ribu orang.

Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat Harlem Simanjuntak juga mengirimkan surat balasan resmi yang isinya menyatakan dukungan pemerintah untuk acara Maulid Nabi tersebut. Dia meminta FPI berkoordinasi dengan polisi terkait dengan penutupan jalan. Permintaan itu ditindaklanjuti FPI dengan berkirim surat ke polisi. “Polisi menyatakan tidak keberatan,” kata Aziz Yanuar. Penjelasan Aziz dibantah Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat Komisaris Lilik Sumardi. Menurut dia, panitia belum berkoordinasi terkait dengan izin penggunaan jalan untuk pemasangan tenda.

Bantahan juga datang dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. Dia menegaskan, sebelum acara, Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara menyurati Rizieq Syihab agar kapasitas tamu undangan yang hadir dalam acara pernikahan dibatasi tak lebih dari 30 orang. Dia juga meminta panitia Maulid Nabi mengatur kapasitas hadirin yang datang tak lebih dari 50 persen kapasitas lokasi kegiatan. Karena permintaan ini tak bisa dipenuhi FPI, pemerintah DKI akhirnya menjatuhkan sanksi denda Rp 50 juta.

Sanksi denda itu tak menyurutkan pro-kontra di khalayak ramai. Tiga hari seusai acara pernikahan putri Rizieq, Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya memeriksa Gubernur Anies Baswedan terkait dengan dugaan pelanggaran Undang-Undang Kekarantinaan Kesehatan. “Penyidik menganggap keterangan Gubernur dibutuhkan untuk menentukan status DKI saat kegiatan dilaksanakan itu pembatasan sosial berskala besar, PSBB transisi, atau tidak ada PSBB,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat.

Sukses mengadakan acara di Petamburan, FPI berencana kembali mengumpulkan massa dalam acara reuni 212 di Monumen Nasional, pekan pertama Desember mendatang. Permohonan izin acara disampaikan kepada pemerintah DKI pada September lalu. “Kami sengaja minta izin jauh-jauh hari,” kata Ketua Media Center Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin.

Tapi kali ini pemerintah DKI bersikap lebih tegas. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta Taufan Bakri memastikan pemerintah tak memberi izin. Yang menarik, kepastian penolakan baru diberikan dua pekan lalu, sehari sebelum acara Maulid di Petamburan. “Kami lihat situasi. Fluktuasi PSBB terus berubah, makanya kemarin-kemarin itu belum kami jawab. Tapi sekarang sudah jelas tidak boleh,” ujar Taufan.

DEVY ERNIS, GANGSAR PARIKESIT, IMAM HAMDI, INGE KLARA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Devy Ernis

Devy Ernis

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, kini staf redaksi di Desk Nasional majalah Tempo. Memimpin proyek edisi khusus perempuan berjudul "Momen Eureka! Perempuan Penemu" yang meraih penghargaan Piala Presiden 2019 dan bagian dari tim penulis artikel "Hanya Api Semata Api" yang memenangi Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Alumni Sastra Indonesia Universitas Padjajaran.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus