Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mantan Wakil Menteri Luar -Negeri ini menyarankan Anies mengajukan Jakarta sebagai kota penyelenggara. “Ini balapan mobil masa depan karena meng-gunakan tenaga listrik,” ujar Dino saat di--hu-bungi Tempo, Jumat, 8 November lalu.
Menurut Dino, Anies serta-merta me--nye--tujui tawarannya. Dino -meminta Anies bertemu dengan konsultan -balap-an Formula E asal Singapura. Adapun Anies membenarkan cerita Dino, yang sama-sama mengikuti konvensi calon presiden Partai Demokrat pada 2014. “Pak Dino yang mengenalkan mereka,” ujarnya.
Direktur Utama PT Jakarta Tourisindo Jeffrey Rantung, yang ikut hadir dalam pertemuan dengan konsultan di Hotel Hermitage, Menteng, Jakarta Pusat, Juli lalu, mengatakan Anies langsung menyatakan minatnya menjadikan Jakarta sebagai lokasi penyelenggaraan Formula E. Anies kemudian terbang ke New York, Amerika Serikat, pada pertengahan Juli lalu, untuk membicarakan minatnya itu dengan bos Formula E, Alejandro Agag dan Alberto Longo. Pertengahan Agustus lalu, Anies pun bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk memberitahukan rencana penyelenggaraan Formula E.
Pada 20 September lalu, Federasi Otomotif Internasional (FIA), induk organisasi Formula E, mengumumkan Jakarta resmi menjadi tuan rumah balap mobil listrik. Saat itu, Jakarta sudah setuju membayar duit garansi sebesar 22 juta pound sterling atau sekitar Rp 423 miliar untuk pelaksanaan Formula E selama lima tahun mendatang. Dana itu kini diajukan Gubernur Anies dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2020. Pemerintah Jakarta pun mengajukan dana Rp 934 miliar untuk biaya penyelenggaraan dan Rp 305 miliar untuk persiapan. Total perhelatan ini menghabiskan dana Rp 1,6 triliun.
Sejumlah politikus di Kebon Sirih, kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta, bercerita bahwa Anies tak mendapat kesulitan berarti dalam penganggaran biaya Formula E. Sebab, Ketua DPRD Prasetyo Edi Marsudi ikut mengawal proses tersebut. Anies pun sudah bertemu dengan Prasetyo dan Ketua Ikatan Motor Indonesia Sadikin Aksa pada 3 September lalu untuk membicarakan acara tersebut. Prasetyo mengaku mendukung penyelenggaraan Formula E. “Jakarta butuh hiburan. Lagi pula, balap-an ini akan terus berlangsung meski Anies tak lagi menjadi gubernur,” ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuang-an tersebut.
Anggota DPRD DKI dari Partai Solidaritas Indonesia, Anthony Winza Probowo dan Anggara Wicitra Sastroamidjojo, mengkritik rencana Anies menyelenggarakan Formula E. Sebab, acara itu tidak termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jakarta. Anthony menilai duit yang dikeluarkan tak sebanding dengan keuntungannya, yang nilainya Rp 50 miliar. Keduanya pun menuding penyelenggaraan Formula E hanya menjadi panggung politik Anies.
Gubernur Anies tak ambil pusing terhadap tudingan tersebut. Menurut dia, pengajuan bujet Formula E hanya menggunakan sekitar 1,8 persen dari total RAPBD Jakarta pada 2020, yakni Rp 89,44 triliun. Membenarkan Formula E tidak melalui mekanisme RPJMD, Anies membandingkannya dengan pelaksanaan Asian Games 2018, yang tak masuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Menurut Anies, meski keuntungannya tidak terlalu besar, ada perputaran duit sekitar Rp 1,2 triliun dalam penyelenggaraan Formula E. “Nama Jakarta akan makin mendunia,” ujarnya.
HUSSEIN ABRI DONGORAN, WAYAN AGUS PURNOMO, ERWAN HERMAWAN, GANGSAR PARIKESIT, ADAM PRIREZA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo