Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Liburkan Sekolah karena Corona, Anies Emoh Lockdown Jakarta

Tak lockdown Jakarta karena corona, Anies tutup semua sekolah hingga tempat wisata dan minta dunia usaha siapkan protokol kerja jarak jauh.

14 Maret 2020 | 20.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan tak menutup alias lockdown Ibu Kota meski jumlah kasus positif corona di Indonesia melonjak hingga 96 sejak 2 Maret 2020.

Dari puluhan kasus itu, 5 pasien positif corona meninggal. Di Jakarta jumlah orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 586 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 261 orang. Angka ini terhitung pada 1-12 Maret 2020.

Kendati tak melakukan lockdown, yang berarti menutup akses keluar masuk Jakarta dan seluruh penduduk harus diam di rumah seperti yang terjadi di kota Wuhan di Cina, Italia dan Manila, Anies meminta semua warga Jakarta turut bertanggung jawab menekan penularan virus corona.

Suasana wahana dufan yang sepi karena tidak adanya pengunjung di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Sabtu, 14 Maret 2020. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan instruksi guna menutup sejumlah tempat wisata di Jakarta selama dua pekan ke depan terkait antisipasi wabah virus corona (covid-19), tempat wisata tersebut salah satunya Taman Impian Jaya Ancol. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

"Kami tidak melakukan penutupan kota Jakarta tapi kami minta kepada semua warga mari mengambil sikap bertanggung jawab kepada diri sendiri, kepada keluarga, dan kepada seluruh komponen masyarakat," kata Anies di Balairung Balai Kota, Jakarta Pusat, Sabtu, 14 Maret 2020.

Anies Baswedan tak melarang warga Jakarta bepergian ke luar rumah dan beraktivitas, namun dia mengimbau masyarakat untuk mengurangi interaksi antar warga. Dengan begitu, Anies menuturkan, potensi penyebaran virus dapat berkurang.

"Artinya mobilitas penduduk ditekan sekecil mungkin, kegiatan-kegiatan tidak perlu ditiadakan," ucap dia.



Untuk mengurangi interaksi antar warga, Pemerintah Provinsi DKI telah menyetop kegiatan keramaian selama Maret. Pemprov DKI juga memutuskan menutup seluruh sekolah di Ibu Kota.

Menurut Anies, penutupan sekolah berlangsung selama dua pekan. Dia menyebut proses pembelajaran bakal dilakukan dengan metode jarak jauh. Pemerintah DKI masih mengkaji metode tersebut.

"Bahan-bahan untuk orang tua, untuk guru, siswa, kepala sekolah, itu semua Insya Allah akan siap sebelum hari Senin," ujar Anies.

Pemerintah DKI juga menunda pelaksanaan ujian nasional (UN) SMA dan SMK yang rencananya digelar pada Senin, 16 Maret 2020.

Sebelumnya, DKI telah menutup seluruh tempat rekreasi di Jakarta, mulai dari Ancol hingga museum.

Kendaraan melintas di dalam kawasan Monas, Jakarta, Sabtu, 14 Maret 2020. Dampak kasus dari penyebaran COVID-19, Pemprov DKI Jakarta menutup sejumlah destinasi wisata dan hiburan masyarakat selama 2 pekan ke depan diantaranya Monas, Wisata Kota Tua dan Ancol. ANTARA

Pada Jumat lalu, Anies juga meminta dunia usaha menyiapkan protokol kerja jarak jauh dalam mengantisipasi penyebaran virus corona.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bagi dunia usaha, kami meminta untuk mulai menyiapkan protokol kerja jarak jauh. Hari ini, belum ada arahan untuk kantor-kantor, stafnya bekerja dari jauh. Tapi dunia usaha harus mulai menyiapkan," ujar Anies di Balai Kota, Jumat 13 Maret 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anies mengatakan imbauan tersebut sebagai persiapan jika nanti DKI mengambil sikap untuk memberlakukan kerja jarak jauh. "Jika sampai kita harus melakukan kerja jarak jauh, maka sudah siap prosedurnya, sudah siap caranya," katanya.

Anies pun juga telah memberikan arahan untuk kerja dari rumah bagi pegawai Pemprov DKI yang flu, batuk, demam atau masuk dalam daftar pemantauan. Anies menyatakan tidak akan mengurangi penghasilan pegawai tersebut.

"Saya meminta seluruh warga Jakarta untuk memprioritaskan kegiatan di rumah dan kegiatan sekitar, kurangi kegiatan di keramaian sebisa mungkin, batasi interaksi kerumuman orang-orang banyak," ujarnya.

Langkah untuk meminimalisir interaksi warga itu diambil setelah Pemprov DKI menyiapkan simulasi terburuk penyebaran virus Corona di Jakarta yang dapat mencapai 6.000 kasus bila  pemerintah tidak melakukan upaya apa pun untuk menekan pencegahan penularan.

"Tentang 6.000 kasus ini bila situasinya terjadi terus, mungkin bisa terjadi begitu," ujarnya.

 Dalam simulasi tersebut Anies menyebutkan telah menyiapkan lokasi-lokasi untuk area isolasi pasien virus Corona di Jakarta. Simulasi tersebut kata dia juga sudah sampaikan ke pemerintah pusat.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat update perkembangan kasus virus Corona di Jakarta, Jumat 13 Maret 2020. Tempo/Taufiq Siddiq

Menurut Anies simulasi tersebut sebagai antisipasi jika terjadi kejadian terburuk dalam penyebaran virus Corona. "Kita memang membuat simulasi karena kita ingin mengantisipasi kemungkinan terburuk," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi III DPR Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni meminta Anies Baswedan mengisolasi atau lockdown ibu kota untuk mencegah penyebaran corona.

"Saya mendorong Pemprov DKI Jakarta untuk segera melakukan lockdown atau isolasi satu Jakarta. Dengan penyebaran yang sudah sampai di seluruh wilayah Jakarta ini, lockdown menjadi satu-satunya jalan bagi kita untuk memperlambat laju penularan," kata Sahroni dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu 14 Maret 2020.



Sahroni mengatakan langkah lockdown itu perlu dilakukan secepat mungkin untuk menghindari makin banyaknya warga tertular COVID-19. Hal itu menurut dia juga berdasarkan dari pernyataan Anies yang menyebut bahwa sebagian besar pasien positif COVID-19 berada di Jakarta.

"Pak Anies sendiri juga menyebut bahwa terbanyak kasus corona ada di Jakarta. Jadi tunggu apa lagi? Penyebaran virus ini tidak boleh dianggap remeh, harus segera dilakukan lockdown," ujarnya.

Dia mencontohkan beberapa negara yang mengambil kebijakan untuk lockdown daerahnya untuk memperlambat laju penyebaran Corona. Menurut anggota DPR asal Tanjung Priok Jakarta Utara itu, Cina langsung lockdown Wuhan ketika angka positifnya masih di angka 400 orang, kini angka penyebaran Corona di Cina sudah menurun sampai satu persen.

Petugas keamanan memberikan informasi kepada wisatawan yang akan berkunjung ke kawasan Monas, Jakarta, Sabtu, 14 Maret 2020. Dampak kasus dari penyebaran COVID-19, Pemprov DKI Jakarta menutup sejumlah destinasi wisata dan hiburan masyarakat selama 2 pekan ke depan diantaranya Monas, Wisata Kota Tua dan Ancol. ANTARA

"Di sisi lain ada juga Italia yang baru lockdown setelah angka positif COVID-19 sudah mencapai ribuan dan penyebaran virus makin susah dikendalikan. Mumpung angka kasus positif kita masih puluhan, lockdown harus segera dilakukan," katanya.

Sahroni mengingatkan bahwa menunda lockdown berarti membiarkan penyebaran virus berjalan makin tidak terkendali dan itu tentunya akan semakin menyulitkan pemerintah dalam upaya penanggulangannya.

Dia menilai kalau pasien positif corona COVID-19 di Jakarta maupun di Indonesia dibiarkan makin banyak, sistem kesehatan yang akan kewalahan. "Rumah sakit akan overcapacity, tenaga kesehatan kita akan kerja 24 jam, angka pasien yang bisa diselamatkan juga makin rendah, cost-nya makin tinggi, jadi kalau kata saya; better safe than sorry," ujarnya.

LANI DIANA | TAUFIQ SIDDIQ | ANTARA

.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus