Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

M Taufik Sebut Anies Baswedan Berpeluang Besar Diusung jadi Capres

M. Taufik, yang baru dipecat dari Partai Gerindra, menilai Anies tidak akan merugikan partai politik yang mengusungnya di pilpres 2024

8 Juni 2022 | 08.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus senior Gerindra, M. Taufik, resmi dipecat dari partainya pada Selasa, 7 Juni 2022. Dalam konferensi pers menanggapi pemecatannya, Taufik blak-blakan mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menjadi presiden 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Taufik menuturkan peluang Anies Baswedan maju di Pilpres 2024 terbuka lebar mengingat statusnya yang bukan kader partai politik tertentu. Kondisi ini membuat pencalonan Anies bakal memberi dampak elektoral kepada tiap partai yang mengusungnya, sehingga tidak ada yang dirugikan.

 

“Anies kan tidak ada partainya. Kalau Anies ini kan bebas. Peluangnya besar menurut saya,” tutur Taufik di Iceberg Pizza and Gelato, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 7 Juni 2022.

 

Taufik mengatakan ia bakal meminta partai-partai politik untuk mengusung Anies. Dia menyatakan siap membantu menaikkan elektabilitas Anies. “Insya Allah partai nanti tertarik.”

Taufik menjelaskan pula alasan mengapa mendukung mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu untuk menjadi calon presiden 2024. Menurut dia, semua orang sudah tahu bagaimana rekam jejak Anies di DKI Jakarta.

 

“Saya kalau kita dorong menjadi pemimpin nasional Insya Allah berubah ini bangsa. Kami sudah tahulah rekam jejaknya Pak Anies,” kata M. Taufik.

 

Dipecat dari Gerindra

 

Wakil Ketua Majelis Kehormatan Partai Gerindra Wihadi Wiyanto membeberkan sejumlah alasan partainya memecat M. Taufik.

 

Wihadi menyebut alasan pemecatan Taufik di antaranya karena Taufik dinilai tidak loyal kepada partai dan melakukan manuver-manuver yang menunjukkan ketidaksetiaannya pada partai.

Salah satu alasan, Taufik berkali-kali secara terbuka menyampaikan keinginan mundur dari Gerindra. "Bukti tidak loyal lainnya, saat dia menjabat Ketua DPD, kantor DPD DKI tidak ada. Dan juga pada saat Pilpres DKI Jakarta, itu kalah. Nah, kemudian juga ada beberapa kasus korupsi yang masih berjalan prosesnya dan diperiksa oleh KPK," ujar dia.

 

Baca juga:

 

Moh. Khory Alfarizi

Moh. Khory Alfarizi

Menjadi wartawan Tempo sejak 2018 dan meliput isu teknologi, sains, olahraga hingga kriminalitas. Alumni Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, program studi akuntansi. Mengikuti program Kelas Khusus Jurnalisme Data Non-degree yang digelar AJI Indonesia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus