PEMBELOTAN sudah menjadi kisah yang agak lazim dalam dunia spionase. Tetapi yang menimpa CIA -- dinas rahasia AS yang sangat termasyhur itu dalam dua tahun belakangan ini tetap dianggap luar biasa. Sepanjang 39 tahun sejarah lembaga mata-mata itu, inilah untuk pertama kalinya seorang bekas agen CIA membelot ke Uni Soviet, musuh langsung dan paling bebuyutan Central Intelligence Agency. "Peristiwa ini bagaikan luka yang sangat dalam," kata Stansfield Turner, bekas direktur CIA. Luka itu berakibat panjang. Antara lain tuding-menuding dan saling menyalahkan antara biro pengusutan federal, FBI, dan CIA sendiri. Beberapa pejabat terpaksa dicopot. Yang lebih parah, sejumlah taktik dan strategi jangka panjang harus didesain kembali. David Wise, pengarang sejumlah buku nonfiksi di sekitar dunia intel, dan penulis novel spionase, The Samarkand Dinnension, yang akan terbit April tahun depan, mencoba menelusuri jejak pembelotan itu, kemudian menurunkan laporannya dalam The New York Times Magazine, awal November lalu. Kisah berikut ini dipetik dari laporan tersebut, kemudian diperkaya dengan sejumlah bahan lain. * * * Di padang-padang pasir di dekat Santa Fe, langit berubah jingga dan merah. Senja sedang berganti malam. Pegunungan Sangre de Cristo sejenak tampak lembayung, kemudian hitam, bagai bayang belantara purba yang disergap bulan gerhana. Lalu, muncullah bintang-bintang pertama, dan alam seperti menjadi milik kawanan serigala, burung hantu, dan katak-katak gurun yang bersembunyi di hari siang. Pada malam seperti itulah, lebih dari setahun lalu, seorang bekas agen CIA menyelinap dari pengawasan petugas-petugas FBI, lalu lenyap seperti ditelan Bumi. Namanya Edward Lee Howard. Pada 7 Agustus tahun ini, ia tiba-tiba muncul di Moskow, dan dinyatakan mendapat suaka politik dari Kremlin. Masyarakat intel Amerika Serikat merasa seperti diludahi. Menurut beberapa pejabat dinas rahasia negeri itu, Howard menyingkapkan kepada pihak musuh metode-metode yang dipakai CIA menghubungi para agennya di belakang Tirai Besi itu. Pengkhianatan ini, antara lain, menghancurkan Adolf G. Tolkachev, tenaga riset bidang pertahanan Sovit yang rupanya selama ini sudah "dibina" CIA. Akhir Oktober lalu, kantor berita Uni Soviet, Tass, mengumumkan bahwa Tolkachev sudah dieksekusi. Betapa remuknya hati para petinggi spionase AS. Pembelotan Howard juga menyebabkan sejumlah agen dinas rahasia AS yang bekerja di Soviet terbuka kedoknya, dan diusir pulang. Beberapa warga negara Soviet, yang selama ini membantu dinas rahasia AS, juga tidak lepas dari musibah: ditangkapi dan dijebloskan ke dalam penjara. Pengkhianatan Howard, seperti ditulis David Wise, "Mungkin merupakan permaluan yang paling besar, yang pernah ditanggungkan CIA." Dalam peristiwa ini, seorang bekas agen CIA lainnya juga dicurigai ikut bersekongkol. Namanya William G. Bosch. Pada hari pelarian Howard, agen-agen FBI mencari jejak Bosch jauh ke Pulau South Padre, di ujung paling selatan Texas, hampir ke tapal batas Meksiko. Selama empat hari bekas spion ini diperiksa, sementara para petugas FBI lainnya melakukan pengintaian 24 jam di sekitar rumah Howard di Santa Fe, New Mexico. Menurut sumber-sumber intel, Bosch akhirnya mengaku pernah ditemui Howard di pulau itu. Howard mengatakan bahwa dia sudah menjual sejumlah rahasia kepada KGB. Ia kemudian menawarkan apakah Bosch ingin serta dalam rencana-rencana spionase yang lebih jauh. Mereka kemudian merundingkan sebuah perjalanan ke Kedutaan Besar Uni Soviet di Meksiko. Tapi tindakan agen-agen FBI itu terlambat sudah. Ketika mereka baru saja menginterogasi Bosch, Howard sudah lolos dari rumahnya, menyeberangi gurun New Mexico. FBI betul-betul merasa dikibuli, dan sakit hati luar biasa. Bukankah mereka sudah "mengepung" rumah calon pembelot itu sepanjang 24 jam? Bagaimana Howard bisa menyelinap dengan sukses, di bawah pengawasan para mata-mata berpengalaman ? Untuk memahami kasus Howard, kata David Wise, "Orang harus memandang persoalan melalui kaca mata dunia kontraintel yang gelap, tempat segala hal tidak boleh disimpulkan dari wujud luarnya, dan tempat jawaban tidak bisa diberikan untuk semua pertanyaan." Adanya orang kedua dalam kasus Howard hanyalah satu di antara aspek mengejutkan dari seluruh rangkaian peristiwa ini. Banyak sekali segi lain yang belum dapat diungkapkan. Padahal, pengusutan yang mendalam sudah dilancarkan terhadap orang-orang di sekitar Howard: sanak saudaranya, sahabat-sahabatnya, rekan bisnisnya, tetangganya, bahkan pejabat-pejabat pemerintah yang pernah mempunyai hubungan dengan dia, termasuk sejumlah agen dinas rahasia. Dari seluruh pengusutan itu muncul berbagai informasi yang tidak diduga, yang sebelumnya gelap. Misalnya. * Edward Howard dan istrinya, Mary, bekerja pada Direktorat Operasi CIA, semacam cabang bawah tanah dinas rahasia itu. Pasangan ini bahkan sudah mendapat latihan khusus untuk ditempatkan di Moskow sebagai tim spion suami-istri. * Pada hari pelarian Howard, 21 September 1985, ternyata, hanya ditempatkan satu orang agen FBI mengawasi rumah keluarga Howard. Di bawah pengawasan pengintai tunggal itulah, Mary berhasil melakukan pengibulan dengan menempatkan sebuah boneka pria di kursi depan mobil, sehingga agen FBI itu salah sangka, dan Howard mendapat peluang 24 jam untuk melarikan diri. * Mary kemudian masih sukses lagi menipu FBI dengan memutar rekaman suara suaminya di pesawat telepon, sehingga para penyadap, yang memang siaga, yakin bahwa Howard masih berada di rumah. * Mary dan Howard berada di daerah olah raga ski di Austria, di dekat tapal batas Swiss, pada 20 September 1984. Pada saat-saat itu, menurut kesimpulan FBI, Howard bertemu dengan agen-agen KGB. Tetapi Mary menerangkan, pada hari itu suaminya hanya meninggalkan hotel sebentar saja, dan ia mengaku tidak mengetahui apa-apa tentang tuduhan bahwa Howard bekerja untuk Rusia. Selama setahun sejak kepergian suaminya, perempuan itu tidak mau berbicara dengan wartawan. David Wise adalah wartawan pertama yang berhasil mewawancarainya. * Dewan Penasihat Intel Luar Negeri Presiden AS melemparkan kritik tajam terhadap cara CIA dan FBI menangani kasus Howard. Pejabat-pejabat yang bertanggung jawab di kedua dinas rahasia itu mendapat caci maki "resmi" habis-habisan. Kasus Howard lebih dari sekadar batu ganjalan yang terpaksa membuat sejumlah operasi rahasia menjadi tertunda. Bagi CIA, peristiwa ini tidak ubahnya dengan segulungan benang kusut yang, bila tidak bisa dijernihkan, akan menjadi cela dan aib. Baik di bidang pengelolaan operasi-operasi rahasia maupun pada sektor yang menyangkut prosedur birokrasi. Satu hal tak bisa dibantah: pembelotan Edward Howard membangkitkan pertanyaan luas ke dalam tubuh CIA sendiri. Bagaimana lembaga ini sebetunya mengamankan dirinya? Bagaimana kebijakanaan dinas rahasia itu dalam merekrut dan nenempatkan personel? Dan yang paling gawat: Bagaimana upaya kontraintel Amerika Serikat secara menyeluruh, sebetulnya? Kasus Howard juga membangkitkan sejumlah pertanyaan yang menggoda, dan tetap tidak terjawab di kalangan para pejabat FBI dan CIA. Misalnya apa yang membuat Edward Howard begitu yakin mendatangi William Bosch, dan menceritakan terus terang bahwa ia bermaksud melakukan pengkhianatan terhadap negerinya? Mengapa pula Bosch tidak langung melaporkan kepada yang berwajib, ketika Howard untuk pertama kalinya menghubungi dia? Dan terakhir: tidakkah kasus ini merupakan sebuah isyarat betapa rapuhnya sistem intel Amerika Serikat? Pagi, 1 Agustus 1985, Vitaly Yurchenko mengatakan kepada para sejawatnya di Kedutaan Besar Uni Soviet di Roma, Italia, bahwa dia akan keluar berjalan-jalan, dan mengunjungi Museum Vatikan. Yurchenko, 49 tahun, adalah deputi kepala Departemen Pertama KGB, yang bertanggung jawab terhadap operasi-operasi di sekujur Amerika Serikat dan Kanada. Ia tiba di Roma sepekan sebelumnya. Ketika ia belum pulang pada saat makan malam, para pejabat kedutaan mulai gelisah. Esoknya, setelah Yurchenko ternyata belum balik juga, kedutaan melayangkan sebuah laporan orang hilang kepada pihak kepolisian Italia. Sementara itu, orang-orang KGB di Roma cemas menghadapi kemungkinan terburuk: bahwa Vitaly Yurchenko, agen terpercaya yang layak dicadangkan untuk kedudukan puncak, dengan masa jabatan 25 tahun di dalam dinas rahasia Uni Soviet, kemungkinan besar telah melakukan pembelotan. Dugaan itu ternyata tidak meleset. Yurchenko "kakap emas" di mata CIA, sedang diungsikan ke sebuah tempat yang aman di dekat Fredericksburg, Virginia, untuk mulai ditanyai. Sebelum dia meloloskan diri dari orang-orang CIA itu, tiga bulan kemudian, dan balik ke Soviet seraya meninggalkan serangkaian perbantahan dan kebingungan di kalangan masyarakat intel, dia sempat menyerahkan sejumlah keterangan yang sangat menentukan. Tujuan pertama pemeriksaan yang dilakukan terhadap para pembelot komunis yang menyeberang ke AS ialah mengetahui sejauh mana dinas rahasia Amerika Serikat kemasukan agen-agen Merah. Yurchenko membuka kedok dua agen penyusup itu. Keterangannya yang rinci membuat FBI sampai pada seseorang bernama Ronald W. Pelton, bekas anggota Dinas Sekuriti Nasional AS, yang pada bulan Juni tahun ini diperkarakan dengan tuduhan melakukan kegiatan mata-mata yang merugikan tanah airnya. Tentang orang kedua, Yurchenko mengungkapkan bahwa tokoh yang dimaksudnya pernah bekerja untuk CIA. Sayang, dia tidak mengetahui nama orang tersebut, kecuali nama sandinya, "Robert". Yurchenko sendiri tidak pernah bertemu muka dengan Robert, sehingga dia juga tidak bisa melukiskan sosok tokoh tersebut. Untung, ada dua kunci penting yang bisa dipakai untuk melacak identitas orang ini. Pertama, Robert pernah berjumpa dengan agen-agen senior KGB di Austria, pada musim gugur 1984, dan menjual sejumlah rahasia CIA. Kedua, Robert pernah dipersiapkan untuk menempati pos CIA di Moskow, karena itu ia menguasai teknik yang pelik, yang biasanya digunakan dalam menghubungi agen-agen di negeri musuh. Mungkin sekali Robert juga tahu sejumlah nama sandi dan identitas para agen setempat. Keterangan inilah yang menimbulkan kegemparan di kalangan para petugas CIA yang memeriksa Yurchenko. Kalau cerita itu benar, kini CIA dikecoh langsung pada jantungnya, pada bagian paling peka dinas rahasia itu, yakni Divisi Eropa Soviet. Dari Moskow sendiri memang sudah tercium sesuatu yang tidak beres, semacam isyarat yang sangat mencemaskan. Paling tidak, sebuah operasi besar telah berantakan, dan Adolf Tolkachev, salah seorang kontak CIA di Uni Soviet, sudah ditangkap. Jika benar Robert sudah berkicau di depan para petugas KGB, seluruh jaringan CIA di Uni Soviet sedang terancam malapetaka. Bagi para pejabat CIA, tidaklah sulit betul mencari jejak "Robert". Pada musim semi 1983, dinas rahasia itu memang sedang bersiap-siap menempatkan seorang agen baru di pos CIA di Moskow. Untuk agen tersebut, inilah penugasannya yang pertama di luar negeri. Pada saat terakhir, pemeriksaan poligraf menunjukkan hasil yang tidak menggembirakan. Kemudian, pengusutan lanjutan mengungkapkan bahwa agen tersebut terlibat dalam penggunaan obat bius, bahkan pernah pula melakukan pencurian kecil-kecilan. Agen seperti itu tentu saja tidak meyakinkan untuk ditempatkan di sebuah pos penting, seperti Moskow. Ia malah langsung dipecat. Namanya Edward Lee Howard! * * * Howard mendaftarkan diri di CIA pada 1980. Ketika itu usianya baru 28 tahun, sudah menikah, dan sedang bekerja sebagai manajer pada kantor cabang perusahaan Ecology and Environment Inc., di Chicago. Bagi dia, rupanya, terdapat hal-hal lain yang lebih menantang ketimbang sekadar mengawasi buangan sampah toksik di kota besar itu. "Pada suatu hari, dia mengatakan sedang melamar pekerjaan di CIA," kata Mary Howard, mengenang. "Saya pikir, memang sudah lama ia merindukan pekerjaan semacam itu." Mary Cedarleaf Howard, 36, kini hidup mengucilkan diri bersama anaknya, di rumah orangtuanya di dekat St. Paul, Minnesota. Dalam serangkaian percakapan dengan David Wise, wanita cerdas dan pendiam berambut cokelat dan bermata biru ini tidak melemparkan kecaman yang berarti terhadap suaminya. Ia mengakui bahwa Howard mengalami kesulitan dengan minuman keras, dan masalah itulah yang terutama kadang-kadang menimbulkan perbantahan dalam rumah tangga mereka. Sementara itu, Mary sendiri tetap loyal kepada kantornya dulu, yaitu CIA. Dia menyatakan tetap mencintai Howard, kendati menolak permohonan lelaki itu untuk berkumpul kembali di Moskow. Di mata CIA, Howard tadinya merupakan toko ideal. Dia menyandang gelar sarjana, mempunyai pengalaman bekerja, dan cocok dengan istrinya dalam hal ingin hidup di luar negeri. Howard fasi berbahasa Spanyol dan Jerman, lembut dan lancar berbicara, senang mengoleksi senjata api, dan mafhum cara menggunakannya. Kendati lahir di New Mexico, anak itu dibesarkan di Eropa. Ayahnya Kenneth Howard, pernah bekerja sebagai spesialis elektronik angkatan udara AS khusus di bidang peluru kendali, dan pernah ditempatkan di Jerman Texas, dan Inggris. "Dia mahir berbagai cabang olah raga," kata Kenneth Howard, mengenai sang anak. "Dia juga aktif di pramuka, dan memperoleh tugas-tugas yang bertanggung jawab." Ed Howard menyelesaikan SMTA-nya di Branden, Inggris, kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Texas, tempat ia bergabung dengan klub karate, dan lulus cum laude pada 1972. Tahun itu pula, ayahnya pensiun dari angkatan udara. Ed Howard dan Mary Cedarleaf bertemu di Peace Corps, 1973. Keduanya baru saja lulus perguruan tinggi, pada usia 20-an tahun yang penuh semangat dan gairah. Mary dibesarkan di St. Paul, ayahnya dokter dan eksekutif sebuah perusahaan asuransi. Di dalam Peace Corps, "Kami berdua pertama kali ditugasi di kota yang sama, Bucaramanga, di Colombia," tutur Mary. Tiga tahun kemudian, pasangan itu menikah di Gereja Lutheran di St. Paul. Pada tahun yang sama pula, Ed Howard meraih gelar M.B.A. dari Universitas Amerika di Washington, dan bergabung dengan Agency for International Development (AID). Pada bulan Februari 1977, Howard dan nyonya tinggal selama dua tahun di Lima, Peru, dan bekerja pada proyek-proyek yang didukung AID. Meskipun AID kadang-kadang digunakan CIA sebagai selubung diplomatik, tidak ada bukti yang bisa menyatakan bahwa pada saat itu Howard sudah dipakai oleh dinas rahasia tersebut. Dari Peru, pasangan ini balik ke Amerika Serikat, dan Howard memulai kariernya di bidang lingkungan hidup di Chicago. Pada bulan Januari 1981, CIA mulai mempekerjakan Howard sebagai career trainee di Direktorat Operasi lembaga tersebut. Bagian ini lebih dikenal sebagai DDO (Deputy Director for Operations), alias "Bagian Pelayanan Terselubung". Mary tinggal di rumah mereka di Barrington, daerah pinggiran Chicago, ketika Ed melapor ke markas besar CIA di Langley, Virginia. Untuk beberapa bulan, dia dikirim ke tempat yang disebut Farm, instalasi rahasia CIA di Camp Peary, Virginia, di dekat Williamsburg. Di sanalah Howard mempelajari "seni keterampilan" intel. Ia dilatih merekrut agen, dan diajari cara menyampaikan pesan dengan pelbagai teknik yang musykil. Kepadanya diberikan lima nama samaran. Ia juga mempelajari cara-cara melacak dan meloloskan diri dari pengintaian. Pada musim semi tahun itu, Mary datang bergabung. Mereka menyewa sebuah rumah dari Scotch Haven Drive di Country Creek. Perusahaan itu bergerak di bidang pembangunan rumah untuk pasangan tanpa anak di kawasan pinggiran Vienna, Virginia. Ketika belakangan Direktur Personalia CIA, Robert Magee, meninjau kembali kasus Howard, sadarlah dia bahwa memang sejak semula ada pertanda kurang seronok pada diri agen yang membelot ini. Seperti umum diketahui, setiap calon agen CIA menjalani dua tahap penyaringan awal, dengan menggunakan uji poligraf, semacam tes kebohongan. Patti Volz, seorang juru bicara CIA, belakangan mengakui bahwa pada uji poligraf awal yang dilakukan terhadap Howard sudah terlihat adanya "penggunaan obat penenang". Tetapi, calon agen CIA yang mengaku pernah menggunakan obat bius pun memang tidak serta merta dinyatakan gugur. Syaratnya: mereka harus berjanji mengakhiri kebiasaan buruk itu setelah diterima sebagai anggota. Patti Volz tidak mengatakan sesuatu mengenai problem alkohol Howard. Di Country Creek, pasangan muda itu banyak menutup diri. Kepada para tetangganya Howard mengaku bekerja di Departemen Luar Negeri AS. Ia rajin jogging di sekitar rumahnya, dan kadang-kadang terlihat berjalan-jalan sembari menuntun anjing gembala Jermannya, yang dibeli di Lima ketika masih bayi. Anjing itu diberi nama Whisky. Pada musim gugur 1981, Mary bergabung dengan CIA sebagai karyawan tetap. Sama dengan suaminya, ia juga ditempatkan di bagian yang berurusan dengan operasi-operasi terselubung. "Saya bukan perwira kasus seperti Ed," katanya. "Pekerjaan saya lebih bersifat tugas kesekretarisan. Saya bekerja untuk DDO." Beberapa lama kemudian, Howard berjumpa dengan William G. Bosch, seorang veteran CIA bertubuh kekar dan berambut pirang, yang tadinya bekerja di bagian administrasi, kemudian pindah ke DDO tak lama sebelum Howard bergabung dengan lembaga tersebut. Kedua orang ini mempunyai latar belakang yang sama. Ketika Howard bekerja di Lima, Bosch, yang tiga tahun lebih tua, bertugas untuk ClA di Bolivia. Seperti halnya Howard, Bosch lancar berbahasa Spanyol. Keduanya langsung bersahabat karib. Karier Howard mendaki mulus. Ia terpilih bekerja di Divisi Eropa Soviet (SE), yang meliputi Uni Soviet dan Eropa Timur. "SE merupakan lembaga paling suci di antara lembaga-lembaga suci kami," ujar seorang veteran perwira kasus CIA. "Divisi itu tertutup, dan orang-orangnya menganggap diri mereka elite kelas wahid. Mereka menutupi dirinya dengan rapat, dan mendongakkan hidungnya kepada siapa pun juga." Menjelang akhir 1982, Howard terpilih untuk jabatan paling bergengsi di kalangan DDO: menempati pos di Moskow selama dua tahun. Ia akan disamarkan sebagai diplomat di Kedutaan Besar AS di sana. Sampai di sini, timbul lagi sejumlah pertanyaan. Mengapa CIA memilih "pendatang baru" untuk tempat yang demikian rawan? Bukankah Howard belum berpengalaman sebagai petugas dinas rahasia yang bekerja di luar negeri? Baik William J. Casey, diriktur CIA itu, maupun beberapa pejabat penting lain tidak pernah mau mengomentari pertanyaan ini sucara terbuka. Secara pribadi, Casey pernah memberikan keterangan terbatas bahwa mengutus seorang muka baru ke Moskow merupakan kebiasaan lama CIA. Keterangan yang lebih rinci diberikan oleh kepala Divisi SE di depan pertemuan tertutup dengan Komisi Intel Senat. Mengirim orang baru ke Moskow, demikian dijelaskan, selalu membuat KGB mengalami kesulitan untuk dengan segera mengetahui bahwa orang tersebut memang mata-mata. Spion kawakan tentu lebih mudah dikenali dinas rahaia Uni Soviet itu. Selama ini pun, rupanya, pos Moskow selalu diisi oleh wajah-wajah baru. Howard justru muka baru yang berkhianat untuk pertama kalinya. Pada awal 1983, Ed Howard menceritakan kepada tetangga-tetangganya bahwa dia sedang mempelajari bahasa Rusia. Ia, katanya, akan dikirim bertugas di Uni Soviet oleh Departemen Luar Negeri. Keluarga Howard lalu membeli mobil baru, sekalian mempersiapkan pengiriman mobil itu ke Moskow. Untuk menutupi identitasnya yang sesungguhnya, CIA membekali Howard dengan sertifikat yang menyatakan kedudukannya sebagai pejabat Departemen Luar Negeri AS. Persisnya sebagai "pejabat konsuler dan sekretaris" dalam urusan diplomatik. Kartu itu dibuat pada 11 Maret 1983, dan yang menandatanganinya bukan sembarang orang: Ronald Reagan dan George P. Shultz. Delapan hari kemudian, Mary melahirkan bayinya yang pertama. Anak itu diberi nama Lee. Musim semi sedang datang, dan hari depan tampaknya gilang-gemilang. Mendadak sontak kehidupan Ed Howard bagaikan ambruk begitu saja. Pengujian lanjutan dengan menggunakan alat penguji kebohongan menunjukkan bahwa beberapa jawaban Howard mengandung tipu muslihat. Dalam pengujian ini juga ketahuan, seperti telah disebutkan, Howard ternyata suka menggunakan obat penenang, dan pernah melakukan pencurian kecil-kecilan. Para sanak saudara Howard sendiri bersaksi bahwa Ed memang betul peminum, tetapi tidak pernah menggunakan obat penenang. Sebuah pengusutan yang lebih saksama segera dilancarkan. Dua tahun kemudian, ketika Howard mulai diawasi karena dicurigai bekerja untuk Soviet, CIA meminta laporan intern dari bekas direktur jenderal dinas rahasia itu, Carrol Hauver. Berkas-berkas rahasia ini mengungkapkan hasil "konfrontasi" Howard dengan mesin poligraf. Di situ, ternyata, Howard mengaku pernah menggunakan obat penenang, pernah mencuri dari mesin otomat, dan mengambil uang dari dompet wanita dalam sebuah perjalanan udara. Dari hasil pemeriksaan ulangan inilah CIA memutuskan membatalkan penugasan Howard ke Moskow. Dalam pengertian yang lebih jauh, Howard juga sebetulnya tidak diharapkan lagi bergabung dengan dinas rahasia itu. Dia langsung dipecat. Pada Juni 1983, jadilah Howard seorang penganggur. Dan sesungguhnya, penganggur yang berbahaya. Seorang yang kehilangan pekerjaan, tetapi menyimpan banyak rahasia dan pengetahuan teknis di sekitar sebuah lembaga spionase yang memegang peranan penting. Apalagi pengetahuannya itu menyangkut jaringan-jaringan paling rahasia CIA di Uni Soviet. * * * Untuk Curtis R. Porter, staf direktur komite urusan keuangan, perancang Undang-Undang Negara Bagian New Mexico, pria muda yang muncul di kantornya hari itu tampak seperti tokoh ideal. Pria muda itu datang menanggapi sebuah iklan yang dipasang di surat kabar setempat, The Albuquerque Journal. Komite urusan keuangan itu memang sedang mencari seorang tenaga analis ekonomi. Yang datang ini mendapat prioritas, karena keluarganya berasal dari New Mexico. Menurut surat keterangan yang dibawanya, ia pernah bekerja di Departemen Luar Negeri AS, dari Januari 1981 sampai Juni 1983. Langsung orang ini diterima. Namanya Edward Howard. Agustus tahun itu, Howard menjual rumahnya di Virginia, dan membeli sebuah rumah di El Dorado, sekitar 12 mil di tenggara Santa Fe. Keluarga itu datang dengan seorang anak lelaki yang masih bayi. Tugas Howard, membuat perkiraan hasil pendapatan dari sektor pajak untuk negara bagian itu. Pada akhir Oktober, ia terbang ke Washington untuk menghadiri sebuah konperensi ekonomi. Menyimpan dendam kesumat terhadap CIA, yang telah memecat dia begitu saja, selama beberapa hari ia konon mondar-mandir di sekitar Kedutaan Besar Uni Soviet, mempertimbangkan sebuah keputusan untuk masuk ke gedung kedutaan itu, dan menjual rahasia yang diketahuinya tentang CIA. Sementara itu, Howard juga makin ketagihan terhadap alkohol. Pada 26 Februari 1984, Minggu malam, dia terlibat dalam sebuah peristiwa penembakan terhadap beberapa anak muda. Menurut laporan polisi, Howard mengaku berjumpa dengan anak-anak muda itu di sebuah bar, kemudian mengikuti mereka ke sebuah rumah, karena mereka berjanji akan memberi dia seorang wanita untuk dikencani. Tetapi pengakuan anak-anak muda itu sendiri tidak membenarkan cerita ini. Peter Hughes, 24, salah seorang di antara anak muda itu, mengatakan bahwa dia bersama seorang teman pria dan dua teman wanita tidak pernah masuk ke bar yang disebutkan itu. Mereka ada dalam mobil jip, yang baru keluar dari halaman parkir sebuah motel. Pada saat itulah, menurut versi ini, Howard muncul dan melirik satu di antara wanita itu, lalu mengikuti mereka dengan sebuah jip pula. Sampai di halaman apartemen Hughes, Howard datang mendekat. "Tiba-tiba, dari punggungnya, ia mencabut sepucuk pistol Magnum 44 yang bersepuh perak, dan memerintahkan supaya kami tetap tinggal di dalam mobil," Hughes bertutur. Menurut kesan Hughes, malam itu Howard mabuk. Bicaranya tidak keruan. "Aku berada di dalam jip, dan dia menodongkan pistolnya ke kepalaku. Matanya kelihatan ganas, dan dia makin mendekat. Aku berpikir: dia sudah siap menarik picu senjata itu, dia sudah siap menembak. Aku harus bertindak. Dengan gerakan cepat kutangkap senjata itu, dan pistol meledak ke atas, memecahkan genting rumah," demikian kesaksian Hughes. BEGITU Howard kehilangan senjata, anak-anak muda itu segera menghajar dia. Kepalanya dihantam dengan batu, dia diseret dan dimasukkan ke dalam mobilnya sendiri, kemudian mereka menendangi pintu agar sulit dibuka. Lalu mereka menghubungi polisi, yang kemudian menemukan Howard dengan kepala berdarah, sekitar satu blok dari tempat kejadian. Dia ditahan dengan tuduhan melakukan ancaman dengan senjata yang bisa mengakibatkan kematian. Bagi Eloy F. Martinez, jaksa Distrik Santa Fe, kasus ini menjadi agak rumit. Di satu pihak ia harus berhadapan dengan Peter Hughes, anak seorang bekas tawanan perang di Vietnam, yang pernah berkampanye untuk jabatan gubernur dari Partai Republik -- kendati akhirnya kalah. Pokoknya, keluarga itu punya nama baik. Di pihak lain, Martinez berhadapan dengan Howard, yang berhasil mengumpulkan sejumlah katabelece dari pejabat-pejabat penting di Washington. Pada tahap pertama, Martinez sebetulnya sudah siap menjatuhkan tuduhan percobaan pembunuhan kepada Howard. Tetapi Howard menyewa pengacara Santa Fe yang terkemuka, Morton S. Simon. Pada 25 April, Hakim Bruce E. Kaufman menyatakan Howard bersalah, dan menjatuhkan hukuman lima tahun dalam masa percobaan, dan membayar ganti rugi US$ 7.500 kepada Hughes. Baik Martinez maupun Kaufman tidak bersedia berkomentar apakah mereka menerima tekanan dan pengaruh CIA dalam perkara ini atau tidak. Tampaknya, CIA masih memperhatikan Howard. Secara sukarela, Howard kemudian menggabungkan diri dengan sebuah program penyuluhan untuk para pegawai negeri. Di lingkungan ini, seorang pekerja sosial di bidang kesehatan, Neil Berman, sempat menangani problem Howard dengan minuman keras selama sekitar satu setengah tahun. Seorang psikolog, Elliot J. Rapoport, menyusun sebuah laporan dan evaluasi psikologi yang menyatakan bahwa Howard pernah mengalami periode stres yang tidak biasa, dan memiliki problem minuman keras. Tetapi ia menyarankan bahwa Howard bisa dipertahankan bekerja di lembaga itu. Pada 18 September, Howard dan keluarga melakukan perjalanan seminggu ke Eropa. Menurut keterangan Vitaly Yurchenko, pada musim gugur 1984 "Robert" berjumpa dengan orang-orang KGB di Austria, sekalian menjual rahasia CIA kepada dinas mata-mata Uni Soviet. FBI kemudian menemukan bahwa pada 20 September 1984 Howard dan keluarganya berada di St. Anton, Austria. Tetapi, sejauh itu, mereka belum sampai pada kesimpulan bahwa pada hari itulah Howard berjumpa dengan agen-agen KGB. Menurut keterangan Mary Howard, mereka mula-mula menemui beberapa teman di Swiss. "Kami mengunjungi Zurich dan Lucerne, kemudian memutuskan untuk juga ke Austria, lalu Milan," tutur wanita itu. Namun, ia menyangkal bahwa mereka pernah bepergian selama di St. Anton. "Kami hanya berputar-putar di situ, dan kebetulan waktu itu hari telah menjelang malam. Tampaknya, memang sebuah kota kecil yang bagus," katanya. "Aku tidak ingat bahwa kami pernah ke mana-mana selama singgah di sana." Belakangan orang menambahkan, "Hari itu kami bertengkar. Biasa, soal kecanduan Howard pada minuman keras. Howard lalu pergi mengendarai mobil entah ke mana. Aku hanya memandanginya dari jendela hotel." Mungkinkah pertengkaran itu memang sengaja diciptakan Howard, supaya dia punya alasan untuk meninggalkan Mary, dan menemui agen-agen KGB itu? "Dia hanya pergi sebentar saja, 10-15 menit," tutur Mary. Menurut istri ini, sejak itu mereka tidak pernah lagi bermalam di kota mana pun di Austria. Howard dan keluarganya balik ke Amerika Serikat pada 24 September. Hari itu juga, Howard diharuskan berjumpa dengan dua petugas CIA -- mungkin di markas besar dinas rahasia itu -- untuk menerangkan bahwa memang benar dia berkeliaran di depan Kedutaan Besar Uni Soviet pada bulan Oktober 1983, tetapi tidak sampai masuk ke kantor itu. Dengan kata lain, Howard, bekas agen CIA yang menyimpan sejumlah pengetahuan yang berisi sangat rahasia, telah mengakui bahwa dia memang mempunyai maksud untuk mengkhianati negaranya. Kedua petugas CIA tadi melaporkan hasil pertemuan mereka dengan Howard. Anehnya, selama hampir setahun, laporan yang gawat itu dibiarkan begitu saja, dan tidak diteruskan kepada FBI. Entah dengan maksud mengacaukan pengusutan atas dirinya, entah memang benar-benar mengalami problem pribadi, Howard, sementara itu, beerapa kali mengunjungi seorang psikiater swasta di Santa Fe, atas tanggungan CIA. Untuk jangka waktu yang agak panjang, ia bertindak seperti orang yang sedang mengalami stres berat. Seorang pekerja komite keuangan tadi, yang bernama Curtis Portel pernah menemukan Howard di sebuah kamar hotel dengan kepala diperban. Menurut cerita Howard, dia menabrak pintu kaca, luka-luka, dan diberi obat bius untuk meredam rasa sakit. Pada kali yang lain, Howard secara mendadak meninggalkan sebuah pesta, dan Porter menemukan dia sedang berkemas-kemas, kemudian menelepon sebuah maskapai penerbangan untuk memesan tempat duduk di pesawat yang akan terbang menuju Austria. Ketika itu Howard berkata, "Maaf, aku sudah muak dengan obat penenang itu. Jangan khawatir, Mary sudah tahu bahwa setiap kali aku mabuk aku akan berusaha pergi ke Wina." Tapi dia tidak jadi pergi, ia mengaku tak punya paspor. Banyak rekannya menduga, ada sesuatu yang tidak beres pada lelaki ini. Ia, kadang-kadang, ketahuan memiliki uang yang cukup banyak. Ia juga punya hubungan intim dengan beberapa wanita di tempatnya bekerja. Pada musim semi 1985, beberapa rekannya menyatakan bahwa Howard lagi-lagi berkunjung ke Eropa. Kepada seorang rekannya, Dennis Hazlett, Howard memperlihatkan sebuah arloji Rolex, dan mengatakan bahwa dia baru saja datang dari Wina. * * * PADA 14 Juni 1985, kantor berita Uni Soviet, Tass, mngumumkan pengusiran Paul M. Stombaugh, skretaris dua pada Kedutaan Besar AS di Uni Soviet, dengan tuduhan melakukan tindak spionase. Tiga bulan kemudian pihak Soviet mengumumkan, mereka juga menahan Tolkachev, seorang peneliti Soviet, dengan tuduhan mencoba menyerahkan dokumen-dokumen rahasia kepada Stombaugh. Belakangan, beberapa sumber intel AS mengakui bahwa Tolkachev memang termasuk "kekayaan" CIA yang paling berharga di Moskow. Tolkachev adalah tenaga ahli dalam bidang teknologi "penyamaran" pesawat udara dan rudal dari incaran radar. Dalam kasus tertangkapnya Tolkachev ini, pihak intel AS tanpa ragu-ragu menyebut Edward Lee Howard sebagai biang keladi. Pada bulan Juli, Howard mengunjungi Bill Bosch di Pulau South Padre. Bosch sendiri sedang terlibat beberapa perkara yang mencurigakan, yang menyangkut Amerika Selatan. Ia mulai disingkirkan CIA. Dalam pertemuan inilah, menurut pengakuan Bosch kepada FBI, Howard menceritakan kegiatan mata-mata yang dilakukannya untuk Rusia, kemudian membicarakan rencana selanjutnya untuk menghubungi pejabat-pejabat Soviet. Lalu, kedua bekas agen CIA itu, menurut sumber-sumber intel, merencanakan kunjungan ke Kedutaan Besar Uni Soviet di Mexico City. Tetapi, menurut Bosch, rencana itu tidak pernah terlaksana. Bosch kini bermukim di Laguna Beach, California, sebuah daerah pinggiran, sekitar satu setengah jam perjalanan dari Los Angeles arah ke selatan. Meski terbilang tua dan mapan, Laguna Beach juga dikenal sebagai permukiman pasangan-pasangan tanpa anak, atau orang-orang yang hanya tinggal untuk sebentar. Di kota kecil itu, orang bebas datang dan pergi tanpa terlalu mendapat perhatian tetangga. Bosch menyewa sebuah kamar yang kecil dan murah di sebuah bangunan dua tingkat yang sudah disekat-sekat menjadi apartemen. Bangunan itu agak jauh dari jalan raya, terlindung di balik pohon-pohonan, dan hanya dua blok dari Samudra Pasifik. Menurut seorang penghuni apartemen itu, Bosch adalah seorang "pria yang manis dan pendiam". Ia mengendarai mobil merk Porsche, "Kadang-kadang bermalam di sini, tapi tidak terlalu sering." Tetangga-tetangga yang lain malah mengatakan tidak mengenal Bosch. Usaha David Wise menemui lelaki itu tak pernah berhasil. Sekali ia bisa dicapai melalui telepon, tetapi menolak untuk diwawancarai. "Saya tidak punya komentar, baik untuk disiarkan maupun untuk tidak disiarkan," katanya. Pada 27 Juli 1985, rekan sekerja Howard bernama Bob Gallegos bersama istrinya berkunjung ke rumah Howard untuk makan malam. Menurut cerita mereka, Howard dan putranya, Lee, sedang bermain-main dengan dua topi bulu, yang dikeluarkan dari sebuah kotak bertuliskan aksara Rusia. Howard mengatakan barang itu kiriman seorang sahabat di Departemen Luar Negeri AS. Lima hari kemudian, Vitaly Yurchenko, orang penting KGB itu, lenyap di Roma. Dari Yurchenkolah CIA memperoleh nama "Robert", yang kuat diduga, itulah Howard. CIA segera mengontak FBI. Bagi James H. Geer, kasus Howard meninggalkan kenangan khusus. Pada 5 Agustus 1985, ia mulai memangku jabatan asisten direktur FBI untuk divisi intel. Tugasnya ialah menangkap agen-agen spionase asing. Pada hari itulah kasus Howard tiba di mejanya, di markas besar biro itu di Washington. Geer, ketika itu berusia 45 tahun, dengan pengalaman 21 tahun di FBI, langsung dihadapkan dengan kasus kontraspionase yang mempunyai potensi besar untuk menjadi gawat. Geer segera memanggil Phillip A. Parker, deputi direktur bidang operasi divisi yang dipimpinnya. Parker, 49 tahun, sudah bekerja di bidang kontraintel tidak kurang dari 20 tahun, dan sudah tiga tahun menjadi orang kedua dalam divisi tersebut. Parker menghubungi William D. Brannon, yang baru saja diangkat memimpin kantor FBI di Albuquerque. Agen-agen FBI dari beberapa kota segera diterjunkan untuk membantu Brannon. Dalam beberapa hari saja, sepasukan kecil agen FBI disebarkan di Albuquerque dan Santa Fe, enam puluh mil ke utara. FBI mulai memata-matai Howard. Tetapi mereka menghadapi beberapa kendala. Rumah Howard terletak di Verano Loop 108, di jalan memutar yang lapang, sehingga setiap orang yang berkeliaran apalagi dengan gaya mengintai -- di sekitar rumah itu mudah ketahuan. Thomas (Bill) Gillespie, satu di antara empat agen lokal FBI, memang pernah tinggal di Verano Loop 112, hanya dua rumah dari kediaman Howard. Sayangnya, rumah itu baru saja dijualnya dan sudah ditempati penghuni baru tepat sehari sebelum kasus Howard sampai di meja Geer. Akhirnya, FBI tidak bisa menggunakan sebuah rumah pun sebagai pos pengintaian. Tidak diketahui juga apakah mereka menggunakan cara-cara konvensional untuk mengawasi kediaman Howard, misalnya dengan menempatkan agen-agen yang menyamar sebagai penyapu jalan, petugas kantor telepon, dan semacamnya. Yang jelas, Howard mulai dimata-matai. Dari segi hukum, mereka juga tidak bisa berbuat banyak. "Kami tidak memiliki alasan hukum apa pun untuk menangkap Howard," kata Geer kepada David Wise. Pengakuan yang diberikan Yurchenko tidak cukup kuat untuk mengambil suatu tindakan. "Yurchenko tidak pernah bertemu muka dengan Howard," tutur Geer. "Yurchenko bahkan tidak bisa memeriksa sebuah sosok yang mengacu kepada Howard." FBI akhirnya mengajukan permohonan untuk menyadap pembicaraan telepon di rumah Howard. Permohonan itu harus dipertimbangkan oleh sebuah majelis yang terdiri dari tujuh orang -- sebuah badan yang dibentuk pada 1978 oleh Akta Pengintaian Intel Asing. Pada awal September, permohonan itu dikabulkan, dan rumah Howard mulai dipasangi alat penyadap, secara sembunyi-sembunyi, tentu. Hasil penyadapan itu di luar dugaan. Tidak ada pembicaraan berarti yang bisa disedot. Kamis, 19 September, FBI akhirnya mengambil keputusan untuk berhadapan langsung dengan Howard. Keputusan itu dibuat oleh Parker, yang sudah tidak sabar menunggu peluang yang bisa dibenarkan hukum. Teknik seperti itu pernah membuahkan hasil di masa lampau, dan juga baru digunakan untuk menjerat Ronald Pelton, pengkhianat lain yang disebut Yurchenko. Pagi itu, seorang agen FBI langsung menelepon Howard di kantornya, dan menyatakan ingin melakukan sebuah wawancara. Sejam kemudian, Howard menemui agen itu di Hilton Inn, tetapi menolak untuk memberikan keterangan apa pun. FBI kini beralih pada teknik yang mereka sebut "pengintaian terbuka". Artinya, Howard dibuntuti terang-terangan. Pada hari Jumat, 20 September, Howard mendatangi agen yang sedang mengikutinya, dan meminta dipertemukan dengan agen yang pernah berbicara dengan dia di Hilton Inn. Sebuah pertemuan singkat diselenggarakan, dan Howard kelihatannya agak mau bekerja sama. Katanya, dia sedang mencari seorang pengacara, dan mereka boleh bertemu lagi pada pekan berikutnya. Laporan segera dikirim ke markas besar FBI di Washington. Isinya: Howard mungkin sudah siap bercerita. Pada pagi Jumat itu juga, Philip M. Baca mulai tampak gugup. Direktur Komite Keuangan Legislatif yang baru diangkat itu sehari sebelumnya didatangi dua agen FBI, yang meminta catatan-catatan tentang diri Howard. Pada pukul 8.30 pagi itu, komite akan menyelenggarakan rapat staf, untuk mempersiapkan dengar pendapat, setengah jam kemudian. Tidak seperti biasanya, pagi itu Ed Howard datang terlambat. Ia baru tiba di kantor lima menit sebelum rapat staf dibuka, "Tetapi dia memberikan pandangan yang bagus mengenai situasi ekonomi 18 bulan terakhir," tutur Baca. "Dia memperagakan beberapa grafik. Dalam rapat itu, beberapa hadirin bertanya tentang harga minyak, dan dia menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan gaya yang betul-betul tenang." Pagi, Sabtu, 21 September, Howard seperti biasa masuk kantor. Agen-agen FBI mengikuti dia dengan tenang. Mereka tidak tahu bahwa hari itu Howard menulis dua pucuk surat di kantornya. "Kami banyak berbicara di akhir pekan itu," Mary Howard mengenang. Howard menceritakan kepada istrinya bahwa dia sudah didatangi agen-agen FBI. Itulah untuk pertama kalinya Mary insaf bahwa mereka sedang dalam bahaya. "Persis seperti mimpi buruk," kata perempuan itu. "Sangat traumatis, bahkan sampai hari ini. Tetapi aku sungguh-sungguh tidak tahu apa yang dimata-matai Howard." Pada pukul tiga petang, Rosa Carlson menerima telepon dari tetangganya, Mary Howard. Kedua wanita itu menyewa pengasuh anak yang sama. Mary bertanya apakah pengasuh itu boleh membawa Lee ke rumah keluarga Carlson dan bermain-main di sana. Sudah tentu Nyonya Carlson tidak keberatan. Satu jam kemudian, Gina Jackson, pengasuh bayi berusia 16 tahun itu, tiba di rumah Howard. Mary tidak bertindak seperti biasa, bercakap-cakap dengan Gina dengan gayanya yang ramah dan bersahabat. Mary langsung mengajak Gina dan Lee ke pekarangan belakang. "Ketika melewati ruangan, aku seperti mendengar dua orang bercakap-cakap," tutur Gina belakangan. "Dari sudut mataku, aku melihat seorang pria gundul tegak di jalan masuk antara ruang baca dan kamar duduk keluarga." Tetapi kemudian, Gina menceritakan, "Menurut FBI, sebetulnya, tidak ada dua orang yang sedang berbicara di ruangan itu. Yang ada ialah Ed Howard dengan sebuah boneka dan pita rekaman yang berisi pembicaraan." Di pekarangan belakang itu, Mary Howard tampak seperti orang bingung. Dia bukannya memberikan sebuah nomor telepon kepada pengasuh bayi itu, tapi menyebut nama sebuah restoran Spanyol di Santa Fe, dan mengatakan bahwa dia dan suaminya akan berada di restoran tersebut. Dalam beberapa menit Gina mendengar suara mobil dikeluarkan dari garasi. Apa yang terjadi kemudian tidak terlalu banyak diketahui. Pada saat itu, hanya ada seorang agen FBI yang bertugas mengintai rumah tersebut, dan dia berada beberapa ratus kaki dari sasaran pengintaian. Menurut perkiraan, pada pukul 16.30 hari itu, Howard dan istrinya meninggalkan rumah tersebut dengan sebuah Oldsmobile 1979 berwarna merah, tanpa diketahui. Ed dan Mary Howard meninggalkan El Dorado, tancap gas menuju Jalan Raya Antarnegara Bagian ke-25, melesat ke barat laut, ke Santa Fe. Padahal, dalam jarak beberapa mil dari situ, beberapa agen FBI yang mengendarai mobil selalu bersiaga untuk menerima berita radio dan menguber Howard. Berita radio itu tak pernah terdengar. Sekitar pukul 18.00, Gina Jackson membawa anak asuhannya, Lee, ke rumah keluarga Carlson. Di sana, pengasuh anak itu mengawasi Lee dan kedua putra Carlson bermain air di bak mandi. SEJAM kemudian, Howard dan nyonya meninggalkan restoran tempat mereka bersantap malam. Dalam kegelapan, entah di mana di bagian kota yang ramai, Ed Howard melompat dari kendaraan yang dijalankan perlahan, memasuki "titik buta" -- istilah yang digunakan dalam latihan-latihan para agen CIA -- dan menghilang di tengah kesibukan. Itulah saat terakhir Mary melihat suaminya. Ketika Mary Howard tiba kembali di rumahnya, sekitar pukul 19.20, di kursi di sebelah tempat duduk sopir bertengger sebuah boneka, menggantikan tempat Howard. Boneka itu dibuat dari pakaian-pakaian, dengan sebuah rambut palsu (wig) di bagian kepala. Rambut palsu itu masih ditutupi dengan semacam topi. Agen FBI, yang ditugasi mengintai rumah Howard, terperanjat juga ketika melihat mobil itu pulang, padahal dia tidak tahu ketika mobil itu berangkat. Namun, ia tetap tenang, karena di dalam mobil toh tampak "Howard" duduk di samping istrinya yang memegang setir. Agen itu kemudian mengaku, ia melihat "Howard" memakai topi. Pintu garasi membuka secara otomatis, dan Mary memasukkan mobil seperti biasanya. Beberapa menit kemudian, ia membawa mobil itu lagi meninggalkan garasi, kali ini seorang diri. Dia tiba di rumah keluarga Carlson pada pukul 19.30, menjemput Lee, dan balik memasukkan mobil ke garasi. Pengintai FBI itu tidak menyimpan kecurigaan apa-apa. Malam itu juga, Mary mengeluarkan tipuan berikutnya, yang sudah direncanakan bersama Howard. Mary menelepon sebuah kantor bisnis yang menjawab pembicaraan telepon secara otomatis, melalui komputer. Dia kemudian menyambungkan rekaman suara suaminya dengan telepon otomatis itu, dan terkecohlah para pendekar FBI yang menyadap pembicaraan tersebut. Mendengar suara Howard mereka yakin orang yang diintai itu sedang berada di rumah, bahkan sedang bertelepon dengan sebuah kantor. * * * DI WASHINGTON, Sabtu petang itu, agen-agen FBI dari divisi intel sedang dirasuk perasaan gembira. Tampaknya, mereka segera akan mendapatkan bukti yang diperlukan untuk memerintahkan penahanan Howard. FBI sudah mencari dan menemukan William Bosch di Pulau South Padre. Biro itu sudah mengetahui bahwa Howard pernah menghubungi Bosch mereka juga sudah mengumpulkan sejumlah dokumen penting, dan Howard sendiri sudah berjanji akan melanjutkan pertemuannya dengan agen-agen FBI di El Dorado. Di samping itu, Bosch sendiri konon sudah bercerita cukup banyak, antara lain Howard lebih dari sekali berkunjung ke South Padre. Dan bahwa Howard mengatakan, bahwa dia sudah menjual sejumlah data CIA kepada Rusia, pada bulan Juli. * * * AHAD siang, Phil Baca mengunjungi kantornya secara kebetulan. Di atas mejanya terlihat sebuah amplop, dan di dalam amplop itu terdapat sepucuk surat pengunduran diri yang ditandatangani Ed Howard, berikut beberapa kunci kantor, serta sebuah amplop yang lebih kecil, yang ditujukan kepada Mary, dan dengan demikian tidak dibuka Baca. Phil Baca segera menghubungi FBI. "Saya menceritakan kepada mereka bahwa Ed Howard mengundurkan diri," katanya. FBI terperanjat. Para agen segera menyerbu rumah Howard. Terlambat. "Kakap" itu sudah lenyap. Mary Howard menyerahkan surat suaminya kepada FBI. Dalam surat itu tertulis kalimat. "Sekuriti Nasional telah melakukan pemborosan di Santa Fe." Dia juga mengatakan, "Well, aku pergi, dan mungkin saja aku akan memberikan kepada mereka apa yang mereka anggap sudah siap untuk kuberikan." Kepada Mary, dia menyampaikan perintah untuk "menjual rumah, mobil jip, dan lain-lain, dan tinggal bersama orangtua kita, dan menikmati kebahagiaan." Howard juga meminta Mary mengatakan kepada Lee, "Aku memikirkan dia dan engkau, setiap hari, sampai akhir hayatku." Pada saat FBI sadar bahwa spion pembelot itu sudah minggat, Howard sudah menikmati 24 jam tanpa pengejaran. Para pejabat FBI percaya bahwa Howard terbang ke Albuquerque, kemudian New York, kemudian Helsinki, kemudian menyeberangi perbatasan, langsung ke Uni Soviet. * * * EDWARD HOWARD dikenai tuduhan yang menyangkut spionase. Dia, antara lain, menjadi sebab musabab tertangkapnya Tolkachev, agen lokal CIA yang langsung dieksekusi oleh Moskow. Pada 14 Maret tahun ini, Tass mengumumkan pengusiran Michael Sellers, sekretaris dua Kedutaan Besar AS di Moskow. Pada 7 Mei, pemerintah Soviet menyebut nama Erik Sites, pegawai sipil pada kantor Atase Militer AS di Moskow, sebagai orang yang sering muncul di Jalan Malaya Priogovskaya untuk berhubungan dengan agen CIA setempat. Istri Sites, Ursula, menunggu tidak jauh dari tempat pertemuan itu, untuk melakukan pengamanan. Sites juga diusir. "Yang pasti, kasus Howard sudah membukakan cacat besar yang terdapat di dalam tubuh CIA," tulis David Wise. Dinas rahasia itu, ternyata, bisa menerima seorang pemabuk berat, yang juga menggunakan obat penenang, yang hasil tes poligraf pertamanya saja sudah mencurigakan. Malah, orang seperti itu bahkan dipilih untuk menempati pos yang sangat rawan. Kemudian, setelah agen itu diketahui menyandang sejumlah cacat watak dan masalah lain, ia malah dipecat, bukannya ditampung ke kantor lain yang membuat dia tidak menjadi kecewa dan juga tidak membahayakan sekuriti. Yang paling parah, setelah Howard sendiri mengaku pernah berpikir-pikir untuk memasuki Kedutaan Besar Uni Soviet di Washington, CIA tidak mengambil tindakan apa-apa. Mereka baru menghubungi FBI setelah lewat masa hampir setahun. Kesalahan fatal terakhir, setelah memecat dia, CIA tidak menarik paspor diplomatiknya, juga tidak menarik paspor-paspor Howard yang lain, yang menggunakan berbagai nama palsu. Pendek kata, CIA bonyok habis-habisan. Bagi FBI, seperti dikatakan direkturnya, William H. Webster, "Kasus Howard sungguh-sungguh luar biasa." Hanya James Geer, kepala divisi intel FBI, yang masih mampu berusaha menghibur diri. Pada tahun yang sama dengan kepergian Howard, ia mengatakan bahwa mereka berhasil menjerat cukup banyak spion lain. Entahlah. Motivasi Howard sendiri tetap tidak jelas. Dia memang menyimpan amarah terhadap CIA, tetapi dia tidak mempunyai simpati ideologi terhadap Uni Soviet. Menurut seorang sahabatnya, Dennis Hazlett, "Howard itu malah tampaknya seorang konservatif, patriotik, bahkan menganut pandangan yang cenderung membenarkan Reagan." Di layar televisi Soviet, 14 September barusan, wajah Howard muncul bersinar-sinar. "Aku mencintai negeriku," katanya. "Aku tidak pernah melakukan sesuatu pun yang merugikan negeriku." Jika Howard pernah menerima bayaran mahal untuk keterangan yang dijualnya kepada Soviet, pihak FBI tidak berhasil membuktikan apa-apa. "Kami tidak tahu di mana uang itu disimpan, jika memang betul ada," kata seorang pejabat senior FBI. Mary Howard sendiri bercerita, "Saya tidak pernah melihat uang dalam jumlah yang luar biasa." Mereka, kata Mary, hidup dari gaji Howard, US$ 33.012 setahun. Ayah Howard, Kenneth Howard, berkomentar "Kalau dia berbuat sesuatu, saya yakin karena ia marah kepada CIA. Orangtua itu malah agak curiga, jangan-jangan semua peristiwa ini hanyalah "permainan baru" CIA. Banyak juga orang yang cenderung berpikir begitu. Artinya, CIA sengaja melepas Howard, yang bertindak seolah-olah membelot padahal, sesungguhnya, di seberang sana tetap saja bekerja untuk kepentingan dinas rahasia AS. FBI serta-merta membantah "hipotesa" ini. "Edward Howard adalah seorang manusia yang bermain di antara dua adidaya," tulis David Wise. Ia telah menempatkan dirinya dalam barisan spion-spion bermuka dua yang sudah dikenal dunia: Kim Philby, Guy Burgess, dan Donald Maclean. Hanya, tahukah dia bahwa tidak satu pun spion pembelot itu yang mendapat kepercayaan penuh dari KGB? Atau, mungkin juga ia akan pulang ke Amerika Serikat pada suatu hari, bila hal itu memang diizinkan para penguasa Soviet, dan dia akan menghadapi kemungkinan dijatuhi hukuman seumur hidup di tanah airnya sendiri? Tidak ada jawaban yang pasti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini