Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

KLHK Temukan Pipa Pabrik Tekstil di Sungai Cileungsi

Warga sekitar sungai dilaporkan mengalami sesak napas dan mual-mual.

29 Agustus 2018 | 00.00 WIB

Warga sekitar sungai dilaporkan mengalami sesak napas dan mual-mual.
Perbesar
Warga sekitar sungai dilaporkan mengalami sesak napas dan mual-mual.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

BOGOR Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menemukan pipa pembuangan dari salah satu pabrik di dekat Sungai Cileungsi, yang belakangan airnya menjadi hitam pekat. Pipa itu ditemukan kemarin ketika tim menelusuri aliran sungai dari hulu, yakni di bawah jembatan Wika, Desa Tlajung Udik, hingga Desa Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Dari hasil penelusuran tadi, kami menemukan pipa yang diduga berasal dari salah satu pabrik, dan memang warnanya hitam pekat," kata anggota Staf Pengendalian Pencemaran Air Kementerian Lingkungan Hidup, Sigit Walgito, di Sungai Cileungsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dalam pemeriksaan tersebut, Sigit didampingi perwakilan Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor. Pipa tersebut milik pabrik tekstil PT Kahatex, tapi pengelola belum memberikan penjelasan. "Nanti saja, ya, kami buat konferensi pers," ucap petugas Humas Kahatex, Susi.

Sebelumnya, Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas, Puarman, menjelaskan bahwa masyarakat di sekitar bantaran sungai dikejutkan oleh air sungai yang hitam pekat dalam dua bulan terakhir. Bahkan lebih dari 20 keluarga mengalami sesak napas hingga muntah.

"Bau menyengat diduga muncul dari sungai," kata Puarman kepada Tempo.

Menurut dia, warga dua desa yang mencium bau menyengat itu adalah Desa Ciangsana dan Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri. Sedangkan yang mengalami mual-mual dan sesak napas adalah warga Vila Nusa Indah 5, RW 13, Desa Ciangsana.

Saat memasuki Desa Cicadas, Kecamatan Gunung Putri, Tempo juga menyaksikan air sungai menghitam dan berbau menyengat seperti bau bangkai.

Sigit menyatakan sudah meminta konfirmasi kepada pemilik Kahatex tentang limbah yang dibuang melalui pipa itu. "Katanya air yang dibuang itu sudah melalui pengolahan. Sengaja diletakkan di situ untuk mempercepat pembauran (dengan air sungai)," tuturnya.

Namun Sigit belum bisa mengungkapkan penyebab perubahan warna air Sungai Cileungsi tersebut. Pengecekan bersifat verifikasi data yang disampaikan oleh masyarakat. Dia kemudian mengambil sampel air di tiga titik, yaitu hulu, tengah, dan hilir sungai. Tapi, menurut dia, secara kasatmata, air sungai tidak menunjukkan campuran minyak. Airnya pun tidak mengeluarkan bau yang menyengat.

Sigit tak bisa memastikan apakah pipa pembuangan dari pabrik tekstil tersebut merupakan penyebab menghitamnya air sungai. Dia juga belum bisa menyebutkan apakah pipa itu melanggar aturan atau tidak karena harus diuji dulu kadar baku mutu airnya melebihi standar atau tidak. "Masih kami dalami, tunggu hasil uji laboratorium."

Menurut dia, hasil uji laboratorium baru keluar setelah 14 hari kalender atau 10 hari kerja sejak sampel dimasukkan. "Ya, kurang-lebih setengah bulan baru akan ketahuan hasilnya," kata Sigit. ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | JOBPIE SUGIHARTO

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus