Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Sahabat sejak kecil kapten Afwan bin Zamzami Pilot pesawat Sriwijaya Air SJ182, Hendri Gumay, mengaku menyesal.
Hal itu karena tidak menghadiri undangan ngopi bersama oleh sang Pilot di hari Jumat malam 8 Januari 2021 atau sehari sebelum sahabatnya mangkat untuk selamanya.
"Jumat siang dia ngajak semua sahabat-sahabatnya kumpul di rumahnya, cuma yang datang kala itu 2 orang," kata Hendri saat menghadiri kedatangan jenazah Afwan di Cibinong, Sabtu 30 Januari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hendri mengatakan sejak bergabung dengan maskapai Sriwijaya Air pada tahun 2014, Kapten Afwan memang sering mengajak kumpul para sahabatnya jika sedang bebas tugas.
Baca juga : Saran Kemenhub ke Keluarga Korban Sriwijaya Air Sebelum Tuntut Boeing
Hal itu dilakukan untuk berbagi cerita dan mendengar keluh kesah atau masalah sahabatnya, sehingga jika mengetahui ada sahabatnya yang tertimpa masalah menurut Hendri ayah tiga anak tidak ragu dan hitung-hitungan dalam membantu.
"Itu yang saya sesalkan. Ternyata undangan hari Jumat itu adalah perkumpulan terakhir bersamanya. Makanya saya tebus hari ini untuk terakhir kalinya berkumpul bersama dia," kata Hendri terbata-bata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara Aisyah putri bungsu dari pilot yang memiliki empat saudara kandung itu, baru mengetahui sang ayah sudah meninggal dalam kecelakaan pesawat rute Jakarta-Pontianak pada 9 Januari lalu, hari ini.
Yaitu saat setelah peti jenazah sang ayah tiba di rumahnya di blok A3 nomor 10 Bumi Cibinong Endah. "Yang paling kecil itu masih TK. Dia tahunya sampe kemarin ayahnya terbang saja dan terus menunggunya pulang," kata sepupu Afwan, Sjafzan Badar dengan wajah sedih.
Namun demikian, Sjafzan mengatakan istri, anak dan keluarga besar Afwan bin Zamzami sudah mengikhlaskan kepergian sang pilot. Untuk mengobati rasa kangen dan menunggu putrinya selama tiga pekan terakhir, jenazah Afwan disemayamkan dulu di kediaman lebih kurang 2 jam sebelum dishalatkan dan dimakamkan.
"Disalatkan di mesjid Addaulah dan lalu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Pondok Rajeg blok Taman Bahagia," kata Sjafzan tentang peristirahatan terakhir pilot Sriwijaya Air SJ182 tersebut.
M.A MURTADHO