Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Konsep Revitalisasi Pasar Tradisional yang Diinginkan Anies Baswedan

Anies Baswedan tidak ingin revitalisasi justru menjadikan pasar tradisional mirip dengan supermarket.

4 November 2018 | 06.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membagikan peta transportasi Jakarta kepada turis dalam peresmian instalasi karya bambu dan peluncuran peta Jakarta di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Agustus 2018. Tempo/Amston Probel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginginkan revitalisasi pasar tradisional di Ibu Kota berfokus pada kebersihan, kesehatan, dan kenyamanan. Ia tidak ingin revitalisasi justru menjadikan pasar tradisional mirip dengan supermarket.

Baca: Anies Baswedan Tak Punya Target Penyelesaian Skybridge Tanah Abang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tapi kebersihan dan kenyamanannya harus sekelas, seperti kita datang ke pasar modern," kata Anies di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Sabtu, 3 November 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Anies, penataan pasar tradisional harus menguntungkan penjual serta memberikan ruang yang nyaman kepada pembeli. Pemerintah DKI bakal menjaga ciri khas pasar tradisional yang memiliki proses tawar-menawar. Dengan begitu, interaksi antara pembeli dan penjual tak hilang. "Keunggulannya pasar tradisional, yakni berinteraksi antarwarga," ujar dia.

Perusahaan Umum Daerah Pasar Jaya akan merevitalisasi 21 pasar rakyat di Jakarta. Pasar-pasar itu perlu diperbaiki karena memiliki potensi komersial yang baik.

Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin menuturkan terdapat 153 pasar tradisional di Ibu Kota. Sebelumnya, Pasar Jaya bakal merevitalisasi 35 pasar rakyat bersubsidi. Menurut dia, 15 pasar telah diresmikan dan sisanya menunggu proses lelang.

Simak: Pulang dari Argetina Ditanya Soal Cawagub, Ini Jawaban Anies

Anies Baswedan menilai, ada beberapa pasar basah tapi bersih. Pasar ini dapat dijadikan rujukan revitalisasi pasar-pasar di Jakarta. Namun ia tidak mau menyebut nama pasar yang dimaksud. "Kalau saya sebut sekarang, nanti langsung jadi ramai," ujar dia.

 

Lani Diana

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus