Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
DENGAN jari-jarinya yang tua, Mohammad Deseng alias Tan De Seng menggelitik suling tembang Surupan 62. Ditiupnya seruling bambu sepanjang 62 sentimeter itu, khusyuk dan merdu. Di belakang Deseng, jemari lentik Fitri Juliani Cintania—anaknya nomor dua—memetik dawai kecapi. Dalam sekejap, mengalunlah sepenggal lagu Raja Mantri. Syahdu dan seperti bukan berasal dari dunia hiruk-pikuk ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo