GEMPA dulu, baru ada restu. Begitu ibaratnya riwayat pasangan Heni, 18 tahun, dan Usman, 21 tahun, warga Kelurahan Kotakan, Situbondo, Jawa Timur, yang dikawinkan pertengahan Februari lampau. "Cuma kami selamati satu tumpeng nasi," kata ayahanda Heni, yakni Kusnadi yang berusia 45 tahun itu. Meski pestanya sederhana, beritanya menyebar ke mana-mana. Sebab, sebelumnya, Heni luas disebut-sebut sebagai korban pemerkosaan, dan si suami itulah yang dituding jadi pelakunya. Ceritanya bermula pada suatu malam, sebulan silam. Sang ayah kaget ketika anak gadisnya pulang larut malam sambil tersedu- sedu. Waktu ditanyai, eh, si gadis malah ambruk. Pingsan. "Anak saya mengaku diperkosa Usman," kata Kusnadi, yang sehari-hari bekerja mengayuh becak. Urusan lalu dibawa ke polisi Situbondo. Kepada polisi, Usman mengaku bukan ia sendiri yang mencicipi tubuh Heni. "Juga dengan Yoyok, Pak," katanya menunjuk kawannya sekampung. Mereka lalu ditahan. Tapi polisi melihat gelagat aneh antara si pelaku dan si korban karena Heni hampir tiap hari menjenguk Usman membawakan makanan. Lebih dari itu, eh, mereka sering berbisik mesra sambil meremas tangan. Sedangkan Yoyok hanya menonton. Kepada polisi, Usman mengaku jatuh cinta pada Heni. Begitu pula sebaliknya. "Saya sudah lama cinta pada Usman," tutur Heni kepada Zed Abidien dari TEMPO. Oleh ulah anaknya itu, Kusnadi mau tak mau menghubungi orang tua Usman. Apa boleh buat: muda-mudi itu pun dikawinkan saja. Bagaimana dengan status tahanannya? Kusnadi lalu mencabut pengaduannya. Polisi setuju. Sebab, berdasarkan visum dokter, tidak ditemukan bukti pemerkosaan pada diri Heni. Ini berarti si cewek telah melakukan hubungan intim -- jauh sebelum kasus yang diadukan -- entah dengan siapa. "Laporan pemerkosaan itu lemah," kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Situbondo, Mayor Awang Anwaruddin. Jadi, ketika pengaduan dicabut, "Ya, tersangka harus dibebaskan demi hukum," kata Awang. Akhirnya, Usman mengawini Heni meski akibat laporan Heni ia harus menginap 14 hari di tahanan. "Ini yang namanya nasib, Pak," kata Usman yang hanya protolan SD kelas dua itu. Adapun Yoyok, yang juga pengangguran, mengaku tak pernah ikut menggagahi Heni. Waktu itu ia diajak Usman menemui Heni. Ketika Usman membawa Heni ke tepi sungai, Yoyok disuruh menunggu di kejauhan agar bisa memberi kode kalau ada orang. Tapi, dalam laporan pada polisi, Heni bilang Yoyok ikut mengusiknya. Lalu, ia mengarang cerita yang bikin repot polisi tadi, boleh jadi sekadar perangkap, sebab menurut visum ia mengidap kuman gonorrhoae (GO). Oho!Ed Zoelverdi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini