Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Partai politik pendukung pemerintah menyatakan akan menyerahkan keputusan mengenai bergabungnya partai oposisi kepada Presiden Joko Widodo. Beberapa partai yang semula menolak masuknya partai oposisi mulai melunak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Johnny G. Plate, menyatakan partainya menyerahkan keputusan soal bertambahnya anggota koalisi kepada Jokowi, termasuk pembagian jatah kursi kabinet. "Kalau Presiden memilih, ya enggak ada masalah," kata dia kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wacana bergabungnya partai-partai oposisi mencuat sesaat setelah pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dinyatakan menang dalam Pemilihan Umum 2019. Jokowi juga bertemu dengan sejumlah pemimpin partai oposisi, dari Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, hingga Partai Gerindra. Pertemuan-pertemuan yang bergulir itu disebut-sebut menjadi sinyal bagi partai oposisi untuk bergabung dalam gerbong pemerintah.
Pada pertengahan Juli lalu, Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, menemui Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Saat itu, kabar akan bergabungnya Gerindra ke koalisi pendukung pemerintah santer beredar.
Sejumlah partai anggota koalisi, seperti NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan, sempat menyatakan sinyal keengganan mereka jika Jokowi menambah jumlah koalisi.
Menjelang masa penyusunan kabinet Joko Widodo–Ma’ruf Amin, Prabowo melakukan safari politik. Jumat pekan lalu, Prabowo menemui Jokowi di Istana Merdeka. Dua hari kemudian, giliran Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, yang disambangi.
Pertemuan yang berlangsung di kediaman Surya di kawasan Permata Hijau, Jakarta, itu menghasilkan tiga kesepakatan. Salah satunya adalah mendukung amendemen Undang-Undang Dasar 1945 secara menyeluruh.
Kemarin, Prabowo melanjutkan safari politiknya dengan mengunjungi Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. Rencananya, hari ini Prabowo akan mendatangi Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
Langkah Prabowo mendatangi para pemimpin partai ini diduga sebagai upaya untuk melunakkan resistansi mereka terhadap rencana bergabungnya Gerindra ke koalisi pendukung pemerintah.
Johnny mengatakan NasDem telah memberikan rekomendasi kepada Presiden soal rencana penambahan anggota koalisi pendukung pemerintah. Tapi dia enggan menyebutkan isi rekomendasi itu.
"(Publik) tidak perlu tahu. Publik hanya perlu tahu keputusan Presiden (nanti). Jatah menteri sekian, setuju atau enggak setuju soal pelebaran koalisi, itu hak Presiden," ucap Johnny.
Surya Paloh menyatakan pertemuannya dengan Prabowo tidak membicarakan ihwal wacana rencana bergabungnya Gerindra. Tapi ia tak mempersoalkan jika suatu saat Gerindra akhirnya bergabung ke koalisi partai pendukung pemerintah.
"Enggak ada masalah sama saya. Ini masalahnya ketika semua ikut dalam satu semangat konsistensi pikiran bagaimana mengedepankan kepentingan nasional. Artinya, kita yakin enggak, Mas Prabowo bergabung dengan koalisi pemerintah ini untuk bersama-sama dalam tekad yang sama," kata Paloh.
Adapun Muhaimin Iskandar mengatakan akan menerima Gerindra masuk dalam koalisi pendukung pemerintah dengan syarat Gerindra mengikuti kesepakatan yang sudah ada dalam koalisi.
"Iyalah, enggak apa-apa (masuk koalisi). Tapi, ibarat kalau kita sedang salat itu ada imam dan makmum. Nah, makmum yang datangnya belakangan itu namanya makmum masbuk," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, juga mengatakan partainya akan mendukung apa pun keputusan Jokowi mengenai koalisi serta penyusunan kabinet, termasuk kemungkinan masuknya Gerindra. "Selama Pak Jokowi pentingkan untuk perbaikan pemerintahan ke depan, PKB sebagai pendukung 100 persen mendukung," ujarnya, pekan lalu.
Sementara itu, Golkar masih cenderung menolak Gerindra mendapat jatah kursi kabinet. "Jangan sampai mereka berada di dalam pemerintahan, tapi dalam posisi seperti oposisi. Tidak baik dalam kerangka demokrasi kita," ujar Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily.
Di sisi lain, Airlangga belum bersedia mengatakan apa yang bakal dibicarakan dalam pertemuannya dengan Prabowo nanti. "Tunggu besok, ya," ujarnya. DEWI NURITA | AVIT HIDAYAT
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo