Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

KPU: DPT Ganda Tak Sebanyak Temuan PKS

KPU ak menutup mata soal banyaknya DPT ganda Pemilu 2019. Tapi setelah dicek KPU, hasilnya tak sebanyak yang disebut PKS.

6 September 2018 | 17.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dua anggota komisioner KPU Wahyu Setiawan (tengah), Viryan Aziz (kanan) dan Ketua Kelompok Kerja Pemilu Luar Negeri, juga Staf Ahli Bidang Manajemen Kemenlu Wajid Fauzi (kiri), memantau proses pencocokan dan penelitian serentak dengan Panitia Pemutakhiran Data Pemilih di 130 kantor perwakilan RI di luar negeri melalui video conference, di Operation Room, gedung KPU, Jakarta, 17 April 2018. KPU resmi melaksanakan coklit data pemilih Pemilu 2019 secara serentak pada 17 April hingga 17 Mei mendatang, baik bagi pemilih di dalam negeri maupun di luar negeri. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan mengatakan, lembaganya tidak menutup mata bahwa ada banyak daftar pemilih tetap atau DPT ganda pemilu 2019. Namun, ujar Viryan, dari pengecekan internal KPU, DPT ganda tersebut tidak sebanyak temuan Partai Keadilan Sejahtera atau PKS sebanyak 25 juta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Viryan, jauhnya selisih data yang dimiliki PKS dengan KPU terjadi karena adanya perbedaan metode penghitungan. "Jadi pengecekan yang dilakukan PKS itu dilakukan terhadap tiga elemen data yaitu NIK, nama dan tanggal lahir," ujar Viryan saat ditemui Tempo di kantornya pada Kamis, 6 September 2018.

Adapun jumlah DPT awal yang diterima PKS sebanyak 137.356.266. Dari angka tersebut, PKS menemukan terdapat data ganda sebanyak 25.410.615. Saat ini, total DPT yang ditetapkan KPU sebanyak 185.732.093.

Viryan menduga banyaknya jumlah temuan data ganda oleh kubu koalisi partai politik pengusung Prabowo - Sandi ini disebabkan oleh tidak lengkapnya NIK pada data yang diberikan kepada mereka. Sebab, ujar Viryan, empat angka NIK pada data itu sengaja disamarkan. "Kan empat angka terakhir di NIK itu diganti tanda bintang, jadi yang dicek di NIK itu hanya 12 angka bukan 16 angka," ujar dia.

Viryan menjelaskan, sebenarnya yang perlu dicek hanyalah dua elemen saja, yaitu NIK dan nama. "Karena tanggal, tahun dan bulan lahir sudah ada di NIK. Keunikannya setiap pemilih itu ada di 16 digit. Jadi, kalau metodenya berbeda, tentu hasilnya berbeda," ujar Viryan.

Sementara itu, ujar dia, KPU melakukan pengecekan secara utuh dan memiliki mekanisme pengecekan data dalam sistem informasi data pemilih dengan menggunakan 7 elemen. "Jadi data secara lengkap kami gunakan termasuk jenis kelamin, alamat, dan beberapa elemen lainnya," ujar Viryan.

Dari pengecekan internal yang dilakukan KPU, ujar dia, hasilnya DPT ganda tidak sebanyak yang ditemukan PKS. "Jauh bekurang, tidak sama hasilnya. Kami bahkan melakukan pengecekan dengan 12 digit dan 16 digit," tutur Viryan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus